Cinta Tanpa Hiatus

danbo-galau
gambar diedit dari sumber asli

Cinta. Sebuah kata yang sudah seringkali saya dengar, baca, bahkan mengucapkannya. Namun demikian, saya masih saja tidak mampu untuk  mendefinisikan apa makna hakiki di balik kata itu. Maka saya akan mengartikan kata “cinta” sebagai cinta. Itu jauh lebih mudah.

Hiatus. Kata yang masih asing di telinga saya. Mungkin satu atau dua kali saya pernah membaca atau mendengar kata tersebut. Secara sederhana, hiatus bisa diartikan berhenti, baik sejenak atau dalam kurun waktu tertentu.

Lantas bagaimana jika kata “cinta” dan “hiatus” disandingkan lalu mengapit kata “tanpa” di antara keduanya? Cinta tanpa hiatus. Begitulah rangkaian kata yang tercipta. Rangkaian kata yang mungkin bisa diartikan menjadi cinta yang tak pernah berhenti walaupun sejenak.

Apakah cinta seperti itu dimiliki oleh sepasang kekasih? Sepertinya tidak. Cinta keduanya kadang terhenti sejenak ketika muncul di dalam hati mereka rasa kesal satu sama lain. Perhatian, yang mungkin merupakan salah satu wujud cinta, berubah menjadi rasa cuek ketika salah satu di antara mereka berbuat kesalahan kepada yang lain.
Seperti itu pula kiranya cinta sepasang suami-istri. Riak-riak gelombang yang menyapa bahtera yang mereka tumpangi terkadang membuat cinta keduanya berada dalam sebuah jeda. Kalimat cinta mereka terhenti sejenak sebab ada tanda koma. Memang tak lama, tetapi ada.

Apakah cinta seperti itu dimiliki oleh seorang ibu kepada buah hati? Mungkin saja. Cinta ibu adalah cinta yang dikatakan paling tulus. Cinta yang tak pernah pudar. Cinta dan kasih sayang seorang ibu diumpamakan ibarat matahari yang selalu menyinari dunia. Cinta yang tidak pernah habis. Selalu memberi tanpa mengharap kembali.

Tapi nyatanya, dunia ini tidaklah selamanya siang. Sinar matahari tidak selalu hadir. Malam akan datang menghapusnya. Begitulah kiranya cinta dari seorang ibu. Terkadang ada jeda di dalamnya. Terkadang ada sedikit rasa kecewa yang menggoreskan noda di atas lembaran cintanya.

Lantas siapa yang memiliki cinta tanpa jeda?

Cinta tanpa hiatus hanya dimiliki oleh Sang Pencipta rasa cinta itu sendiri dan yang menghadirkan rasa tersebut di dalam jiwa-jiwa makhluk yang bernyawa. Cinta Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada makhluk-Nya tidak pernah berhenti. Tanpa jeda. Tanpa koma. Sempurna.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” [QS. Ar-Ruum : 21]

“(yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku. Dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku. Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku.” [QS. Asy-Syu’araa : 78-80]

Dan pada kenyataannya, sebaik atau seburuk apa pun tingkah laku manusia di muka bumi, makhluk-Nya yang bernama matahari masih hadir di setiap fajar, udara masih bebas untuk dihirup, jantung dan paru-paru di dalam tubuh masih tetap bekerja tanpa henti. Itu hanyalah sebagian cinta-Nya yang tanpa henti.

Seseorang yang bertingkah laku buruk tetapi masih mendapatkan limpahan kebaikan dari Allah,  itu artinya masih ada kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik. Jika dirinya mau berpikir. Seseorang yang bertingkah laku baik dan terus mendapatkan limpahan kebaikan dari Allah,  itu artinya masih ada kesempatan baginya untuk terus bersyukur agar menjadi sosok yang lebih baik lagi. Jika dirinya mau berpikir.

Wallaahu a’lam.

*********

Sebenarnya, tulisan di atas saya mau ikutkan ke dalam GA bertemakan “Cinta Tanpa Hiatus”. Ide sudah ada sejak siang kemarin, tapi belum bisa saya eksekusi karena kesibukan. *sok sibuk ceritanya*. HIngga akhirnya, setelah tulisan di atas selesai, GA sudah ditutup 😀

Sepanjang siang kemarin, saya berusaha menyelesaikan sebuah tugas membuat bahan ajar yang akan disampaikan  di dalam sebuah diklat hari ini. Saya mendapatkan tugas tersebut karena saya ditunjuk sebagai salah satu pengampu materi. Karena bekerja di bidang teknologi informasi, materi yang dipercayakan kepada saya adalah soal penanganan masalah dalam penggunaan aplikasi dan sistem informasi yang diimplementasikan di instansi tempat saya bekerja. Tugas seperti inilah yang pernah saya singgung dalam sebuah kalimat yang berbunyi :

“… dalam pekerjaan seorang programmer terkumpul unsur pekerjaan yang dilakukan oleh seorang guru, dokter, dan insinyur.”

Sebenarnya ada sedikit kesalahan komunikasi saat saya diamanahkan tugas mengajar diklat ini. Sekitar seminggu yang lalu, saya menyanggupi tugas ini karena adanya kebutuhan angka kredit sebagai seorang programmer dan juga pernah menjadi tenaga pengajar dalam diklat yang namanya mirip tahun lalu.  Ternyata, begitu saya mendapat email dari panitia penyelenggara, diklatnya berbeda. Jika diklat tahun lalu itu adalah diklat petugas pelayanan yang para pesertanya adalah pegawai dengan level yang sama dengan saya, diklat kali ini adalah diklat manajemen pelayanan yang para pesertanya adalah atasan dari para petugas pelayanan, para kepala seksi alias Eselon IV.

Karena perbedaan diklat tersebutlah, panitia meminta saya membuat bahan ajar. Tanggal 10 Februari permintaan saya terima. Tanggal 11 Februari harus sudah selesai. Alhamdulillah, meski telah sekitar setengah jam dari batas pengiriman, bahan ajar tersebut akhirnya bisa selesai juga. Mungkin kemarin sore, panitia mengirim bahan ajar tersebut ke percetakan untuk digandakan dan pagi ini diberikan kepada para peserta. Sekitar pukul 10.30 nanti, mungkin saya sudah berada di depan kelas menjalankan tugas. Mudah-mudahan semuanya lancar. Aamiin.


Tulisan Terkait Lainnya :

15 respons untuk ‘Cinta Tanpa Hiatus

  1. Goiq Februari 12, 2014 / 09:13

    saya ngebayangin kalau cinta saya sama orang tua saya ada hiatus nya… durhaka banget yah pastinya..

    • jampang Februari 12, 2014 / 12:10

      Diusahakan mencintai dengan sebaik-baiknya… Sbg salah satu bukti berbakti

  2. Dyah Sujiati Februari 12, 2014 / 10:59

    Seandainya ini jadi dua postingan yang berbeda, better kayaknya

    • jampang Februari 12, 2014 / 12:12

      Sengaja… Sebagai penghubung tulisan edisi berikutnya 😀

      Blm better… Tapi udah good kan?

      • jampang Februari 12, 2014 / 12:53

        Susah emang ngomong sama orang nggak punya keyakinan 😀

      • Dyah Sujiati Februari 12, 2014 / 14:23

        Saya cuma yakin sama Allah, :p

      • jampang Februari 13, 2014 / 05:23

        alhamdulillah…..

  3. ira nuraini Februari 12, 2014 / 11:40

    1 posting 2 cerita..tak amin’i aja deh doa nya, mudah2an lancar ya saat menjalankan tugasnya… 🙂

    • jampang Februari 12, 2014 / 12:12

      Iya mbak. Karena ada kaitannya… Dipaksain terkait 😀

  4. pitaloka89 Februari 12, 2014 / 15:43

    Sambung menyambung menjadi satu itulah Indonesia.. #sing

    • jampang Februari 13, 2014 / 05:25

      bakalan jadi panjang kalau disambung-sambungin lagi 😀
      apalagi pake lirik lagu sebagai tambahan

  5. xrismantos Februari 13, 2014 / 01:21

    Jadi, keterkaitan dari dua tema tulisan ini adalah, karena sibuk bikin materi, akhirnya ga jadi ikutan GA padahal tulisan udah jadi. Gapapa mas, nikmatin aja unsur pekerjaan programmer sekaligus penulis 😀

  6. lazione budy Februari 13, 2014 / 03:04

    satu-satunya kepastian di dunia ini adalah ketidakpastian.
    begitu juga cinta.

    • jampang Februari 13, 2014 / 08:36

      satu-satu ketidakpastian di dunia ini adalah kepastian
      😀
      reply komentar koq cuman bolak-balik komen

Tinggalkan jejak anda di sini....

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s