Yang…
Hujan turun lagi
dibawah payung hitam kau berlindungYang…
ingatkah kau padaku
dijalan ini dulu kita berdua
basah tubuh ini, basah rambut ini
kau hapus dengan sapu tanganmuRatih Purwasih – Antara Benci dan Rindu
Akhir tahun, biasanya identik dengan musim hujan. Seperti itulah yang pernah saya dengar dari salah seorang guru di sekolah dasar. Kata beliau, untuk mengetahui kapan musim hujan terjadi, ingat saja nama-nama bulan yang diakhiri dengan suku kata “ber”. September, Oktober, November, dan Desember. Suara suku kata terakhir dari keempat bulan itu mirip dengan ucapan seseorang ketika menggambarkan suasana hujan . Berrrrrr!
Akhir tahun, adalah awal perkenalan saya dengan Minyu. Tepatnya Tanggal 27 Oktober 2013. Di masa-masa perkenalan tersebut sesekali kami membahas tentang hujan atau yang terkait dengan hujan. Misalnya saja tentang saya yang tidak memiliki jas hujan dan suka pulang berhujan-hujanan di atas sepeda motor. Saya lebih memilih kantong keresek daripada jas hujan. Di lain kesempatan, saya pernah mengutarakan keinginan kepada Minyu untuk hujan-hujanan di atas sepeda motor. Romantis, menurut saya. Minyu pun menyanggupi keinginan tersebut. Sesekali tidak apa-apa, katanya.
Di awal tahun ini, hujan dan gerimis masih sering menyapa bumi. Namun kesempatan untuk mewujudkan keinginan di atas belum terlaksana.
Jika hujan turun menjelang jam pulang kerja, misalnya seperti hari Rabu kemarin, pasti jalanan menjadi macet. Tak tega bila saya membiarkan Minyu berlama-lama menunggu di Slipi. Jam kerja Minyu selesai lebih cepat satu jam. Saya pun memintanya untuk pulang terlebih dahulu dengan angkot. Ternyata, jalur angkot pun macet. Saya dan Minyu bertemu beberapa ratus meter sebelum tiba di rumah.
Jika hujan turun menjelang pagi, biasanya hujan telah berhenti atau hanya menyisakan rintik gerimis saja ketika kami akan berangkat kerja di pagi hari atau kami memang sengaja menunggu hujan berhenti baru kemudian berangkat. Seperti kemarin pagi. Saya dan Minyu sedang menikmati sarapan ketika gerimis perlahan berubah menjadi hujan. Cukup deras. Untuk berjaga-jaga, saya menyiapkan baju salinan untuk kerja sementara Minyu menggunakan celana (bawahan jas hujan) untuk melindungi roknya agar tidak basah dan kotor akibat terkena cipratan hujan. Beberapa saat setelah kami menyelesaikan sarapan dan semua persiapan sudah seratus persen, hujan reda. Kami berangkat.
Di tengah perjalanan, gerimis turun lagi dan beberapa saat berubah menjadi hujan. Kami tak berhenti untuk berteduh. Saya tetap memacu “Si Eneng” di bawah siraman hujan. Mungkinkah pagi itu adalah suasana yang saya dan Minyu harapkan sebelumnya?
*****
Jaket dan pakaian Minyu basah di bagian punggung. Sementara, seluruh pakaian saya basa merata. Saya dan Minyu berpisah di Slipi.
Perjuangan menuju kantor di Kamis pagi itu ternyata lebih berat dari sebelumnya. Bukan karena hujannya, tetapi karena jalur yang saya lintasi ternyata digenangi air di beberapa tempat. Jika saya tidak salah meghitung, ada tiga genangan air yang cukup tinggi. Beberapa sepeda motor terlihat mogok setelah melewati genangan tersebut. Untuk mengejar waktu, bersama “Si Eneng”, saya membelah genangan tersebut. Bismillah…
Alhamdulillah. Kami berhasil melewati tiga genangan air tersebut. Meski akhirnya saya tiba di kantor telat sekitar tujuh menit.
*****
“Kemarin, mandi hujannya romantis nggak?” Tanya saya kepada Minyu di pagi ini sebelum berangkat.
“Romantis.” Jawab Minyu.
“Kenapa bisa romantis?” Tanya saya lagi.
“Ya berduaan di atas motor. Yang lain pada minggir!”
Tulisan Terkait Lainnya:
aku juga suka mas, berduaan naik motor hujan2…emang romantis plus syahdu menikmati hujan yang turun…
emang asyik ya, mbak 😀
so weeet…. dulu suka ujan2an bareng tuan besar, skrg ga pernaaah… wong berangkat ngantornya sendiri. saya ke arah barat, tuan besar ke arah utara 😀
yang penting kan udah merasakan, mbak 😀
dibawah payung hitam kau berlindung….
Kaya nya kalau sekarang mah iseng pakai payung hitam bang, mending payung ungu 😀
payung hitam identik dengan belasungkawa ya mas 😀
Itu dia bang, mending syair nya di ganti aja kali ya.. 😀
Biar kesannya gak sedih mulu
masalahnya itu lagu lama, mas. jadi saya nggak berani ubah-ubah 😀
Hahaha… *lirikobbiemessakh*
😀
cieee.. romantis-romantisan.. aku juga suka hujan-hujan diatas motor. tapi yah sayang, sendirian.. hahaha 😀
ceritanya begitu 😀
ya mungkin nggak lama lagi bisa berduaan
hahahha.. aminnnn.. 😀
😀
Aaaak aku gak suka motoran hujan hujan. Jd skrg pke jas hujan rapet. Dulu sih seneng. Seru gitu. Skrang maturnuwun.
Gak tau deh tar kalo uda ketemu pangeran berkuda jingkrak trus ujan2annya bareng, bakal berubah pikiran gak
😀
beda berarti dengan saya, kalau nanti… ya biar waktu yang akan menjawab 😀
kemarin saya juga telat…Alhamdulillah masih kebagian TL1..
pulangnya juga telat donk?
😀
Kalo disini kebalik mas, hujan malah sepi soalnya motor pada ngiyup 😀
nah itu dia…. makanya dijawab yang lain pada minggir 😀
seru kang, tapi tetap ati ati nyetirnya yaks… 😉
Iya mbak. Hati-hati itu harus 😀
gerimis romantis.
Gerimis aja romantis… Apalagi hujan-hujanan 😀
hujan malah gahar, ada petir. haha…
😀
Ingat awal-awal pernikahan hampir 19 thn yg lalu, pakai motor cari2 sesuatu, eh tiba2 hujan gedeee.. Nunggu mah lamaaa.. Trs nekad lah berdua hujan2an bermotor ria.. Kayanya cuma kami berdua ditengah hujan yg amat deras hehe
romantis ya teh? 😀
Dingin yg pasti mah.. Kita mah ketawa-ketawa saja, apalagi teteh di dalam jas hujan berdua kang mas.. Ngga bisa lihat apa-apa hihi
😀
apa yg mau dilihat kalau ketutupan gitu
Rambut sama tengkuknya Kangmas..hihi
😀
Jadi inget juga menerjang hujan badai demi nasi goreng. Hahahaha.
Kemaren itu hujannya memang parah.
itu romatis dan heroik, mas 😀
iyah…. lebih hebat dari sebelum2nya
Pertanyaannya: itu siapa yang motoin? 🙂
adik ipar saya 😀
Sy jg sring hujan2nan naik motor sm suami, emang romantis ya bs sambil peluk2an hehehe
Tp ya itu dia pas tiba drumah masuk angin bahkn pernah sampe meriang ;D
Kalau fisik nggak kuat, sebaikbya dihindari, mbak 😀
hujan mmg membawa keromantisan tentunya buat sepasang kekasih.. 😀
begitulah kira-kira…. asal tubuh kuat. kalau gampang sakit, sebaiknya dihindari 😀