Sebenarnya saya punya akun di beberapa social media. Facebook dan Twitter misalnya. Hanya saja saya jarang sekali menulis sesuatu yang dimaksudkan khusus untuk dijadikan status di Facebook atau kicauan di Twitter. Maka jangan heran jika ada yang menjadi kontak saya di Facebook atau follower saya di Twitter akan menemukan status dan kicauan yang hanya berupa link coretan yang saya publikasikan di blog ini.
Namun sesekali, saya menulis sebuah status di Facebook sebagai tempat penyimpanan ide sementara. Yup, menulis status di facebook adalah salah satu cara yang saya gunakan untuk mengikat lintasan ide agar tak hilang begitu saja sebelum dieksekusi menjadi sebuah coretan yang lebih panjang. Dua buah status di bawah ini adalah contoh dari ide yang saya catat sebagai status untuk kemudian saya kembangkan menjadi sebuah coretan yang lebih panjang di blog.
1. di sela-sela kemacetan, di sisi kiri jalan, berdiri seorang perempuan berjilbab hitam. manis juga.
#uhuksss
Status tersebut saya tulis pada tanggal 7 Maret 2014, selepas melaksanakan shalat maghrib. Status tersebut menggambarkan apa yang saya lihat ketika saya menjemput istri saya di daerah Slipi di sore harinya. Suasana jalan yang padat dengan kendaraan yang melaju lambat.
Di pagi hari sebelumnya, saya memberitahukan istri bahwa saya akan membuat status beroroma kontoversi di facebook. Topiknya adalah soal rumah tangga. Lebih spesifiknya lagi adalah soal rasa cemburu dan sedih yang mungkin muncul di antara suami dan istri ketika membaca status facebook dari suami atau istri masing-masing terkait lawan jenis yang bukan pasangannya.
Latar belakang kenapa membuat status tersebut adalah karena saya sering melihat status yang dibuat oleh kontak saya yang perempuan yang sudah bersuami dan kemudian saya membayangkan perasaan suaminya jika membaca status tersebut. Jika saya berada di dalam posisi sang suami, maka saya akan cemburu. Sementara saya belum melihat adanya komentar dari kontak yang merespon status tersebut yang berisi nasihat untuk mengingatkan. Mungkin mereka mengingatkan melalui pesan inbox sehingga tidak terlihat oleh kontak yang lain.
Lantas saya coba bereksperimen dengan melakukan hal yang serupa. Saya ingin tahu respon dari para kontak di facebook, jika saya yang notabene adalah seorang lelaki yang sudah beristri dan memasang status memuji perempuan lain. Namun, saya tidak boleh berbohong. Apa yang saya tulis adalah sebuah fakta. Dan kejadian di sore hari itu memberikan ide bagi saya untuk membuat status di atas.
Tak lama setelah saya memasang status tersebut, muncul sebuah komentar dari salah seorang kontak yang cukup tajam. Dian Fitria, seorang teman semasa sekolah di SMP dan SMA memberikan komentar, “haadeeuuh sempat2nya ki…. ampoon dah, cowok bgitu kaali yee…”
Dari komentar tersebut dan beberapa komentar lainnya, saya menyimpulkan bahwa status yang demikian bisa mengganggu kondisi hati pasangan. Mengapa? Sebab jika seorang perempuan yang bukan pasangan saja memberikan komentar seperti teman saya tersebut, apalagi perempuan yang menjadi pasangan hidup. Bagi lelaki, karena sama-sama memiliki hati dan rasa, mungkin akan merasakan hal yang sama namun dengan reaksi yang berbeda. Sebagai lelaki, saya cemburu. Sementara sebagai perempuan, Minyu merasa sedih.
Mungkin dari kejadian tersebut, saya akan lebih bisa menjaga diri dan menjaga hati perempuan yang menjadi pasangan hidup saya. Begitu pula sebaliknya. Hal yang sama juga mungkin bisa diambil oleh teman, kontak, dan para pembaca coretan saya di facebook maupun di blog.
Status yang hanya tiga kata tersebut saya tulis pada tanggal 28 Februari 2014. Status tersebut dipicu oleh keadaan di mana banyak para kontak saya menyebarluaskan link berita di Facebook. Jika berita tersebut berisi pengetahuan untuk menambah wawasan keilmuan, mungkin tak masalah. Namun ada kalanya berita tersebut bukanlah berupa fakta, namun hanya opini. Bermuatan tuduhan atau sangkaan dan belum disandingkan dari sumber lain. Intinya berita negatif.
Yang lebih parah lagi adalah, ketika atas sebuah berita negatif tersebut diralat oleh sumbernya pertama kali atau dari sumber lain, para penyebar link berita tersebut tidak ikut menyebarluaskan. Tidak seperti ketika berita pertama muncul. Padahal, setiap perbuatan harus bisa dipertanggungjawabkan. Secara pribadi, saya menilai perbuatan yang menyebarkan berita negatif namun tidak menyerbarkan berita ralatnya termasuk perbuatan yang tidak bertanggung jawab. Lempar batu sembunyi tangan.
Tian OT Arief, ayah dari Amazing Fay memberikan komentar, “dan sharingnya jangan sering-sering.”
Saya sepakat dengan komentar tersebut. Ibarat menyaring parutan kelapa menjadi santan, maka akan ada kotoran atau ampas yang tertinggal. Logikanya, jika seseorang bisa menyaring apa yang dibaca dan memilah-milih berita, maka dirinya tidak akan menyebarluaskan berita tersebut semuanya. Dirinya hanya akan membagikan berita atau artikel yang menurutnya baik dan juga memberikan kebaikan bagi yang membacanya.
Sejatinya, jika seseorang masih memiliki gigi (entah itu asli atau palsu) di mulutnya dan masih bisa menggerakkannya untuk mengunyah makanan sebelum ditelan, maka dirinya harus bisa pula mengunyah informasi sebelum masuk ke dalam pikirannya. Bukankah, setelah dikunyah, sisa makanan yang tidak ada lagi rasa atau hanya berupa ampas akan dibuang? Maka begitulah pula kiranya sebuah informasi yang mengandung keburukan, kejelekan, serta tidak valid harus dikunyah terlebih dahulu. Yang baik silahkan diterima dan kemudian disebarkan agar tumbuh kebaikan-kebaikan yang lain. Yang buruk segera buang agar tidak merusak pikiran dan hati dan tidak perlu disebarluaskan.
Sepakat?
*****
Artikel ini diikutkan dalam Giveaway Blogger Dengan Dua Status di BlogCamp.

Tulisan Terkait Lainnya :
- Seleksi Teman Ngeblog
- Tetap Berkarya Tanpa Mengikuti Aliran Sesaat
- Laporan Tahunan Blog Jampang – 2015
- Berekspresi, Berbagi, dan Mencari Rezeki
- Cara Mengubah Tampilan Halaman Depan Blog
- Nyaris Stress Gegara Diancam WordPress
- Ketika Menjadi Blogger Adalah Pilihanku
- Saring Sebelum Sharing (Part 2)
- The Liebster Award : Dariku Untukmu
- [Sejatinya Belum] Tujuh Tahun
cakeeep… aku juga karang nyetatus.. duluuuu banget sering, tapi isinya cuma guyonan 😀
terima kasih.
BTW, mbak lihat postingan ini di reader nggak? koq di reader saya nggak muncul yah? tulisan ini sama tulisan sebelumnya
liat kok..malah 2 munculnya 😀
reader saya yang aneh kalau begitu 😀
terima kasih
Edaaa…! Sainganmu, niiihhh…! Hahaha….
kan saya duluan yang bikin 😀
Hahaha, iya deh iyaaaa…. 🙂
jadinya malah nambah saingan 😀
Huaaa…iyaa…saingan berat.. banyak jg lainnya. Nulisnya seriiuuus..lha aku maen2 x_x
Jangan ngomong berat donk. Sensitif soalnya nih 😀
bener mas, tulisannya ok
terima kasih, mas 😀
pantesan kalau dipanggil panggil pakai twitter gak denger. hehehe
jangan dipanggil… di-mention donk, pasti muncul notifikasi di email 😀
Haha… Kalau tidak salah sudah pernah beberapa kali.
masa sih? kok nggak muncul notifikasinya di email.
bingung deh
Iya..seger juga dan ada ide terus ya dr status jd tulisan, krn dr komentar2 itu kita bisa tahu isi kepala ornag lain
iya, teh bisa nambah ide tulisan yang sebelumnya udah ada
status di FB untuk blog dan twitter saya juga berisi link tulisan blog.
kalau saya beri komen status pertama di tulisan ini: ‘ketemu obat cuci mata ya mas’ 😉
sukses di GA-nya.
cuci mata…. 😀
terima kasih, mbak
Saya jg sering pake twitter buat nampung ide, terutama kalau sedang males buka laptop. Karena, twitter kan bisa diakses lewat hape, jd lebih praktis. Hehe..,
wah, sama donk kalau begitu, mbak 😀
Saya sekarang ga pernah update status. huhuhu. Jadi ga bisa ikutan giveaway ini. Huhuhu.
status yang lama juga bisa kali, mas. kan nggak ada batas status sampai kapan 😀
saring sbelum di sharing… ah..setuju banget lah.. gak semua mesti diumbar di jejaring sosial..
iya…. betul, mbak
Terima kasih atas partisipasi sahabat
Segera didaftar
Keep blogging
Salam hangat dari Surabaya
terima kasih, pak dhe
Sejak ada bbm kok rasa nya makin jarang orang nyetatus di Fb ya, bahkan aku dah 2 th lebih jarang buka fb.
bagi sebagian orang mungkin begitu. bagi yang lain beda lagi 😀
saya yang nggak punya BB ya… masih suka bikin status FB meski jarang-jarang 😀
boleh jujuga
sejak punya blog, dan blog walking jadi males buka FB…
sesekali saya masih buka…. apalagi buka dari HP, bisa leih sering. meskipun jarang komen dan bikin status
Saya nggak punya facebook maupun twitter.
Tapi sy punya google plus. Peruntukannya untuk nyampah! Ahaha!
Untuk tulisan yang kebanyakan nggak penting. Dan sekedar melegakan hati.
saya juga punya google plus. tapi jarang ditengok dan isinya juga sama share link blog 😀
Waha, kontoversi dari status pertama memang akan memancing kecemburuan, mas. mak jleb. eh jadi, lain kali sebelum sharing status akan di saring dulu yah, mas. asek. hhihihi. Sukses tuk GAnya 🙂
terima kasih, mas 😀