
Saat ini, saya masih tinggal di rumah orang tua. Letaknya di dalam gang kecil yang dahulu sering dikenal dengan sebutan MHT, inisial nama dari salah seorang pahlawan nasional. Mobil tak bisa masuk. Jika ada dua orang pengendara sepeda motor berjalan berlawanan arah, maka salah seorang di antara keduanya harus menghentikan sepeda motornya dan mempersilahkan pengenda lainnya untuk berjalan lebih dahulu.
Meskipun kecil, jalan di depan rumah orang tua saya itu hidup. Hidup dalam artian banyak dilalui orang termasuk oleh para pedagang. Para pedagang tersebut ada yang berjalan kaki dengan menenteng barang dagangan semisal pedagang kue keliling, berjalan kaki dengan membawa gerobak semisal tukangΒ sate,
menggunakan sepeda seperti tukang bakwan malang, ada pula yang menggunakan sepeda motor seperti pedagang air isi ulang.
Para pedagang tersebut memiliki cara khusus untuk menarik perhatian para calon pembeli. Ada yang menggunakan alat bantu yang menyerupai kentongan, semisal tukang bakwan malang. Ada yang menggunakan alat bantu berupa piring dan sendok yang dipukul-pukul seperti tukang siomay. Ada yang menggunakan teriakan khas, semisal tukang kue, tukang sate, dan tukang roti.
Di tahun 2012, saya pernah membuat postingan yang bercerita tentang tukang cobek yang melakukan inovasi teriakannya. Sambil membawa dagangan yang cukup berat, tukang cobek tersebut berkeliling dengan berteriak “Cebok Cobek Bebek Bek Bek Bek!”
Ternyata, cara tukang cobek tersebut ditiru juga oleh tukang roti keliling yang hampir tiap malam, beberapa saat selepas adzan isya, lewat di depan rumah. Awalnya teriakan tukang roti tersebut biasa saja.
“Roti! Roti!”
Beberapa waktu kemudian, inovasi teriakan si tukang roti terjadi. Teriakannya berubah.
“Roti empuk! Roti empuk!”
Tak sampai di situ, teriakan si tukang roti pun berubah lagi. Beberapa malam yang lalu, saya mendengar si tukang roti tersebut berteriak dengan gaya baru.
“Roti tanpa tulang!”
Semoga dengan inovasi teriakan baru itu, semakin banyak pembeli dan semakin bertambah rezeki si tukang roti.
Semoga, saya dan anda juga bisa menemukan inovasi-inovasi baru untuk meningkatkan kwalitas kehidupan kita di dunia ini sebagai bekal untuk kehidupan di akhirat kelak.
Aamiin.
Tulisan Terkait Lainnya :
- Cebok Cobek Bebek Bek Bek Bek!
- Evolusi Para Penjemput Rezeki
- Tiga Kisah Di Suatu Hari Minggu
- Masa Kecilku Dan Para Pedagang Kecil
- Bukan Karena Soto Mie
Hahaha… roti tanpa tulang? >>> ngakak π
yang penting dia nggak bohong π
Hahahahahaha
kreatif alhamdulilah depan rumah juga jalur utama jadi sering banyak lalu lalang penjaja makan dengan ciri khasnya masing masing tapi mereka sudah pakai audio atau media.
kecuali tukang sayur dan 1 lagi baru dan suami aku selalu bilang ” kasian ya mah ”
kita pernah beli namun jujur kita tidak butuh, yaitu tukang REMOTE…
kalau yang pakai audio juga ada, mbak. tukang roti yang lain, tuka es krim π
sepertinya bole juga kali yah beli remote, soalnya remote tv di rumah rusak
hahah
di jakarta (selatan) dulu jaman masih disana, ada pedagang roti yang pake rekaman orang buat teriak2 ROTI ROTI
tapi yang lucunya yang ada di suara tersebut ngucapin R nya aja nggak jelas, kaya R ucapan inggris
π
jadi kaya orang bule donk yang jualan
hahaha…roti tanpa tulang…?
salut…salut, dapat aja ide nya…
iya, bang
itu si tukang roti teriaknya begitu π
haha ada-ada aja mas tukang rotinya π
nggak tahu nanti akan gimana lagi teriakannya
jadi pengen makan roti… π
silahkan…. beli sendiri π
kalo di rumah mama ada tuh tukang jualan alat2 kebersihan gitu, teriaknya ayo dibeli sapunya, berhadiah motor, ambil sendiri tapi di dealer..ato celetukan2nya yg lain..
iya, macem-mace gaya orang jualan buat menarik perhatian konsumen.
dulu ada tukang tape uli pikulan teriakannya ” tape uli, udah cape nggak ada yang beli”
kalau itu juga pernah denger ceritanya, bund.
kalo tukang roti di rumah dari dulu saya msh sekolah sampe sekarang teriaknya “boti … boti … bottt”. Dengan ciri itu org2 jd kenal n langganan termasuk saya, sampe2 pernah ada tukang roti lain yg ikutin teriakannya.
bukannya botti botti…. bottariiii…
π
lain lagi penjualnya yah
π
tukang rotinya saudaraan kali yah … π
hmmm bisa jadi π
hahhaa… invovasi yg menarik dan beda dari yg lain selalu lebih menarik
iya teh. enggak tahu nanti bakalan ada lagi inovasinya apa nggak π
Roti tanpa tulang, diharapkan yang dengar langsung penasaran,
trus langsung manggil π
iya uni π
Wkwkwkk,… lucu juga tukang rotinya π
iya mbak π
ha ha ha … memangnya ada roti yang bertulang, Bang? he he he …
ya nggak ada. tukang rtinya nggak bohong
betul juga, ya … tukang rotinya tidak bohong …
bisa jadi besok si tukang roti teriak, “Roti tanpa tanduk, roti tanpa tanduk.” he he he …
π
Bisa jadi… Meski kemungkinannya kecil, kang
Waaaahhhhhh mereka pasti memutar otak sebelum berinovasi semacam ini.
Kira2 mereka bakalan ketawa2 sendiri apa enggak ya sebelum mengeksekusi ide “inovasi”-nya? hehehhehhee
Lucu & kreatif! Slut untuk mereka
kurang tahu pada ada semacam uji cobanya, mbak π
Aamiin… btw foto tukang rotinya bagus.. π
itu saya dapat hasil googling. π
Hehe, besok ganti lagi. “Roti saya bundar! Roti saya bundar! Kalo tidak bumdar bukan roti saya!” π
π
kalau sudah begitu, tukang rotinya bisa alih profesi jadi pelawak, mas
roti yang pake tulang kayak apa ya?
Nggak ada kayanya π
hahaha.. koplak tuh tukang roti, aja-aja ada :v
Namanya juga usaha π
Ga aneh emang bgtu tkg Roti mah
iya yah? π