
“Sial!” umpat Anthony sambil mengambil ancang-ancang untuk menendang pintu di hadapannya. Namun urung dilakukannya. Anthony tak mau menerima hukuman lebih berat lagi dari Pak Naibaho, guru kimia yang terkenal killer di SMA Purnama.
Di luar kelas, Anthony melempar pandangannya ke seluruh lorong sekolah. Sepi.
Tiba-tiba, Anthony melihat seorang siswi berjalan di lorong sekolah. Siswi itu berhenti di depan deretan loker berwarna coklat. Entah apa yang dilakukannya. Tak lama kemudian, siswi itu melangkahkan kakinya kembali.
Pandangan mata Anthony tak terlepas sedetik pun dari gerak-gerik siswi tersebut. Pandangannya seperti tersihir oleh kencantikan wajah siswi itu ketika melintas di hadapannya. Siswi itu terus melangkah tanpa menoleh sedikitpun ke arah Anthony, seolah-seolah tak ada siapapun di lorong sekolah itu.
“Sombong sekali!” kembali Anthony mengumpat sambil terus memandang siswi tersebut yang melangkah menuju perpustakaan sekolah.
Siapa dia? Sepertinya aku baru melihatnya hari ini. Apa dia siswi baru sini?
Untuk menjawab pertanyaan itu, Anthony segera mendekati loker yang tadi dibuka oleh siswi yang membuatnya penasaran. Sebuah nama yang terasa asing dilihatnya tertera di loker berwarna coklat itu.
Aileen. Aku baru tahu jika ada siswi di sekolah ini yang bernama Aileen. Daripada bengong di sini, sebaiknya aku susul dia.
Anthony tak menemukan siapa-siapa di dalam perpustakaan meskipun sudah menjelajahi semua sudutnya kecuali Pak Nanang, penjaga perpustakaan, yang sedang duduk di meja kerjanya. Di salah satu meja, Anthony melihat sebuah album kenangan sekolah tergeletak begitu saja. Sepertinya ada seseorang yang melihat tanpa mau mengembalikannya ke tempat semula.
Karena tak menemukan yang dicari, Anthony akhirnya duduk dan membuka buku “Album Kenangan SMA Purnama Tahun 1999” di hadapannya.
Anthony mulai membuka halaman demi halaman buku tersebut. Satu per satu.
Kedua mata Anthony tiba-tiba terbelalak ketika melihat sebuah foto dengan nama “Aileen Nathania” di bawahnya. Wajah di foto itu mirip sekali dengan wajah siswi di lorong sekolah tadi.
*****
297 Kata untuk MFF Prompt #57 – Di Lorong Sekolah
.
Baca Juga Prompt Lainnya :
- [Prompt#135] Pacar Sesaat
- [Prompt#121] Kutu-Kutu Hendak Menjadi Kupu-kupu
- [Prompt#120] Hanya Sejengkal
- [Prompt#119] Perbedaan
- [Prompt#118] Perjumpaan Kembali
- [Prompt#117] Senyum Ibu
- [Prompt#116] Lidah Perempuan
- [Prompt#115] Sayap yang Patah, Hati yang Terbelah, dan Jaring Laba-laba yang Lemah
- [Prompt#114] Ada Apa Dengan Cintana?
- [Prompt#113] Adin dan Sani
Hehehe unexpected ending
iya, mbak. salah satu ciri dari flash fiction memang begitu. ending yang tak terduga 😀
Wow seremmmm 😀
nggak terlalu serem koq 😀
Menyimak om 😀
silahkan 😀
Kurang nendang mas, seremnya….
masukan loooo ya 🙂
iya, mbak. memang nggak terlalu seram koq. apalagi kejadiannya kan di siang hari, bukan malam hari 😀
errrrr horor. salah waktu baca -_-
nggak kebawa mimpi, kan? 😀
Ngga tidur sampe setengah 3 😀
walah…. begadang rupanya. lah ini udah bangun apa blum tidur juga?
Lagi tidur nih 😀
wih… si Jun, tidur sambil nulis komen. #dibahas *dimarahin mas Jampang karena OOT*
😀 udah lama nggak ada yg OOT di tempat saya, mbak
hantu atau alumni?
hmm… alumni yang jadi hantu 😀
Bagus, Sejak awal sudah terkesan horor
terima kasih, mbak
saya kok sudah menduga endingnya ya…. hehehe…
Hebat kalau begitu 😀
hihi, soalnya lupa lupa ingat pernah baca cerita semacam itu….
ooo… begitu 😀
eeee…. si mbak nya ngeluyur… 😀
Begitulah. Mungkin mau menyampaikan sesuatu 😀
Anthony ketemu hantu cantik.. 🙂
Bang, aku sering kepleset. Nama “Aileen” kebaca jadi “Alien” mulu..haha 😀
iya… ceritanya begitu. tapi tetep aja… takut. namanya juga hantu di siang bolong
😀
emang nama yang aneh. boleh nemu hasil googling
sepertinya hantu itu muncul begitu saja ya, tanpa ada alasan yang jelas. lalu, buku kenangan tahun 1999 (aku menebak cerita ini bersetting masa kini) yang memuat foto si hantu rasanya terlalu kebetulan. 🙂
Iya. Nggak ada keterangan. Mau ditambahin bahwa hantu itu adalah korban kerusuhan 1998 udah nggak tempat 😀
hehehe.
😀
bagus mba, endingnya ga disangka 😀
ko jadi mba sih, tadi ngetiknya bang deh kenapa munculnya mba yah 😛
maksudnya bagus bang, endingnya ga disangka 😀
😀
iya… gpp, mbak.
cuma masih ada yang bolong menurut tim penilai
terima kasih…. tapi… ada yang aneh 😀