Yang Hadir Tak Berdzikir, Yang Shalat Tak Mengingat

Mereka datang berpasangan. Mereka selalu hadir, ketika fajar belum menampakkan matahari di ufuk timur, ketika matahari sudah melakukan separuh perjalanannya, bahkan ketika matahari bersembunyi di ufuk barat dan meninggalkan salah satu sisi bumi dalam kegelapan.

Rupa mereka tak hanya satu macam. Mereka memiliki bentuk, warna, kwalitas, dan harga yang beraneka ragam. Satu kesamaan di antara mereka adalah, bergerak dan berhenti dalam diam. Tak ada kata yang terucap dari mulut-mulut mereka terbungkam. Atau mungkin dzikir mereka tak terdengar oleh telinga-telinga yang dimiliki oleh jiwa-jiwa yang kelam.

Mereka adalah para sandal dan sepatu yang mengantarkan pemiliknya dari rumah masing-masing menuju masjid atau mushalla untuk melaksanakan shalat berjama’ah. Mereka bertugas untuk melindungi kedua kaki majikan mereka agar tak terkena kotoran atau benda yang akan melukai.

Mungkin sandal dan sepatu itu begitu ikhlas, sebab sebagus apapun kwalitas yang dimiliki, mereka tak pernah protes ketika diinjak kaki sang pemilik. Mungkin juga pemilik sepatu dan sandal itu yang ikhlas, sebab semahal apapun harga sandal dan sepatu yang harus merkea bayar, mereka tetap meletakkan sepatu dan sandal itu di bawah kaki-kaki mereka.

Berbeda dengan para pemiliknya yang terus melangkahkan kaki hingga melewati batas suci masjid atau mushalla, sandal dan sepatu tidak bisa turut serta. Mereka ditinggal di halaman masjid, disimpan di dalam rak, atau dititipkan kepada petugas. Cukup sampai di situ pengabdian mereka. Mereka datang bukan untuk shalat dalam rangka dzikir atau mengingat Allah Subhanahu Wa Ta’ala seperti yang diwajibkan kepada tuan mereka. Mereka punya cara sendiri untuk melakukannya.

Para pemilik sandal dan sepatu itu lalu membentuk barisan. Mereka awali rangkaian shalat dengan sebuah takbir dan menutupnya dengan ucapan salam. Selanjutnya, mereka kembali ke dunianya masing-masing.

Namun sangat disayangkan, ketika mereka meninggalkan masjid atau mushalla, mereka meninggalkan pula hakikat takbir dan salam yang mereka ucapkan di dalam shalat mereka.

Mereka mengakui kebesaran dan keagungan Sang Khaliq dalam shalat, tetapi mereka meremehkan dan menyepelekan perintah dan ketentuan yang termaktub dalam Al-quran. Sebagian dari mereka ada yang melanggar dengan kesadaran. Sebagian dari mereka menafsirkan apa yang tertulis sesuai dengan hawa nafsu yang tak terkendali.

Di penghujung shalat mereka mengucapkan salam. Sebuah janji untuk memberikan keselamatan kepada sesama manusia di sekeliling mereka, bahkan kepada semua makhluk. Namun ketika kaki mereka telah berada di luar masjid dan mushalla, janji itu menguap.

Lisan mereka tak henti berkata kasar dan berdusta hingga melukai hati dan perasaan tetangga dan kawan. Mulut mereka tak henti memakan bangkai saudara sendiri melalui ghibah yang mereka senandungkan. Tak jarang pula kidung fitnah mereka lantunkan. Tangan mereka tak segan-segan digunakan untuk melukai tubuh sesama manusia atau mengambil harta yang bukan hak milik.

Sejatinya, hakikat seorang muslim adalah yang mampu menjaga keselamatan bagi muslim lain dari segala perkataannya dan perbuatannya.

Hakikat seorang hamba adalah melaksanakan semua ibadah yang telah diperintahkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagai perwujudan hablumminallah dan mengejawantahkan nilai-nilai dari semua ibadah tersebut dalam wujud pergaulan kepada sesama muslim, sesama manusia, dan sesama makhluk sebagai perwujudan hablummunannaas.

Semoga Ramadhan kali ini memberikan pelajaran kepada kita untuk selalu menyeimbangkan hablumminallah dan hablumminannaas. Aamiin.

Wallaahu a’lam.


Tulisan Terkait Lainnya :

4 respons untuk ‘Yang Hadir Tak Berdzikir, Yang Shalat Tak Mengingat

  1. pinkvnie Juli 27, 2014 / 17:17

    Aamiin ya rabbal ‘alamiin … 🙂

  2. masdjie Juli 28, 2014 / 04:28

    Istajiblana ya Raobb.. 🙂

    • jampang Juli 28, 2014 / 05:36

      Aamiin ya rabbal ‘alamiin

Tinggalkan jejak anda di sini....

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s