Beberapa waktu yang lalu saya membaca salah satu artikel dari kumpulan artikel “Bunga Rampai” yang masih menjadi koleksi di hardisk komputer. Judul artikel tersebut adalah “Ungkapan Sederhana Untuk Istri Tercinta” yang ditulis oleh Ustadz M Fauzil Adzim yang saya peroleh dari sebuah mailing list di tahun 2005. Dari artikel tersebut kemudian muncul ide membuat coretan berjudul “Lelaki dan Ungkapan Cinta” yang sudah saya posting beberapa hari yang lalu.
Selain coretan tersebut, sebuah ide lain pun muncul terkait dengan kutipan hadits yang terdapat di dalam artikel yang sama. Kutipan tersebut merupakan kalimat yang diucapkan oleh Ummul mu’minin Aisyah Radhiyallaahu ‘anhaa yang berbunyi, “Ah, semua perilakunya menakjubkan bagiku.” Kalimat yang menggambarkan bagaimana sikap dan prilaku keseharian Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Saya mencari kutipan hadits yang lebih lengkap dan akhirnya menemukan kalimat berikut :
Ibnu Umar pernah datang kepada Aisyah Aisyah Radhiyallaahu ‘anhaa dan berkata, “Izinkan kami di sini sejenak dan ceritakanlah kepada kami perkara paling mempesona dari semua yang pernah engkau saksikan pada diri Nabi.”
‘Aisyah menarik nafas panjang. Kemudian dengan terisak menahan tangis, ia berkata dengan suara lirih, “Kaana kullu amrihi ‘ajaba. Ah, semua perilakunya menakjubkan bagiku.”
Menakjubkan. ‘Ajaba. Amazing.
Seperti itulah mungkin yang saya harapkan seperti apa diri saya sebagai seorang suami di dalam pandangan Minyu. Namun semuanya butuh proses dan waktu dalam perjalanan sebuah ibadah yang terpanjang di dalam hidup saya ini. Semoga Allah memudahkan.
Beberapa waktu yang lalu, saya membaca sebuah artikel yang berjudul “Istri Tidak Bekerja”. Saya kutipkan isi artikel yang saya maksud dari sumbernya sebagai berikut :
Seorang suami mengeluh karena merasa capek… capek, dan capek. Ia terlalu capek bekerja sendirian dan ingin agar isterinya membantu mencari nafkah. Sebab selama ini menurutnya, ia merasa isterinya itu tidak bekerja dan tidak berguna karena tidak bisa menghasilkan pemasukan tambahan. Hingga akhirnya sang suami pergi berkonsultasi dengan seorang psikolog.
Berikut ini tanya jawab antara seorang suami (S) dan Psikolog (P).
P : Apakah pekerjaan Bapak?
S : Saya bekerja sebagai akuntan di sebuah Bank.P : Isteri Bapak?
S : Dia tidak bekerja. Hanya ibu rumah tangga saja.P : Setiap pagi siapa yang menyediakan sarapan?
S : Isteri saya yang menyediakan sebab dia tidak bekerja.P : Jam berapa isteri bangun untuk menyediakan sarapan?
S : Sebelum Subuh dia sudah bangun karena sebelum membuat sarapan dia beres-beres rumah dulu dan juga mencuci pakaian.P : Anak-anak bapak ke sekolah bagaimana?
S : Isteri saya yang mengantar sebab dia tidak bekerja.P : Selepas mengantar anak-anak, apa yang selanjutnya isteri Bapak lakukan?
S : Pergi ke pasar, kemudian kembali ke rumah untuk memasak dan membereskan jemuran. Isteri ‘kan tak bekerja.P : Petang hari selepas Bapak pulang ke rumah, apa yang Bapak lakukan?
S : Beristirahat, karena seharian saya capek bekerja.P : Lalu apa yang isteri Bapak lakukan?
S : Mijitin badan saya yang pegel-pegel, Sediakan makanan, melayani anak, menyiapkan makan untuk saya dan membereskan sisa-sisa makanan dan bersih-bersih lalu lanjut menidurkan anak-anak.P: Pak.. coba perhatikan, Menurut Anda siapa yang lebih banyak bekerja? Rutinitas seharian isteri Anda dimulai dari sebelum pagi hingga lewat malam. Tapi masih juga dikatakan tidak bekerja? Ibu Rumah Tangga memang tidak memerlukan segulung ijazah, pangkat atau jabatan yang besar, tetapi peranan ibu rumah tangga sangatlah penting Pak! Dari sini, justru istri Anda yang lebih banyak bekerja daripada Anda sendiri.
Degh!!! Seperti tertohok oleh pernyataan psikolog, si suami menyadari kalau anggapan dia selama ini keliru dan salah besar. Ia jadi terharu akan kerja keras istrinya. Ia langsung berpamitan pulang dan buru-buru menemui istrinya untuk meminta maaf dan memeluknya sambil mengungkapkan kata sayang. [sumber]
Istri yang tidak bekerja dan tidak menghasilkan uang, dipandang dari satu sisi mungkin tidak memiliki peran apa-apa di dalam keuangan sebuah rumah tangga. Namun jika dilihat dari sudut pandang yang lain, peranan istri seperti yang diceritakan di dalam artikel di atas sungguh sangat mengagumkan.
Mungkin berangkat dari hadits dan artikel di atas, saya akan mencoba untuk menjadi pribadi yang menakjubkan di mata seorang istri. Namun sebelum hal tersebut masih dalam proses panjang, mungkin ada baiknya saya mencatat hal-hal yang menakjubkan yang saya dapatkan di dalam diri seorang Minyu. Bukan. Bukan hal yang besar yang membuat saya atau seseorang merasa takjub. Hal-hal yang terlihat kecil atau terkesan sepele, bisa menjadi hal yang menakjubkan jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda.
Catatan-catatan tersebut nantinya akan saya kelompokkan dalam tulisan “Amazing Minyu”. Mungkin dari tulisan-tulisan itu nanti, saya bisa juga menjadi seorang suami dengan pribadi yang menakjubkan, amazing, ‘ajabaa, di mata Minyu.
Tulisan Terkait Lainnya :
amin mas. moga jadi kenyataan apa yang diharapkan mas sebagai suami.
terima kasih doanya, mas
Memang pekerjaan ibu rumah tangga adalah pekerjaan yang paling mulia dan berat rasanya 1 hari 24 jam itu tidak cukup.
iya mbak, makanya di dalam islam disetarakan dengan jihadnya kaum lelaki di medan perang
Kirain tadi mau nulis tentang mba minyu. Hoho
oya kalau menurut saya wanita yang memutuskan full di rumah itu amazing karena mau mengalahkan egonya untuk bisa menghasilkan uang sendiri. Apalagi bagi mereka yang udah biasa kerja. Luar biasa banget pasti rasanya ninggalin kerja
ini cuma pembuka aja mbak. berikutnya mungkin 😀
insya Allah
Suami dan ayah yang amazing. Semoga.
Aamiin 🙂
aamiin. terima kasih doanya 🙂
Sami-sami 🙂
😀
Bisa dicontoh nih 😀
silahkan jika memang baik 😀
Insya’Allah, makasih 🙂
😀
semoga,
memutuskan dirumah aja bagi wanita yang biasa bekerja, berat.
pekerjaan IRT itu tidak semudah kata-kata,’dirumah aja’
sukses menaklukkan hati minyu 🙂
insya Allah, uni 😀
aseeeekkk 😀
apanya yang aseeek? 😀
kalau saya sih milih keduanya, irt plus bantu usaha suami (marketing online)
ya mungkin bisa juga nanti Minyu seperti itu 😀
oo jadi habis lahiran mau rencana resign ya mbak minyu-nya
sudah resign dari kemaren2, mbak. ini ceritanya :
https://jampang.wordpress.com/2014/05/21/resign-akibat-keganasan-lelaki/