Kesempatan : Yang Hilang dan Yang Datang

sumber
sumber

Bicara tentang kehilangan, akan ada cerita kesedihan di dalamnya, akan ada kisah luka yang menyertainya. Namun seiring perjalanan waktu, maka kesedihan itu akan sirna dan luka itu akan sembuh, bersamaan dengan banyaknya pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa kehilangan tersebut.

Dalam coretan ini, saya akan bercerita tentang kehilangan sebuah kesempatan yang kemudian berganti dengan kedatangan sebuah kesempatan serupa di lain masa.

Tak lama setelah pernikahan pertama di penghujung tahun 2005, posisi saya sebagai seorang suami akan bertambah menjadi seorang ayah. Saya akan memiliki seorang anak. Perempuan. Saat itu saya sangat bahagia. Sungguh.

Namun perlahan, kebahagiaan yang saya rasakan memudar. Sebuah kabar buruk saya terima tentang bagaimana kondisi dede bayi di dalam kandungan. Hasil USG yang dilakukan oleh dokter menyatakan bahwa terdapat beberapa kelainan yang dialami dede bayi. Salah satu bilik dan serambi jantungnya berlubang. Di dalam paru-parunya terdapat asites, cairan yang menggangu pertumbuhannya.

Selama di dalam kandungan, dede bayi masih bisa bertahan. Tetapi setelah lahir, dirinya akan berjuang seorang diri. Besar kemungkinan, dirinya tidak akan mampu. Dan itulah yang terjadi. Putri saya, yang kemudian diberi nama Syifa Khairunnisa, hanya bisa bertahan selama kurang lebih lima jam di dunia fana ini. Dia datang menjelang tengah malam untuk kemudian pergi kembali kala menjelang shubuh.

Tangis saya tak terbendung. Kehilangan Syifa berarti menghilangkan pula Kesempatan saya untuk menjadi seorang ayah. Keinginan saya untuk membelikan sebuah boneka untuknya kelak, tak bisa terwujud. Perjuangan Syifa meninggalkan kesedihan bagi saya dan orang-orang yang mengharapkan kehadirannya. Sampai Jumpa di Surga, Syifa Sayang!

Sekitar dua tahun kemudian, bulan Juni 2008, Allah memberikan sebuah kesempatan lagi untuk menjadi seorang ayah. Tanggal 2 Juni 2008, telah lahir seorang bayi laki-laki yang kemudian diberi nama Syaikhan Muhammad Azzamy. Alhamdulillah, Syaikhan lahir dalam keadaan sehat dan tumbuh menjadi anak laki-laki yang lucu dan menggemaskan. Kebahagiaan kembali saya rasakan. Kesempatan menjadi seorang ayah kembali datang.

Namun kesempatan untuk menjadi seorang ayah yang bisa selalu membersamai pertumbuhan Syaikhan setiap harinya tidak berlangsung lama. Mungkin kurang dari tiga tahun. Kesempatan tersebut hilang seiring dengan gelombang yang memporak-porandakan bahtera rumah tangga yang saya jalani. Rumah tangga yang saya bina selama kurang lebih lima tahun bubar bersama kisah romatisme yang pudar. Rasa kurang bersyukur dan tak mau bersabar mungkin menjadi pemicu terjadinya perceraian  yang saya alami.

Akibatnya, saya tak bisa lagi membersamai Syaikhan setiap harinya. Pertemuan kami kemudian hanya berlangsung selama dua minggu dalam sebulan, lalu menjadi sehari dalam sebulan ketika Syaikhan sudah masuk sekolah.

Pupus sudah kesempatan saya untuk selalu menemani Syaikhan, mengajarkannya bacaan shalat dan mengaji, mengajaknya shalat berjama’ah di masjid, sesekali mengantarkannya ke sekolah, atau menemaninya belajar. Yang tersisa di antara kami saat ini adalah sebuah kenangan kebersamaan kami berdua yang saya coba abadikan di dalam blog ini. Dengan harapan, kelak ketika Syaikhan sudah bisa membaca dan menggunakan internet, dirinya akan akan membaca catatan kebersamaan kami tersebut.  Semoga saja, Syaikhan tidak membenci diri saya sebagai ayahnya dengan kondisi yang kami alami.

Kesedihan yang saya rasakan ketika terpisah dengan Syaikhan jauh lebih besar dibandingkan perpisahan dengan sang mantan. Saya tidak merasa iri dan sedih jika melihat sepasang sejoli yang sedang berboncengan di atas sepeda motor, tetapi saya merasa iri dan sedih jika melihat seorang ayah yang sedang memboncengkan anaknya di atas sepeda motor. Saya tidak merasa iri dan sedih jika melihat sepasang sejoli yang sedang berjalan bersama sambil bergandengan tangan, tetapi saya merasa iri dan sedih ketika melihat seorang ayah yang berjalan menuju masjid sambil menuntun anaknya ke masjid. Apalagi ketika di masjid, saya melihat anak tersebut bergelayut di leher sang ayah atau menaiki pundak ayahnya.

Kini, Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan kesempatan kepada saya kembali untuk menjadi seorang suami dan juga akan menjadi seorang ayah. Semua bermula ketika ibu saya menemukan pengganti tulang rusuk saya.  Saya menikah. Tiga bulan kemudian, istri saya, Minyu, hamil dan insya Allah di akhir bulan November atau awal bulan Desember 2014 akan melahirkan anak kami.

Semoga, kesempatan yang Allah berikan ini bisa saya gunakan dengan sebaik-baiknya. Menjadi seorang suami dan menjadi seorang ayah.

Pelajaran yang bisa saya ambil dari kesempatan yang hilang dan yang datang ini adalah tentang rasa syukur dan kesiapan diri.

Ketika di kesempatan pertama seseorang mendapatkan banyak kekurangan dan kesulitan, maka di kesempatan yang sama berikutnya, orang tersebut akan memiliki harapan yang tidak berlebihan dan lebih siap ketika menghadapi hal buruk yang serupa. Karena dirinya tak mengharapkan sesuatu yang berlebihan, maka ketika mendapatkan sesuatu yang sedikit saja lebih baik dari sebelumnya, maka dirinya akan merasa sangat bersyukur dan menganggap hal tersebut adalah sesuatu yang amazing, luar biasa. Sebaliknya, jika dirinya menghadapi sesuatu yang buruk di kesempatan yang kedua, maka orang tersebut tidak menganggap yang buruk itu sebagai suatu masalah yang besar.

Semoga saya selalu mengingat pelajaran tersebut.

—oOo—

Coretan ini diikutsertakan dalam Giveaway Tentang Kehilangan


Tulisan Terkait Lainnya :

40 respons untuk ‘Kesempatan : Yang Hilang dan Yang Datang

  1. kangjum September 29, 2014 / 12:02

    memiliki buah hati yang mungil memang dambaan semua orang, termasuk saya.

    semoga saja dalam persalinan nanti (november/desember) berjalan normal dan si buah hati juga dalam keadaan normal (sehat).
    amiin…

    • jampang September 29, 2014 / 12:26

      aamiin. terima kasih doanya.

  2. pinkvnie September 29, 2014 / 13:03

    Berarti klo kata orang “kesempatan itu cuma datang 1 kali” belum tentu benar ya …

    • jampang September 29, 2014 / 14:09

      ya tergantung sikon kesempatannya berupa apa. kalau panjang umur, menikah dan punya anak kan bisa beberapa kali.

      kalau penerimaan peserta yang khusus usianya adalah 25 tahun, berarti setiap orang cuma punya kesempatan sekali doank

  3. danirachmat September 29, 2014 / 13:17

    Amiiin Bang, amiiin buat doanya. Trenyuh saya bacanya…

    • jampang September 29, 2014 / 14:10

      terima kasih sudah mengaminkan, mas.

      kalau pikiran lagi terbawa ke syaikhan, sedihnya masih ada

  4. Breldine September 29, 2014 / 13:20

    Terharu saya bacanya 😦
    Semua hal pasti ada sisi positive nya, dengan pengalaman sedih yg dialami akan membuat tiap manusia lebih sabar dan kuat..
    Saya doakan juga untuk keselamatn dan kesehatan calon buat hati dan ibu nya 🙂

    • jampang September 29, 2014 / 14:10

      iya mbak. pengalaman bisa jadi pegangan dan pembelajaran untuk menghadapi masalah di kemudian hari

      terima kasih atas doanya

      • Breldine September 29, 2014 / 14:55

        Sama samaa 🙂
        kalau teringat, bisa telpon Syaikhan untuk melepas rindu hehe
        Omong omong nama anaknya keren Syaikhan :)))

      • jampang September 30, 2014 / 04:05

        mungkin bisa dicoba lagi nanti 🙂
        terima kasih.

  5. Rahmat_98 September 29, 2014 / 14:04

    Semoga diberi kemudahan dalam proses persalinannya nanti bang 🙂

    • jampang September 29, 2014 / 14:11

      aamiin. terima kasih, bang

  6. ayanapunya September 29, 2014 / 15:49

    Saya tebak nanti dede bayi yang bakal.lahir nama depannya juga S
    *nggak nyambung 😀

    • jampang September 30, 2014 / 04:06

      bisa jadi, cuma belum kepikiran nama apa. belum nyari juga seh

  7. Chrismana"bee" September 29, 2014 / 15:50

    Semoga proses persalinannya nanti lancar ya om 😀

    • jampang September 30, 2014 / 04:06

      aamiin. terima kasih, mbak

  8. Hariyanti Sukma September 29, 2014 / 16:16

    setiap peristiwa adalah guru yang terbaik yang saya rasakan
    smoga semua lancar ya mas

    • jampang September 30, 2014 / 04:07

      aamiin. terima kasih, mbak

  9. eksak September 29, 2014 / 17:35

    .salam buat Syifa di surga … Smoga bakal diganti yg lebih baik. Ada Syaikhan yg walopun terpisah, smoga bisa jadi lelaki yg sholeh dan gk lupa ama bapaknya. Ada juga dede yg masih di peyut, dede cp nm’na? 🙂

    • jampang September 30, 2014 / 04:07

      belum nyari nama 😀

  10. Tita Bunda Aisykha September 29, 2014 / 20:17

    Semoga selalu bahagia ya bang,,bersyukur, bersyukur, dan selalu bersyukur pada Allah SWT,,

    • jampang September 30, 2014 / 04:09

      aamiin. insya Allah, mbak

  11. ysalma September 30, 2014 / 04:16

    Semoga semua berjalan dengan lancar dan baik,
    Aamiin.

    • jampang September 30, 2014 / 05:11

      aamiin yaa rabbal ‘aalamin. terima kasih, uni

  12. tqrb September 30, 2014 / 04:39

    kesempatan memang nggak bisa datang untuk kedua kali nya ya mas, tapi paling asyik sih kita bisa memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan 😀

    • jampang September 30, 2014 / 05:12

      mungkin cerita di atas adalah contoh kesempatan yang Allah berikan dua kali kepada saya, mas 😀

      • tqrb Februari 20, 2015 / 12:59

        owh bgtu y mas, mantap deh 🙂

      • jampang Februari 20, 2015 / 13:52

        kurang lebih begitu 😀

  13. argalitha September 30, 2014 / 05:25

    hamil lagi yaaa? 😉 semoga tumbuh sehat kuat, pun pada sang ibu. biar nanti syaikhan punya saudara, meski beda ibu kan tetap saudar :’)
    sabaaarrr… benar kata orang, kalau sabar tentu ada saja jalan untuk bahagia

    • jampang Oktober 1, 2014 / 04:10

      hamil pertama, mbak 🙂
      aamiin. terima kasih doanya.

  14. Ie September 30, 2014 / 09:45

    saya suka nih tulisannya 😀 keren

    • jampang Oktober 1, 2014 / 04:11

      terima kasih. terima kasih 😀

  15. asmie September 30, 2014 / 14:14

    Pak Jampang dan istri memang saling melengkapi, bertemu setelah banyak pembelajaran hidup didapatkan. Semoga tetap barrakah ya, jodoh dunia dan akhirat,amiin.
    Dan untuk Syaikhan, mohon untuk tetap jadi ayah yang baik untuknya ya Pak, tidak peduli bagaimanapun keadaannya, karena saya pernah jadi Syaikhan. In My humble Oppinion.

    • jampang Oktober 1, 2014 / 04:13

      terima kasih, mbak. aamiin.

      saya akan berusaha, mbak. cuma ada pasang surutnya. dan sekarang sedang ada di titik surutnya

  16. ayu September 30, 2014 / 14:50

    menyentuh sekali ceritanya, salam kenal ya kang

    • jampang Oktober 1, 2014 / 04:15

      salam kenal juga, mbak

  17. Ryan Oktober 13, 2014 / 11:47

    moga lancar ya mas lahirannya nanti.

Tinggalkan jejak anda di sini....

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s