Aku tak mengira hal mengerikan itu terjadi padaku.
Aku terduduk di kursi di balik kubikel ruang kerjaku. Kusandarkan punggungku ke sandaran kursi. Tubuhku terasa lemah seperti tak bertenaga. Tulang-tulangku seakan lunglai dan tidak mampu menopang seluruh badanku.
Kupandangi layar handphone yang ada di dalam genggaman tanganku. Dari sanalah hal yang mengerikan yang menimpaku berawal. Kubiarkan selama beberapa saat hingga cahayanya semakin redup dan kemudian mati.
Kuletakkan handphone itu di atas meja, di sebelah kanan keyboard komputer. Kucoba untuk melupakan sejenak apa yang baru saja terjadi, mengumpulkan tenaga kembali, dan bekonsentrasi untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan atasanku hari ini.
Namun setelah kucoba beberapa kali, usahaku tak membuahkan hasil. Konsentrasiku buyar. Pikiranku semakin kalut membayangkan apa yang akan terjadi dalam hitungan waktu yang mungkin tidak akan lama lagi.
Kuambil handphoneku kembali. Kugenggam dengan tanganku. Kusentuh tombol yang berada di tengah dengan ibu jariku. Layarnya kembali menyala. Sebuah notifikasi yang sebelumnya sudah kulihat masih muncul. Aku memang belum membuka notifikasi tersebut sejak kukeluarkan handphone dari laci meja kerjaku.
Semakin lama kupandangi notifikasi tersebut, tubuhku semakin merinding karena takut dan ngeri. Ketakutan yang kurasakan saat ini jauh melebihi ketakutanku ketika menonton film-film horor Indonesia di malam Jumat. Kengerian yang kurasakan kali ini jauh melebihi kengerianku saat melihat adegan demi adegan di film SAW.
Aku bisa saja menghilangkan notifikasi tersebut. Aku juga bisa menghilangkan semua daftar penelpon yang menghubungiku dari memori handphoneku. Tetapi aku tidak bisa menghilangkan memori di tempat lain. Memori itu akan tetap ada. Sekeras apapun usahaku untuk menghapus memori tersebut, hanya kesia-siaan yang akan kudapati.
Tiba-tiba tangan kananku bergetar seiring dengan masuknya sebuah panggilan masuk ke handphoneku. Tak ada nada dering yang terdengar. Hanya getaran pelan saja. Sebab sejak pagi, aku lupa mengembalikan silence mode ke normal.
Jantungku berdetak semakin kencang ketika melihat wajah yang muncul di layar handphoneku. Di bawah wajah tersebut tertera sebuah nama, Risma Sayang. Tanganku gemetar saat akan menerima panggilan tersebut dan menempelkan handphone ke telinga kananku.
“MAS!”
Panggilan itu terdengar dengan nada sangat tinggi.
“Maaf, Ma. A…” belum selesai kalimatku terucap, suara di seberang langsung memotong.
“KE MANA AJA SIH? TAHU NGGAK SUDAH BERAPA KALI AKU MENELPONMU?”
“Iya, aku tahu. Tiga … puluh satu kali,” jawabku pelan dengan rasa bersalah. Terbayang di mataku wajah Risma dengan kulit yang memerah dan mata melotot seperti yang pernah kulihat beberapa waktu yang lalu.
—oOo—
383 Kata Untuk Monday Flash Fiction Prompt #66 : Hal yang Mengerikan
Baca Juga Monday Flash Fiction Prompt Lainnya :
- [Prompt#135] Pacar Sesaat
- [Prompt#121] Kutu-Kutu Hendak Menjadi Kupu-kupu
- [Prompt#120] Hanya Sejengkal
- [Prompt#119] Perbedaan
- [Prompt#118] Perjumpaan Kembali
- [Prompt#117] Senyum Ibu
- [Prompt#116] Lidah Perempuan
- [Prompt#115] Sayap yang Patah, Hati yang Terbelah, dan Jaring Laba-laba yang Lemah
- [Prompt#114] Ada Apa Dengan Cintana?
- [Prompt#113] Adin dan Sani
kenapakah si mas itu sebegitu takutnya?
hmm…. mbak marah nggak kalau nelpon ada urusan penting dan udah nyoba puluhan kali tapi nggak diangkat2 sama suami?
ya marah. cuma di situ nggak dijelaskan kenapa suaminya nggak ngangkat2 telponnya. atau saya yang kelewat bacanya?
handphonenya di simpan di laci meja kerja dan silence modenya nggak dibalikin ke normal.
kayanya banyak yang bolong yah 😀
nah iya, kurang jelas ceritanya. hehe
kalau kalimat yang menyatakan disimpan di laci dan cuma getaran tanpa suara aja seh sudah ada di cerita 😀
tapi tetap ah ceritanya kurang greget 😀
ya nanti kalau ada ide lain tinggal bikin lagi 😀
Emang kenapa di telfon kok takut ??
mbak akan marah nggak kalau nelpon ke suami karena ada urusan penting dan udah nyoba puluhan kali tapi nggak diangkat2 sama suami?
Kesel pastinya mas, la itu suaminya kenapa gak mau angkat ??
nggak tahu kalau ditelpon. sebab handphonenya di laci dan silence mode
Owhhh….
😀
nah pertanyaan ketiga dari komen ketiga; ko ketakutan di telp?
😀 titin td berusaha keras untuk gak mencuri liat kalimat berikutnya. karena tin pikir jawaban itu ada diterakhir gitu. semacam horor di tlp oleh nomor sendiri atau malaikat pencabut nyawa atau siapaaa 😀
sampe baca endingnya tin gak ngerti itu crta ehehhe
ketakiutan sama istrinya yang bakalan marah-marah, mbak 😀
😀 td baca jawaban2 di komen atas inih.
emang ceritanya yang nggak begitu bagus, jadi sulit dipahami
tinggal tambahin dramatisasi siy miskol yg puluhan itu aja mungkin, Mas.
ato bisa jugfa bayangan pernah dimarahin dg kasus serupa gitu :D.
bagus ko, idenya..
kalau diceritain, nanti malah terungkap di awal cerita mbak. kejutannya ilang
di belakang setidaknya :D.
hmmm….. saya coba dulu nyari idenya. biasanya seh nggak bisa 😀
😀
Pak Rifki mah lebih jago lah.
titin mah susaj bikin ginian ehehe
sudah saya tambahin beberapa kata di bagian tengah dan akhir
iyaah, udah ngerti.
ato karena udh ngeh ceritana 😀
😀 nggak tahu juga deh
ahaha.. tetep kereen, Mas.
titin g bisa bikin ginian seistiqomah Mas Rifki ^^
saluut.
terima kasih
ditelepon istri ya. kirain ada hantu keluar dari handphonenya mas. 😀
bacanya harus bener2 mulai dari judul ya biar bisa ngeh… oo gini toh. silence jadi gak diangkat.
idem.
kirain ada horror SAW dari HP.
>.<
*toss*
😀
nggak ada 😀
ini terinpirasi dari MEME, mas.
MEME yg mana mas
ada 4 gambar sesuai dengan tingkat horornya. gambar satu sampe tiga itu gambar setan yang dianggap belum begityu horor. sedang gambar keempat yang dianggap paling horor itu berupa printscreen HP dengan miscall dari istri sekian kali 😀
Hahahaha. Belum pernah lihat tuh mas. Tp kebayang lucunya. Dan yang bikin pasti masuk dalam ISTI
bisa jadi anggota ISTI 😀
ada typo di paragraf ke 3, Bang! Tapi susunan kalimatnya bagus, walopun gue gk paham maksud ceritanya … *piss
ini diilhami dari MEME, mas. ada gambar horor, leboh horor, sam apaling horor. yang horor itu gambar setan, sedangkan yang paling horor itu foto miscall istri yang jumlahnya puluhan 😀
Sama kayak Tintin, dibetah2in bacanya kata per kata biar bisa dapet GONG-nya pas terakhir, soalnya sudah penasaran banget sama “misteri” handphone 😀
jadi dapat gong-nya, mbak?
Kirain kenapa takut sama istrinya …. kali ini perlu baca berkali2 untuk dapatin klunya. … 😀
akhirnya dapat, kan? 😀
Huehehehehehehe.. Apakah seperti yang saya bayangkan? Wkwkwkwkwk..
ya nggak tahu, emangnya apa yang dibayangin? 😀
Ceritanya kurang jelas
iyah. bisa jadi begitu…. bisa juga penyebab yang lain yang bikin kurang jelas
Perbaiki aja di lain waktu. Jangan antikritik kayak #bejo. 😉
dikritik nggak masalah. cuma kalau diminta perbaiki, biasanya saya malas ngutak-ngatik ide lama, biasanya mending bikin baru 😀
*kecuali ada hal lain*
Itu “di lain waktu” maksudnya di tema atau kesempatan lain.
Jangan kebanyakan ngeles ah, kayak #bejo aja.
😀
kayak monyet artinya bukan monyet kan?
jadi kaya bejo, artinya bukan bejo 😛
coba meme-nya juga dimasukin di bawah postingan. mungkin jadi lebih seru 🙂
😀
nggak kepikiran ke situ dan nggak yakin juga apa masih ada filenya
sepertinya terlalu dipanjang-panjangin, Rif 🙂
maksud hati untuk memperjelas dan mendramatisir keadaan… tapi malah … 😦