Aku dan Puisi

aku dan puisi
Sebelum memiliki blog dan membuat coretan berbentuk fiksi atau non fiksi, saya rajin merangkai kata dalam bentuk puisi. Jika teman-teman saya di masa sekolah memiliki diary yang berisi cerita keseharian mereka, maka saya memiliki diary yang berisi puisi. Secara rutin saya membuat coretan puisi dan kemudian menuliskannya kembali ke dalam buku dengan sampul berwarna merah. Kemudian, puisi-puisi tersebut saya ketik ulang dengan menggunakan mesin ketik pinjaman menjadi seperti sebuah buku. Cerita lengkap tentang buku diary puisi tersebut serta penampakkannya bisa dibaca dan dlihat di coretan saya yang berjudul “Buku Merah”  dan “My Silly Diary Reinkarnasi Si Merah“.
Ketika saya mengenal blog pertama kali, awal-awal postingan saya pun berbentuk puisi. Saya ketik ulang lagi puisi yang sebelum sudah pernah saya buat lalu saya publikasikan di blog. Barulah setelah beberapa waktu kemudian, isi blog saya tak melulu puisi.Buah dari kumpulan puisi yang pernah saya buat, akhirnya saya bukukan secara indie melalui nulisbuku.com. Saya membagi dua kelompok tema puisi ke dalam dua buah buku. Pertama adalah kumpulan puisi bertema cinta dengan judul “Rima Perjalanan Cinta”  dan yang kedua bertema perjalanan hidup yang saya beri judul “Rima Perjalanan Jiwa”.

Sepertinya, setelah menerbitkan kedua buku puisi tersebut, saya agak kesulitan menemukan ide-ide baru untuk menghasilkan puisi lagi. Padahal saya pernah mengalami kondisi di mana saya begitu mudah merangkai kata berima. Bahkan pada suatu hari, saya pernah membalas komentar-komentar yang ada di salah satu postingan dengan rangkaian kata-kata berbentuk puisi siangkat. Sayangnya, saya belum menemukan kembali postingan yang saya maksud. Saya lupa judulnya apa.

Terakhir kali saya memposting puisi di blog ini, setelah sekian lama tidak membuat puisi, adalah ketika saya membuat postingan yang berjudul “Puisi dan Tulisan Tangan”.  Pemicunya adalah karena ada lomba puisi di twitter. Saya tak mengikuti kelanjutan dari lomba tersebut, apakah sudah ada pengumuman atau belum. Saya pun belum mencari tahu.

Sedangkan puisi terakhir yang saya buat adalah puisi di bawah ini yang saya posting di kolom komentar grup yang saya ikuti. Sebenarnya adalagi beberapa puisi pendek yang saya posting di tempat yang sama, tetapi saya lupa untuk menyimpannya di media lain atau sebenarnya saya sudah menyimpannya namun lupa di dalam bentuk apa dan di mana 😀

Berikut adalah puisi yang saya maksud. Tanpa judul. Selamat membaca.

kemarin, ketika awan menjadi tirai di hadapan matahari
melaui petikan dawai, kau ceritakan kisah romansa itu kembali
tentang kita yang pernah menari bersama
tentang kita yang pernah berbagi permen manis berwarna jingga
tentang jalinan asmara kita yang mengundang cemburu setiap pasang mata

 hari ini, aku tak akan lagi tergoda
cukuplah luka sekali saja
kurasa

 

NB : Apakah saya bisa membalas setiap komentar di postingan ini dengan kalimat berima?


Baca Juga Cerita dan Puisi Lainnya :

23 respons untuk ‘Aku dan Puisi

  1. danirachmat Oktober 16, 2014 / 15:10

    Bang Rifki mah emang hebat kemampuan berbahasanya. Kalo saya bikin puisi pasti kalimatnya gak putis..

    • jampang Oktober 16, 2014 / 15:27

      tak harus selalu puitis
      untuk menghadiahkan kata-kata yang manis
      apa yang keluar dari hati
      pasti bisa membuat wajahnya berseri

    • jampang Oktober 16, 2014 / 15:34

      jika yang menulis kata berima disebut sastrawan
      jika yang suka memberikan harta disebut dermawan
      jika yang tinggal di istana disebut bangsawan
      lalu sebutan untuk siapa yang dipanggil awan?

      😀

      • jampang Oktober 16, 2014 / 15:43

        di langit mereka hadir
        kadang diam kadang bergerak seiring waktu bergulir
        kadang mereka terpisah
        mungkin karena gundah
        kadang mereka berpegang erat
        agar merasa lebih kuat

  2. katacamar Oktober 16, 2014 / 17:36

    lanjutkan….. 🙂

    berawal dari keheningan
    dan menetes jadi kebeningan

    • jampang Oktober 17, 2014 / 05:06

      dalam hening
      berpikir tak membuat pening
      solusi tak menjadi kering

      sementara hati yang bening
      membuat jiwa terbimbing
      menuju surga tanpa aling-aling

  3. Kimi Oktober 16, 2014 / 20:07

    Saya gak bisa nulis puisi, Mas. Jadinya gak ngerti dan akibatnya lagi saya jadi gak tertarik sama puisi. 😀

    • jampang Oktober 17, 2014 / 05:09

      terkadang
      yang indah tak perlu dimengerti
      cukup dinikmati

      terkadang
      cukuplah yang tersurat yang dipahami
      sementara yang tersirat biarkan saja tetap bersembunyi

  4. indri Oktober 16, 2014 / 20:22

    oohhh pantas blognya berisi rayuan smuaaa hahahaha

    • jampang Oktober 17, 2014 / 05:12

      tak masalah banyak rayuan
      asal cukup seorang saja yang jadi tujuan
      rayuan akan menjadi sumber petaka
      bila diumbar kepada siapa saja

  5. pinkvnie Oktober 16, 2014 / 20:26

    Keren ngelihat balasan koment berbentuk rimanya … bisa aja mencari dan menyatukan kata2nya 😀

    • jampang Oktober 17, 2014 / 05:14

      dari keren
      mungkin bisa jadi beken
      dari biasa mencoba
      mungkin bisa merangkai rima

  6. ysalma Oktober 16, 2014 / 23:32

    Tak diragukan lagi, pujangga 🙂

    • jampang Oktober 17, 2014 / 05:17

      aku bukan pujangga
      yang pandai merangkai kata
      aku hanya menyampaikan
      apa yang kurasakan
      dalam susunan aksara
      yang berima

  7. giewahyudi Oktober 17, 2014 / 02:50

    Iya, dulu sebelum ada friendster suka bikin puisi di buku tulis. Hehehe. Sekarang mana pernah apalagi ada blog dan twitter. 😀

    • jampang Oktober 17, 2014 / 05:22

      perjalanan waktu mengubah masa dan diri
      yang dahulu terbiasa sekarang tiada lagi
      buku tulis, pensil, dan penghapus telah pergi
      berganti dengan keyboard dan layar sebagai wadah pengganti

  8. Tita Bunda Aisykha Oktober 18, 2014 / 11:37

    Aaaaaaahhhh,,puitiiiisss sekali bang,,jd pngen nulis puisi lg,,

    • jampang Oktober 18, 2014 / 16:33

      tulislah apa yang kau rasa
      meski hanya beberapa kata
      sebab keinginan tanpa kerja
      tak akan berarti apa-apa

  9. tipongtuktuk Oktober 18, 2014 / 22:45

    puisi cinta dan luka selalu asyik dibaca … he he he …

    • jampang Oktober 19, 2014 / 05:26

      sebab susunan aksara yang tercipta
      menjadi rangkaian kata
      dalam bentuk bait-bait berima
      berawal dari rasa
      entah itu cinta maupun luka

Tinggalkan jejak anda di sini....

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s