Mengubah Blog Menjadi Buku

booking your blog

Sebelum mengenal internet dan blog, saya tidak suka menulis. Saya tidak pernah mendokumentasikan setiap peristiwa yang saya alami sehari-hari ke dalam bentuk tulisan. Saya juga belum pernah mencatat apa yang saya impikan di masa depan ke dalam bentuk tulisan yang kemudian bisa dibaca berulang-ulang sebagai penyemangat.

Barulah sekitar tahun 2003 – 2004, saya mengenal internet dan blog. Saya mulai mengabadikan apa yang saya alami dalam kehidupan sehari-hari serta impian saya ke dalam bentuk tulisan yang kemudian saya publikasikan dalam bentuk blog. Sejak saat itu, menulis mulai menjadi hobi yang saya tekuni.

Saya menulis apa saja yang ingin saya tulis. Jika datang sebuah ide tulisan, baik berupa catatan kejadian sehari-hari, puisi, ataupun cerita fiksi, saya akan menuliskannya. Tak pernah terlintas di dalam pikiran saya untuk menjadi seorang penulis, apalagi menerbitkan buku.

Hingga kemudian di tahun 2010, ada beberapa kawan yang memberikan komentar di blog saya bahwa tulisan-tulisan yang saya buat layak untuk dibukukan.

Terpicu dengan komentar tersebut, sekitar akhir 2010 atau awal 2011 saya mulai melakukan persiapan. Saya kumpulkan tulisan-tulisan saya di blog yang memiliki tema yang sama dan sejalan. Saya lakukan beberapa perbaikan terhadap tulisan tersebut. Beberapa bulan kemudian, sebuah naskah buku pun jadi. Naskah tersebut saya beri judul “Jejak-jejak yang Terserak”.

Lantas bagaimana caranya mengubah naskah tersebut menjadi sebuah buku?

Jawaban yang pertama saya dapatkan adalah mengajukan naskah tersebut ke penerbit major. Namun ada pertanyaan yang mengganjal di dalam pikiran saya. Apakah penerbit major mau menerbitkan naskah berupa tulisan-tulisan yang sudah dipublikasikan di blog?

Karena ragu, saya tidak mengajukan naskah tersebut ke penerbit major. Saya memilih cara lain, menerbitkan sendiri. Jalur yang saya pilih untuk menerbitkan buku pertama saya adalah melalui cetak offset, yaitu mencetak banyak eksemplar buku sekaligus. Tentu saja modal yang harus saya keluarkan cukup besar secara nominal. Namun keinginan saya untuk menerbitkan buku lebih besar.

Pada bulan Oktober 2011, “Jejak-jejak yang Terserak” versi indie terbit.

jejak-jejak yang terserak

Bagaimana hasil penjualannya? Bisa dibilang tidak terlalu bagus. Saya tidak sanggup untuk menjual seluruh buku yang sudah tercetak. Namun dari penjualan yang terjadi, modal saya kembali. Bisa dikatakan, saya belum mendapatkan banyak keuntungan materi. Namun saya mendapatkan kepuasan batin karena berhasil menerbitkan sebuah buku.

Setahun berikutnya, di bulan Oktober 2012, saya menerbitkan beberapa buah buku sekaligus, yaitu “Jejak-jejak yang Terserak jilid II”, “Perempuan Berjilbab Kuning”, “Lelaki dan …”, “Rima Perjalanan Cinta”, dan “Rima Perjalanan Jiwa”.

Jalur yang saya gunakan untuk menerbitkan buku-buku tersebut adalah jalur indie juga. Namun berbeda dengan penerbitan sebelumnya, saya tidak lagi mencetak secara offset, melainkan memilih sistem Print on Demand (POD). Buku akan dicetak jika ada permintaan.

Pada akhir Mei 2013, saya memberanikan diri untuk mengirim naskah buku ke salah satu penerbit major. Naskah yang saya kirim bukanlah naskah yang seratus persen baru. Melainkan naskah yang sudah saya terbitkan secara indie sebelumnya. Naskah tersebut adalah naskah “Jejak-jejak yang Terserak” dan “Jejak-jejak yang Terserak Jilid II” yang saya gabungkan menjadi satu dan saya perbaiki. Di dalam proposal yang saya kiriman bersama naskah buku, saya jelaskan bahwa naskah tersebut sudah pernah saya terbitkan secara indie di tahun 2011 dan 2012.

Beberapa bulan kemudian saya mendapatkan kabar dari pihak penerbit bahwa naskah saya lolos review dan akan segera dicetak.

Alhamdulillah, di bulan Oktober 2013, naskah yang saya kirim sudah bertransformasi menjadi sebuah buku. Buku “Jejak-jejak yang Terserak” versi penerbit major pun akhirnya bisa nongkrong di rak toko buku terkemuka.

Jejak-jejak yang Terserak Elex Media Komputindo Quanta - Gramedia

Demikianlah perjalanan yang saya tempuh sebagai seseorang yang mengaku blogger dan tak pernah bermimpi untuk menerbitkan sebuah buku, baik secara indie maupun major.

Bagi rekan-rekan yang blogger yang memiliki keinginan untuk mengubah blog menjadi sebuah buku mungkin bisa melakukan tips dan trik berikut dari saya ini.

Rajin menulis

Tulislah apa saja yang ingin Anda tulis. Jangan batasi dengan tema-tema tertentu agar lebih banyak tulisan yang bisa dihasilkan. Semakin banyak tulisan yang Anda buat, semakin banyak kemungkinan untuk menghasilkan tulisan yang bagus. Semakin banyak tulisan yang bagus, semakin besar kemungkinan tulisan tersebut layak dijadikan buku.

Mengelompokkan tulisan

Anda dapat memanfaatkan fasilitas kategori dan tag untuk mengelompokkan tulisan-tulisan yang memiliki tema atau karakteristik yang sama di blog. Jika pada suatu saat nanti, Anda ingin menerbitkan buku dengan tema tertentu, maka pengelompokkan tulisan dengan kategori dan tag sangat membantu Anda.

Saya telah memanfaatkan fasilitas tersebut. “Jejak-jejak yang Terserak” adalah kumpulan tulisan saya dengan kategori pelangi kehidupan. “Lelaki dan …” adalah kumpulan tulisan fiksi saya dengan tag seri lelaki. “Perempuan Berjilbab Kuning” adalah hasil modifikasi tulisan saya dengan tag perempuan berjilbab kuning. Sementara “Rima Perjalanan Jiwa” dan “Rima Perjalanan Cinta” adalah kumpulan tulisan saya dengan kategori puisi.

Ajukan ke Penerbit

Setelah memiliki jumlah tulisan yang cukup dan disusun menjadi naskah, ajukan ke penerbit. Anda bisa memilih penerbit indie atau major dengan mempertimbangkan segala kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Menerbitkan indie secara offset membutuhkan biaya yang besar. Mengajukan naskah ke penerbit major membutuhkan proses waktu yang lama dan belum tentu naskah diterima. Menerbitkan secara POD mungkin adalah jalan tengahnya. Biayanya lebih murah dibandingkan dengan cetak offset, prosesnya lebih cepat dibandingkan melalui penerbit major, serta naskah yang diajukan pasti diterima. Apalagi ada penerbit indie (self publishing)  menyediakan beberapa paket penerbitan yang bisa dipilih sesuai dengan kondisi keuangan, waktu, serta kemampuan Anda sebaga calon penulis buku.

Jika Anda memiliki dana yang cukup, namun tidak memiliki cukup waktu untuk mengedit naskah, membuat layout, serta tidak mahir mendesain cover, Anda bisa memilih paket yang memanjakan diri Anda. Anda cukup mengirim naskah, membayar biaya pencetakan buku, selanjutnya tinggal duduk manis menunggu buku dikirim ke rumah.Jika Adan memiliki dana yang terbatas, namun memiliki banyak waktu untuk mengedit naskah, membuat layout, serta memiliki kemampuan untuk mendesain cover buku sendiri, Anda bisa menerbitkan buku secara gratis.

Setelah buku sudah berada di tangan, langkah Anda selanjutnya adalah mempromosikannya kepada rekan, sahabat, serta masyarakat luas dengan memanfaatkan media sosial yang ada. Bukan hal yang mustahil, dengan promosi yang bagus, buku Anda banyak peminatnya, laku keras, dan dilirik penerbit major.

Selamat mencoba!

Selamat berkarya!


Tulisan Terkait Lainnya :

60 respons untuk ‘Mengubah Blog Menjadi Buku

  1. ayanapunya Oktober 19, 2014 / 17:56

    Ditodong buat ngiklan yak? Atau lomba? 😀

    • jampang Oktober 19, 2014 / 18:23

      Ada lomba, mbak. Hadiahnya paket penerbitan buku. 😀

      • ayanapunya Oktober 19, 2014 / 20:17

        semoga menang 🙂

      • jampang Oktober 19, 2014 / 21:15

        terima kasih, mbak. aamiin 😀

  2. Ryan Oktober 19, 2014 / 18:09

    Saya jadi malu mas. Belum dibaca bukunya. Hiksss.

    • jampang Oktober 19, 2014 / 18:24

      Gpp, mas. Bisa dibaca kapan aja. Nggak ada deadlinenya koq 😀

      • Ryan Oktober 19, 2014 / 18:27

        Hahaha. Iya sih. Tapi kayaknya jadi malu sendiri. Itu bukunya dah beli tapi gak dibaca-baca *seperti buku2 lainnya yg msh dalam plastik*

      • jampang Oktober 19, 2014 / 18:42

        Apalagi ada temannya. Artinya bukan nasib buku saya doank 😀

      • Ryan Oktober 19, 2014 / 18:43

        Banyak mas. Baru ngeh pas balik ke rumah tadi pagi. Banyak yang masih dalam plastik dimasukkan mama ke kardus

      • jampang Oktober 19, 2014 / 21:11

        kalau masih dalam plastik plus dimasukin kardus, bukunya dijamin masih bagus, mas.
        di rumah juga ada banyak yang belum dibaca dan masih dalam plastik juga, tadi siang saya keluarin karena beres2 kamar dan mau dimasukkin kardus juga 😀

      • Ryan Oktober 19, 2014 / 21:16

        Hahahaha. Mau diapain mas? Ksh sy aja kalau gak mau lagi ya. Hehehe

      • jampang Oktober 19, 2014 / 21:22

        saya belum baca. kemungkinan dibaca istri nantinya. sebab udah bilang nanti beli rak buku. sementara ini belum dibaca karena hamil besar 😀

  3. Breldine Oktober 19, 2014 / 18:47

    Wahhh sudah menerbitkan buku? Kerennn o. 8 tahun perjalanan yang ditempuh ya sampai akhirnya menerbitkan buku pertama secara sendiri. Salut deh! Sukse terus!!

    • jampang Oktober 19, 2014 / 21:12

      alhamdulillah, sudah beberapa yang terbit.
      terima kasih, mbak.

  4. yosbeda Oktober 19, 2014 / 19:02

    Ya ampun mas, berarti senior banget ya di dunia blog, saya akhir 2009 aja baru kenal blog, eh mas 2010 malah udah meluncurkan buku dari blog, keren..

    • jampang Oktober 19, 2014 / 21:13

      sempat pindah2 platform dari 2004 itu. sejak 2 atau 3 tahun lalu, baru menetap di wordpress ini

    • jampang Oktober 20, 2014 / 05:15

      silahkan dicoba, pasti bisa

  5. zilko Oktober 20, 2014 / 03:39

    Wah, selamat ya!! Dari ngeblog bisa menghasilkan buku juga 🙂

    • jampang Oktober 20, 2014 / 05:16

      terima kasih, mas 😀

  6. Ria Oktober 20, 2014 / 07:38

    Pak Rifki hebat, sudah ada 3 buku sendiri 🙂 dan saya baru punya 1, hehehhe
    Saya juga udah punya 3 buku antologi bareng temen2 alumni Multiply dan jadi pemicu juga untuk terus nulis.

    Makasih ya Pak 🙂

    • jampang Oktober 20, 2014 / 07:40

      kalau ditotal seh bukan 3 mbak. tapi lima 😀

      kalau yang antologi saya belum punya. sepertinya gagal terus atau temanya yang tidak saya kuasai ketika ada even antologi

      sama-sama, mbak

      • Ria Oktober 20, 2014 / 07:43

        Oia sudah 5 buku ya Pak, hebaaat 🙂

        Mungkin sekarang saya masih pake jalur antologi Pak, tapi keinginan sih selalu ada untuk bikin buku atas nama sendiri. Aamiin.

      • jampang Oktober 20, 2014 / 07:46

        semoga kesampaian cita-citanya, mbak. aamiin.

      • Ria Oktober 20, 2014 / 07:55

        Aamiin 🙂 makasih Pak..

      • jampang Oktober 20, 2014 / 08:00

        sama-sama, mbak

  7. rianamaku Oktober 20, 2014 / 08:37

    Mantap yang paling laris yang mana mas…

    Sukses ya mas dan semangat untuk menulis.

    • jampang Oktober 20, 2014 / 08:42

      yang paling banyak laku jelas yang terakhir mbak. yang “Jejak-jejak yang Terserak” karena tersebar di eluruh toko buku gramedia 😀

      terima kasih, mbak

  8. Hastira Oktober 20, 2014 / 10:30

    wah, selamat ya sudah banyak buku yang diterbitkan, dan semoga menang lombanya

  9. Ie Oktober 20, 2014 / 13:04

    te o pe banget om satu ini 😀

    • jampang Oktober 20, 2014 / 13:11

      😀
      jangan gitu ah

  10. tinsyam Oktober 20, 2014 / 13:16

    iihh paling males ngurus sendiri.. udah diurus ihwan tuh..

    • jampang Oktober 20, 2014 / 13:44

      tergantung sikon aja mbak, mau murah agak ribet, mau cepat ada biaya tambahan

  11. adejhr Oktober 20, 2014 / 15:51

    Keren mas.. kapan2 d baca deh bukunya hehe

    • jampang Oktober 20, 2014 / 16:22

      ada yang di toko buku, ada juga yang udah nggak terbit lagi karena kontraknya habis 😀

      • adejhr Oktober 20, 2014 / 16:25

        Yang penting tau nama pengarangny mas.. kadang buku tu ktmunya malah bukan d toko buku.. exmpl ketemu d pasar malam. Hehe pengalaman ni

      • jampang Oktober 20, 2014 / 16:27

        😀
        iya juga yah.

  12. faziazen Oktober 20, 2014 / 16:45

    sukses lombanya ya bang.
    saya 2004 masih fs an,,baru kenal mp dari 2007-2008 hehehhe

    • jampang Oktober 21, 2014 / 03:57

      terima kasih, mbak. saya juga sempat make FS waktu booming. cuma nggak seperti ngeblog 😀

  13. ysalma Oktober 20, 2014 / 17:45

    Selamat, menulis benar-benar udah jadi bagian hidup ya *hasilnya terlihat*
    Tulisan saya masih jauh, eh ini lomba ya, sukses *nambah satu buku lagi 🙂

    • jampang Oktober 21, 2014 / 03:58

      terima kasih uni, kalau menang bisa jadi saya nerbitin satu buku lagi 😀

  14. Kimi Oktober 20, 2014 / 19:30

    Semoga menang ya, Mas!

    • jampang Oktober 21, 2014 / 07:33

      sama-sama, semoga bermanfaat

    • jampang Oktober 22, 2014 / 04:00

      begitulah kira-kira 🙂
      terima kasih sudah berkunjung

  15. ALVI ALEVI Oktober 22, 2014 / 09:53

    Makasih bro tipsnya.. Saya baru nulis dua buku.. Yg pertama saya udah pesimis karena udah sering bgt ditolak. Yg kedua belom lama selesai dan berharap bisa lolos review..

    • jampang Oktober 22, 2014 / 11:20

      coba aja lagi. jika mentol, bisa pake jalur indie

      • ALVI ALEVI Oktober 22, 2014 / 11:25

        Udah coba jg si selfpublishing. Tapi ya gak sepuas kalo diterbitin penerbit besar..

      • jampang Oktober 22, 2014 / 12:16

        ya pasti ada bedanya lah

Tinggalkan jejak anda di sini....

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s