Lebih baik terlambat daripada lupa. Mungkin judul coretan ini sedikit berbeda dengan ungkapan yang sudah terbiasa didengar telinga, yaitu better late than never yang artinya lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Sebab saya akan bercerita tentang lupa yang saya alami beberapa hari yang lalu.
Sebelum-sebelumnya, saya pernah terlambat tiba di kantor. Untuk mengamankan penerimaan rumah tangga di bulan berikutnya agar tidak terpotong, maka saya harus mengganti beberapa menit keterlambatan tersebut dengan pulang lebih lama tiga puluh menit dibandingkan jam kerja normal. Jika saya melakukan hal tersebut, maka data kehadiran saya menjadi normal, tidak ada pelanggaran jam kerja, dan tidak ada potongan penghasilan yang akan masuk ke rekening.
Hari Kamis kemarin, saya tidak terlambat datang ke kantor. Tetapi ketika pulang di sore hari, ternyata saya lupa menempelkan ibu jari saya di mesin pencatat kehadiran. Hingga tiba di rumah, malam harinya, bahkan sampai saya berangkat lagi kantor di keesokan paginya, saya belum menyadari juga bahwa saya lupa absen pulang.
Saya baru menyadari hal tersebut menjelang siang di hari jumat ketika melakukan login ke aplikasi kepegawaian. Setelah berhasil login dan halaman depan aplikasi terbuka, mata saya tertuju pada bagian keterangan dugaan pelanggaran jam kerja sebanyak tiga jam lebih.
Kejadian tersebut bisa saja terjadi karena data kehadiran pegawai yang belum masuk ke database. Namun setelah saya bertanya kepada rekan-rekan kerja lain yang pulang lebih dahulu dibandingkan saya ataupun yang pulang belakangan, mereka menjawab bahwa data kepulangan mereka sudah muncul di menu monitoring kehadiran. Saya lupa absen, itulah kesimpulannya.
Mengurusi lupa absen sedikit lebih repot dibandingkan terlambat absen seperti yang saya ceritakan di atas. Untuk memperbaiki kesalahan eh kelupaan saya tersebut, saya harus meminta semacam surat pengantar untuk meminta rekaman CCTV sebagai bukti bahwa saya tidak pulang lebih awal dari jam kerja normal dan juga untuk mendukung bahwa saya memang lupa menempelkan jempol di mesin pencatat kehadiran.
Setelah mendapat dokumen yang dimaksud, saya membawanya ke bagian yang menangani masalah kehadiran pegawai di gedung sebelah. Begitu sampai ruangan, ternyata orangnya tidak sedang di tempat, mungkin ada kesibukan lain. Akhirnya saya tinggakan dokumen di mejanya. Saya akan kembali hari Senin. Masih ada waktu, sebab batas penanganan masalah lupa absen paling lambat adalah tiga haris setelah/sejak tanggal kejadian.
Senin pagi, setelah memastikan orang yang akan saya temui ada di tempat, saya kembali ke gedung sebelah. Setelah menunggu beberapa saat, saya menerima file rekaman CCTV yang sudah dicopy ke flashdisk yang saya bawa.
Selanjutnya saya bukalah file tersebut di komputer yang biasa saya gunakan di kantor. Setelah mengecek di menit sekian dan sekian, muncullah rekaman saya yang terlihat berjalan menuju lift yang sedang terbuka mengikuti teman yang masuk ke lift tersebut tanpa berhenti terlebih dahulu di mesin pencatat kehadiran.
Saya pause, lalu prinscreen tampilan seperti gambar di atas, kemudian saya upload di aplikasi kepegawaian sekaligus membuat dokumen keterangan lupa absen. Setelah diproses, hasilnya adalah seperti gambar berikut :
Jadi memang lebih baik terlambat daripada lupa. Better late than forget. Lebih baik terlambat daripada lupa. Tapi jauh lebih baik lagi jika tidak terlambat dan tidak lupa demi keamanan penerimaan rumah tangga dalam menghadapi perubahan harga barang dan jasa yang cenderung selalu naik.
Sepakat?
NB : saya masih menggunakan kata “absen” yang sebenarnya tidak tepat. yang pas adalah “presen” atau “kehadiran”. “absen” sendiri berarti ketidakhadiran. mungkin masih kebiasaan menggunakan kata “absen”.
Tulisan Terkait Lainnya :
Ribet ya, tapi bgus harus tertib.
aku juga suka sujud syukur kalau masuk kerja kurang 5 detik sebelum telat gara gara ada trobel dijalan.
enak kalau komper waktu aku langsung potong gaji, kalau sampai 3x potonganya lumayan bikin manyun..
prosedurnya seh sudah via aplikasi, cuma download videonya itu yang belum bisa via aplikasi.
iya mbak…. kalau kepotong sekian hari pasti lumayan besar jumlahnya
Sepakat…. !
Untung di kantor gak seribet ini bang…
Klo biasanya lupa absen, ane tinggal download dari system terus kasih ke bag. kepegawaian. Kelar deh….
cuma masalah donwload videonya aja mas yang belum bisa via aplikasi. kebijakan aksesnya masih dibatasi
wow segitunya mas kalo lupa absen, ribet banget yah, tapi bagus sih buat karyawan agar lebih tertib dan tentu aja disiplin kehadiran 😀
mungkin di situ maksud dan tujuan kebijakannya, mbak
sekarang kalo telat potong duit makan.. sayang kalo kepotong. jadi harus rajin dateng tepat waktu paling enggak.
hihihi
lucu absennya…ada tulisan lupa absen.
ya kan emang lupa absen 😀
😀 lucuuu 😀
😀
ribet juga ya kalo sampe lupa…
eh tapi kalo misal terlambat enak ya mas bisa ganti di jam akhir kerja alias jam pulangnya yg dimundurin..jadi ga kepotong gaji..
yg bisa diganti jika keterlambatannya kurang dari 30 menit, mbak. lebih dari itu nggak bisa diganti dengan jam pulang dan potong gaji.
Wah sistem kehadiran dikantornya udah canggih dan ketat bgt ya.. Sampe hrs nunjukin bukti rekaman cctv..
iya, mas 😀
Wuiiih… Ribet banget ya, Mas. Tapi ya tidak apa-apa. Justru bagus itu untuk melatih kedisiplinan pegawai. 😀
mungkin ke depannya bisa dibuat lebih simple tanpa mengurangi esensinya 😀
Sepakat !!!!
Aku setuju kalau misalkan kita datang terlambat 30 menit dan waktu pulang bisa di mundurin sesuai dengan lamanya keterlambatan kita. jadi hitungannya nggak akan kena potong gaji hehehe. Kalau di kantorku mana ada begitu, terlambat datang potong gaji, pulang lebih awal walaupun sudah ijin sehari sebelumnya akan pulang cepat tetap potong gaji, padahal untuk mengganti jam pulang awal itu kita sudah masuk lebih awal juga. setidaknya untuk menggenapkan hitungan kerja kita 8 jam.
di kantor sayang, yang bisa diganti hanya terlambat datang di bawah setengah jam. lebih dari itu atau pulang cepat tetap kena potong, mbak
Iya tapi lumayan kalau bisa di ganti dengan pulang lebih lama, misalkan terlambat 15 menit tapi kita bisa ganti di jam pulang lebih lama 15 menit juga kan. Begitu kan yaa? Ooh kalau pulang cepat tetap kena potong yaa, tapi kan kita sudah datang lebih awal. hehehe
bukan. meskipun telatnya 1 detik, gantinya tetap setengah jam 😀
datang lebih awal atau pulang lebih lama nggak ada kompensasi
Kalau disini umumnya, ya sehari hrs 8 jam, gimana caranya ya terserah, ada yg baru ke kantor jam 9 pagi ya resiko pulang agak maleman, kadang ada yg masuk jam 10 pagi hehe
Ini sih denger cerita suami teman-teman 😀
Kangmas mah tepat waktu sepertinya haha
enak tuh, bisa ngatur sendiri jadwalnya ya teh
manusia memang tempatnya lupa ya mas, semoga ada kebijakan dari pihak kantornya.
kebijakannya kalau lupa ya harus buat semacam berita acara gitu, mas
sudah sesuai prosedur berarti, semoga nantinya tidak terlewat lagi mas..pngen cepet2 pulang kyana waktu lupa kmarin
karena tergoda dengan lift yang sudah terbuka 😀
aamiin. insya Allah
saya plesetkan lebih baik terlambat daripada tidak, pas kuliah dulu….
bukannya saya yang plesetkan dari ungkapan yang sebenarnya yah?
😀
Memang sebenarnya presensi seperti ini agak bikin ribet juga ya 😀 .
tapi mau nggak mau harus dilakukan biar disiplin
itu sanksinya apa kalo lupa?
potongan ato ada yg lain?
potong gaji 😀
😀
dan nantinya diakumulasikan selama setahun. jika jumlahnya banyak bisa kena kartu kuning
wiiih, sayang atuh nya –‘
😀
makanya sebisa mungkin jangan telat dan lupa. biar aman
kalau pulang mending lupa daripada keceptan absenya blum jam pulang udh nempelin jari haha, tinggal bilang spv nanti dia confrm ke hrd pusat dan beres.
Sepakat,
Tapi bagus itu *asal jangan hadir dikantor tepat setor muka aja 😀
kalau yang itu belum ada pengawasan 😀
Aah saya cocok ni dengan sistem kehadiran gini.. Terlambat dibawah 30 menit bisa diganti dengan mundurin jam pulang..
Karena biasanya saya datang dan pulang selalu terlambat. Tapi karena ga ada sistem ganti waktu gitu ya terima aja uang tunjangan ga pernah utuh tiap bulan :p #curcol
sepertinya nggak semua instansi memberlakukan hal yang sama mbak.
Presen memang lbh baik terlambat yah.. toh pulang buru2 jga jalanan msh crowded. 😀
iyah. kalau pas jam pulang kantor pasti macet. ada juga yg pilih pulang lebih malam biar di jalan lebih lancar
lupa menempelkan jempol di mesin pencatat kehadiran …
bisa panjang urusan ya Bang …
Tapi ya begitulah teknologi …
Saya jadi ingat pengalaman kami di kantor …
Ada kantor cabang kami di Pakanbaru, kebetulan kepala cabangnya dan juga salah dua stafnya berasal dari Propinsi lain. Mereka indekos di Pakanbaru …
Nah … HRD sempat komplin kok jam kerja mereka panjang-panjang … jam 23.30 baru pulang dan seterusnya … ternyata setelah di usut … mereka memang pulang larut … bukan kerja … tapi memang nongkrong doang di kantor … abis keluarga nggak ada … mau di kos-kosan juga ngapain bengong … akhirnya mereka malah nongkrong di kantor … dijaga satpam pula. hahaha
setelah di tegur HRD … mereka akhirnya … jam 17.30 nempel jempol di mesin absen …
Tapi secara de fakto mereka nggak pulang … tetep nongkrong di kantor … hahaha
salam saya Bang
(23/10 : 19)
di beberapa unit vertikal instansi tempat saya kerja juga ada yang seperti itu, pak. pegawai yang bujang beneran atau bujang lokal nggak langsung pulang, tapi ngumpul2 dulu di kantor sampe larut malam.
Ini sama kayak waktu di Mizuho Bang, cuman kalo di sana potongannya di bonus sih, gak langsung ke gaji. Hihihi.
ya sebenarnya potongannya memang bukan digaji pokok, mas. tapi di tunjangan. gaji pokok tetap full. makanya saya tidak menyebutkan gaji di tulisan. cuma pas di komentar saya sering nyebut gaji, mengikuti yang komentar 😀
*plin-plan*
ooo. hihihi..
😀