Selepas dua salam diucapkan, sang imam yang juga menjadi pemateri dalam kajian masjid kantor hari ini langsung berdiri dan kembali mengucapkan salam kepada para jama’ah shalat zhuhur. Beliau bermaksud menyampaikan sebuah materi singkat kepada para jama’ah yang mungkin tidak bisa mengikuti materi kajian hari ini.
Berikut adalah apa yang sempat saya ingat dari apa yang beliau sampaikan. Mungkin ada yang kurang dan ada juga yang saya tambahkan. Semoga tidak mengurangi kandungan dari tausiyah beliau.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala menggunakan beberapa ungkapan berupa kata kerja yang berbeda-beda di dalam Al-quran untuk situasi dan kondisi yang berlainan. Perbedaan penggunaan tersebut bukan tanpa pesan dan pelajaran yang tersimpan di dalamnya, sebab tidak ada satu huruf pun di dalam ayat-ayat Al-quran yang sia-sia.
Pertama, Allah Allah Subhanahu Wa Ta’ala menggunakan kata “bersegeralah” (saari’uu) ketika mengaitkan dengan masalah taubat sebagaimama tercantum dalam surat Ali Imran ayat 133 yang artinya :
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.”
Kedua, Allah Allah Subhanahu Wa Ta’ala menggunakan kata “berlomba-lombalah” (istabiquu) ketika mengaitkan dengan perbuatan kebaikan sebagaimama tercantum dalam surat Al-Baqarah ayat 148 dan Surat Al-Maidah ayat 48 yang artinya :
“Maka berlomba-lombalah kamu (dalam melakukan) kebaikan.”
Ketiga, Allah Allah Subhanahu Wa Ta’ala menggunakan kata “berjalanlah” (umsyuu) ketika mengaitkan dengan mencari rezeki sebagaimama tercantum dalam surat Al-Mulk ayat 15 yang artinya :
“Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”
Ketika Allah Subhanahu Wa Ta’ala menggunakan kata “bersegeralah” (saari’uu) untuk bertaubat, itu mengandung arti bahwa untuk bertaubat tidak boleh santai-santai, pelan-pelan, menunggu, apalagi menunda-nunda. Sebab, kematian akan datang tanpa sebuah pemberitahuan.
Ketika Allah Subhanahu Wa Ta’ala menggunakan kata “berlomba-lombalah” (istabiquu) untuk melakukan kebaikan, itu mengandung arti bahwa setiap orang harus bisa mendahului orang lain untuk berbuat kebaikan. Sebab, bila perbuatan baik itu tidak segera dilakukan, bisa jadi akan ada orang lain yang melakukan perbuatan baik itu lebih dahulu.
Ketika Allah Subhanahu Wa Ta’ala menggunakan kata “berjalanlah” (umsyuu) ketika mengaitkan dengan mencari rezeki, itu mengandung makna bahwa rezeki harus dicari atau dijemput. Namun tidak perlu ngoro atau memaksa, sebab masing-masing orang sudah ada rezekinya. Karena rezeki tidak pernah tertukar.
Kegesitan mencari rezeki, jangan sampai menghalangi seseorang untuk berbuat kebaikan apalagi untuk bertaubat.
Sebagai contoh, ketika tukang bakso yang mangkal di depan masjid mendengar suara adzan ketika sedang melayani pelanggan, maka segeralah melaksanakan shalat dan berlomba-lombalah untuk mendapatkan shaf terdepan. Tunda dahulu pelayanan kepada pelanggan. Jika perlu, ajak para pelanggan untuk ikut melaksanakan shalat berjama’ah.
Wallaahu a’lam.
Tulisan Terkait Lainnya :
Lagi ‘berjalan’
jalan itu sehat, mas 🙂
Masih berjalan dalam mengejar akhirat bang..
Semoga bisa bersegera dalam melakukan kebaikan… 🙂
aamiin…
idem, bang
Duh, berjalannya masih terseok-seok 😦
*untung sempat baca postingan ini sebagai pengaingat, makasih*
pengingat diri sendiri. semoga bermanfaat, uni
Jalanku masih jumpalitan, tapi akan disegerakan nich … makasih usdah di ingatkan 🙂
yang penting terus bergerak 🙂
sama-sama, cuma meneruskan apa yang disampaikan pak ustadz aja 😀
Semoga kita senantiasa di rahmati Allah 🙂
aamiin
ini lah keunikan dari balaghohnya Quran
yup.
tetapi setelah saya cari-cari, ada juga kalimat “saari’uu” yang diiringi dengan kalimat “khairat”… kemungkinan ada lagi tuh dibalik penggunaan kalimat yang berbeda untuk hal yang sama