Di dalam sebuah lemari pakaian, terdapat banyak pakaian dengan aneka bentuk, warna, dan ukuran. Bersih. Rapi. Wangi.
Bila ingin mengenakan salah satu pakaian tersebut, cukup pilih salah satu stelan pakaian atau kombinasi atasan dan bawahan yang cocok dengan kegiatan yang akan dilakukan hari itu atau atau acara yang akan dihadiri.
Sekembali ke rumah di sore atau menjelang malam, pakaian yang sudah dikenakan sepanjang hari itu pun ditanggalkan. Lalu dimasukkan ke dalam keranjang pakaian kotor. Sebab ada noda yang menempel entah sedikit, banyak, atau mungkin tak terlihat. Sebab ada kerutan yang menghiasi. Sebab ada bau keringat yang hinggap. Tak lagi bersih. Tak lagi rapi. Tak lagi wangi. Karenanya, pakaian tersebut tidak bisa langsung masuk ke dalam lemari pakaian.
Agar pakaian tersebut bisa kembali masuk ke dalam lemari, ia harus melalui proses pencucian. Mulai dari direndam dalam air yang sudah dicampur detergen. Lalu disikat, dikucek, atau masuk ke dalam mesin cuci.
Jika di pakaian terdapat sedikit noda yang mudah hilang atau bahkan takterlihat, maka tak perlu dikucek atau disikat dengan mengeluarkan banyak tenaga. Sebaliknya jika di pakaian tersebut menempel noda yang membandel, mau tak mau, ia harus dikucek atau disikat sekuat tenaga. Bahkan bisa jadi tak cukup sekali. Harus berulang kali agar noda tersebut akhirnya hilang tak berbekas.
Setelah tak terlihat lagi noda-noda menempel, pakaian tersebut dibilas, sebelum diperas atau dikeringkan. Selanjutnya dijemur. Hingga di proses akhir, pakaian tersebut disetrika dengan tak lupa disemprotkan pewangi pakaian. Barulah kemudian, pakaian itu masuk kembali ke dalam lemari.
—o0o—
Manusia tercipta dan terlahir dalam keadaan suci. Tanpa noda sedikitpun. Tanpa ada warisan dosa dan kesalahan dari kedua orang tua dan nenek moyangnya.
Bayi tersebut kemudian tumbuh dan berkembang, menjalani hidup dan kehidupan di dunia. Di setiap detik perjalanan waktu, akan hadir debu-debu yang hinggap dan mengotori tubuhnya, pikirannya, dan mungkin jiwanya.
Adakalanya, jalan yang dilalui anak manusia tersebut lancar dan mulus. Hanya debu-debu kecil yang menyapanya. Adakalanya, jalan yang disusuri anak manusia tersebut jalan berlumpur dengan meda yang berat.
Adakalanya, anak manusia tersebut menyadari bahwa debu-debu tersebut telah mengotori tubuhnya, pikirannya, dan jiwanya. Lalu dia membersihkan semua noda itu sebelum noda-noda tersebut bertambah tebal dan sebelum dirinya kembali kepada Sang Maha Pencipta. Adakalanya, anak manusia tersebut lalai akan kebersihan tubuh, pikiran, dan jiwanya. Ketika tersadar, noda-noda tersebut sudah tebal dan sulit untuk dibersihkan. Hingga kemudian waktu yang diberikan kepadanya di dunia ini sudah habis. Ia kembali kepada Sang Maha Pencipta dalam kondisi yang tak lagi bersih dan suci sebagaimana ketika dirinya terlahir.
—o0o—
Semoga kita bukanlah pakaian yang terkena noda yang banyak tebal dan sulit dibersihkan, sehingga proses pembersihan yang kita alami tidaklah panjang dan lama. Jika bisa, semoga noda-noda itu bisa hilang sebelum tiba waktunya untuk kembali.
Aamiin.
Tulisan Terkait Lainnya :
- Para Lelaki Masbuq
- Jika Tentang Rasa
- Bisa Jadi…
- Antara Ikhlas dan Buang Air Besar
- Tiga Orang Anak yang Bersalaman Selepas Shalat
- Membalas VS Memaafkan
- Kisah Rasulullah yang Kental dalam Pesan Moral Namun Rapuh dalam Validitas
- Dua Sisi Digital Lifestyle
- Strategi Sedekah
- Dhuha dan Tilawah Para Pengemban Amanah
Amin Bang. Makasih sudah diingatkan. π
sama-sama, mas
inilah lika liku kehidupan..
asal jangan tersesat di lika-liku itu π
aamiin… jadi ingat 5 us nya Aa Gym yg terakhir… tobat terus menerus…
insya Allah itu akan lebih baik
Aamiin.. smoga kita ‘bersih’ disaat kembali nantinya..
aamiin
aaminn
aamiin yaa rabbal ‘aalamiin
Amiin π ikuti perbuatan dosa dengan perbuatan baik dan pertaubatan π
kira-kira seperti itulah perintah sebuah hadits, mas
Aamiin,
akankah waktu saya cukup untuk membersihkannya?
semoga kita semua punya waktu yang cukup
Amiin .. semoga tuhan selalu mengampuni kita ya bang π
insya Allah. aamiin