Ayat Lima Tahunan

pemimpin-leader

Apa yang biasanya terjadi di negeri ini setiap lima tahun sekali? Salah satu dari yang banyak adalah pemilihan para pemimpin. Mulai dari level bawah hingga level tertinggi. Dan yang paling ramai diperbincangkan adalah pemilihan pemimpin bupati, gubernur, dan presiden. Sebab sebelum hajatan pemilihan tersebut diselenggarakan, pasti ada kampanye yang menambah riuh suasana. Pesta rakyat, katanya.

Salah satu poin yang biasanya disampaikan dalam sebuah kampanye entah langsung atau tidak langsung adalah tentang bagaimana tuntunan bagi kaum muslimin dalam memilih seorang pimpinan. Tuntunan tersebut tercantum jelas dalam salah satu ayat Al-quran.

“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu).” [QS. Aali Imran : 28]

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi WALI (PEMIMPIN/ PELINDUNG) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?” [QS. An-Nisaa : 144]

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi Kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.” [QS. Al-Maaidah : 57]

Namun sepertinya, ayat tersebut ibarat angin lalu. Ramai dibicarakan sesaat untuk kemudian hilang tanpa meninggalkan bekas sedikit pun. Tak jarang, orang-orang yang menyampaikan ayat tersebut dengan maksud untuk mengingatkan ummat dianggap melakukan provokasi, kampanye hitam, atau memperjual-belikan ayat demi kepentingan kelompok. Wallaahu a’lam.

Sepertinya, ada hal yang kurang tepat dalam proses atau waktu penyampaian maksud dari ayat tersebut sehingga banyak umat Islam yang menganggap ayat tersebut tidak menyerukan kebaikan bagi kehidupan mereka.

Ayat tersebut diangkat ke permukaan hanya lima tahun sekali. Menjelang pemilu atau pilkada. Sebelum dan sesudahnya, ayat tersebut tak pernah lagi dibahas di mimbar-mimbar, forum diskusi, atau di majlis-majlis ta’lim. Tak terdengar. Tak tersentuh.

Lima tahun, sebuah masa yang mungkin menyebabkan seseorang sudah lupa dengan apa dan siapa yang pernah menyakiti dirinya. Jadi mungkin wajar, jika ayat tersebut lalu dilupakan. Lagi. Dan lagi.

Selama saya sekolah, jujur saja, saya tidak pernah mendengar ayat tersebut keluar dari mulut para guru saya, baik yang mengajar Fiqih, Tauhid, Akhlaq, Al-Quran dan Al-Hadits, atau Pendidikan Agama Islam. Jika saya tidak salah ingat, saya juga tidak pernah membacanya di salah satu bab dari mata pelajaran di atas.

Saya baru mendengar pembahasan mengenai ayat-ayat tersebut melalui kajian-kajian non formal setelah saya lulus sekolah dan kuliah.

Mungkin hal di atas yang menjadi penyebab mengapa banyak orqng yang tidak tersentuh ketika mendengar ayat tersebut dibahas. Masuk telinga kiri lalu keluar telinga kanan. Tak pernah pesan ayat tersebut tertanam di dalam hati dan pikiran.

Saya jadi membandingkan dengan pelajaran Fiqih yang saya dapatkan ketika duduk di bangku sekolah dasar. Pelajaran yang menerangkan bahwa babi dan anjing itu haram. Keduanya mengandung najis berat atau mughallazhah.

Tak hanya sekali, pelajaran mengenai hal tersebut saya terima di tingkat pendidikan berikutnya. Maka tak heran, jika ingatan tersebut tertanam kuat di dalam memori saya. Hingga kini, saya tidak pernah berani mendekati hewan yang bernama anjing atau babi. Andaikan saya berpapasan dengan keduanya, niscaya saya akan langsung menghindar. Menjauh.

Mungkinkah cara dan proses penyampaian ayat tentang bagaimana memilih pemimpin di atas meniru cara penyampaian tentang keharaman anjing dan babi agar ayat tersebut tidak menjadi ayat lima tahunan?

Wallaahu a’lam.


Tulisan Terkait Lainnya :

15 respons untuk ‘Ayat Lima Tahunan

  1. adejhr Desember 19, 2014 / 10:28

    jadi penasaran asbabun nuzulnya.

    • jampang Desember 19, 2014 / 10:45

      nah… bisa bantu?

      • adejhr Desember 19, 2014 / 10:47

        haha kalau di kampus mah lengkap bang kalau disini ngak tau de harus nyari kemana tu kitab2nya

      • jampang Desember 19, 2014 / 11:22

        kapan-kapan aja bisa koq 😀

      • adejhr Desember 19, 2014 / 12:42

        ngak janji ya :p

      • jampang Desember 19, 2014 / 13:06

        OK

  2. dani Desember 19, 2014 / 14:09

    Sepertinya memang cara penyampaian dan edukasi yang kurang Bang yang menjadikan bobot ayat tersebut tidak terlalu kuat melekat di masyarakat. Malah kesannya keluar setiap 5 tahunan hanya untuk kepentingan pihak tertentu.

    • jampang Desember 19, 2014 / 15:05

      sepertinya yang terjadi adalah begitu, mas

  3. capung2 Desember 19, 2014 / 15:14

    Dan akhirnya negri ini pun mendapatkan seorg pemimpin yg dipertanyakan keislamannya.

    • jampang Desember 19, 2014 / 15:49

      ya… pemimpin kan gambaran orang-orang yg dipimpinnya 😀

  4. gegekrisopras Desember 19, 2014 / 15:22

    Berhubung kita bersebrangan saya bahasnya secara umum aja ya mas 😀
    Kalo menurut pengertian di atas, wali = pemimpin/pelindung, berarti Guru juga termasuk kan, ya 🙂 krn dianggap sebagai orangtua di sekolah yang melindungi anak didiknya sekaligus memberikan ilmu dan pengajaran. Namun ada satu kasus dimana guru ini salah memberikan ilmu, kebetulan muridnya yang benar. Disini murid pun harus bisa berpikir kritis ya ^^ dan guru jangan segab kalau ditegur tp segera meemperbaiki.

    • jampang Desember 19, 2014 / 15:50

      iya mbak. yang namanya belajar itu, bukan hanya murid ke guru, tetapi guru ke murid juga bisa belajar. guru juga manusia, bisa salah dan bisa lupa, dan bisa juga tidak mengetahui sesuatu yang ternyata diketahui oleh muridnya

    • jampang Desember 20, 2014 / 09:34

      terima kasih, kang 😀

Tinggalkan jejak anda di sini....

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s