
Pada bagian awal coretan kenangan masa-masa sekolah sebelumnya yang berjudul “[Nostalgia] Matematika”, saya menyebutkan bahwa pemicu munculnya ide coretan tersebut adalah sebuah adegan dalam sinetron yang saya saksikan. Adegan yang menurut saya kurang pas karena terdapat kesalahan di dalamnya, khususnya terkait dengan pelajaran Matematika. Lebih khusus lagi tentang bangun datar segitiga.
Untuk memastikan apakah adegan tersebut yang salah atau saya yang salah dengar, beberapa hari ini saya mencari-cari tayangan sinetron tersebut di youtube. Judul sinetron tersebut adalah “Tujuh Manusia Harimau” yang ditayangkan di RCTI.
Saya tak begitu hapal jam tayangnya, mungkin sekitar pukul sembilan malam. Saya juga tak mengetahui, episode ke berapa dari sinetron tersebut yang saya saksikan dan mengandung adegan yang saya anggap bermasalah. Akibatnya, saya kesulitan untuk menemukan tayangan tersebut di youtube.
Namun setelah melakukan pencarian beberapa kali, Alhamdulillah, akhirnya saya menemukan tayangan sinetron yang saya maksud. Ternyata, adegan yang saya saksikan terdapat pada episode keempat puluh dua yang tayang di RCTI pada tanggal 18 Desember 2014. Setidaknya itulah informasi yang saya dapat dari youtube.
Salah satu adegan dalam seinetron “Tujuh Manusia Harimau” Episode 42 tersebut bersetting ruang kelas dengan para siswanya berseragam putih abuh-abu.

“Segitiga siku-siku itu,” ucap seorang guru di hadapan para siswanya. Sementara di whiteboard terdapat gambar sebuah segitiga.
“Tiap sudutnya itu, A 45 derajat,” sambung sang guru sambil menuliskan angka 45 di salah satu sudut segitiga yang kemudian diikuti oleh para siswa beramai-ramai secara bersamaan. “Yang B 45 derajat. Dan begitu juga dengan sudut C, 45 derajat. Jadi, setiap sudut siku-siku sama be…?”
Sebagian besar para siswa melanjutkan kalimat sang guru dengan kata “besar”, sementara salah seorang siswi melanjutkan kalimat san guru dengan kata “bejat” dengan suara cukup lantang. Sepertinya, sang siswi tersebut sedang bermasalah. Apa penyebabnya, saya tidak tahu.
Kira-kira seperti itulah adegan yang saya saksikan. Seperti halnya sinetron “Catatan Hati Seorang Istri”, saya tidak menyaksikan setiap episode “Tujuh Manusia Harimau”. Saya tidak tahu sinetron itu bercerita dan berlatar apa, kecuali ada tokoh yang bisa mengubah dirinya menjadi harimau. Selebihnya, saya kurang tahu pasti.
Oh ya, di coretan yang berisi catatan salah satu episode sinetron “Catatan Hati Seorang Istri”, beberapa wakatu yang lalu, ada salah seorang pemerhati sinetron tersebut yang memberikan komentar bahwa di episode berikutnya, terdapat adegan yang memberikan penjelasan atas kesalahan di dalam episode yang saya berikan catatan. Mungkin untuk lebih jelasnya bisa melihat diskusi pada komentar-komentar akhir di link ini.
Kembali ke topik semula. Mengapa di awal saya menyatakan bahwa adegan di atas bermasalah? Adakah yang salah?
Saya kurang tahu materi pelajaran Matematika di SMA dengan kurikulum yang berlaku saat ini apakah membahas tentang karkteristik bangun segitiga dan bangun datar lainnya. Saya hanya kurang setuju dengan adegan di dalam sinetron tersebut. Mengapa?
Pada adegan tersebut, sang guru menerangkan tentang segitiga siku-siku. Tak ada masalah dengan gambarnya. Sekilas, saya melihat memang ada salah satu sudut yang menyerupai sudut siku-siku.
Permasalahan muncul ketika sang guru menambahkan penjelasannya bahwa bahwa setiap sudut segitiga siku-siku itu sama besar, yaitu 45 derajat. Itu sebuah kesalahan.
Sejatinya, jumlah ketiga sudut dalam bangun segitiga adalah 180 derajat. Tidak kurang. Tidak lebih. Sedangkan jika semua sudut segitiga berukuran sama sebesar 45 derajat, maka totalnya hanya 135 derajat. Kurang dari 180 derajat. Apalagi jika disebutkan bahwa segitiga yang digambar oleh guru tersebut adalah segitiga siku-siku.Seharusnya ada salah satu sudutnya disebutkan berukuran 90 derajat.
Gambar dan keterangan di adegan tersebut bisa menjadi benar jika penjelasannya adalah sebagai berikut:
Pertama, gambar segitiga tersebut adalah segitiga sama sisi. Semua sisinya sama panjang. Semua sudutnya juga sama besar. Namun bukan 45 derajat, melainkan masing-masing sebesar 60 derajat. Sehingga total ketiga sudutnya adalah 180 derajat.
Atau penjelasan kedua, yaitu bahwa gambar tersebut adalah segitiga siku-siku sama kaki. Artinya ada dua sisi segitiga yang sama panjang. Ada dua sudut pula yang sama besar dengan rincian, satu sudut siku-siku sebesar 90 derajat dan dua susut lainnya masing-masing 45 derajat. Sehingga jika ketiga sudutnya dijumlahkan, totalnya adalah 180 derajat.
Mungkin ada baiknya jika para kru pembuat sinetron atau film melakukan penelitian lebih dahulu agar apa yang disajikan dalam betuk tontonan bisa bernilai tambah untuk meningkatkan kecerdasan para pentontonnya dan bukan malah membodohi para penonton setianya.
Adegan yang saya maksud bisa dilihat di video ini pada menit kesembilan belas atau dua puluh. Semoga bermanfaat.
Tulisan Terkait Lainnya :
- Matematika Galau Dalam Sinetron Tujuh Manusia Harimau
- Catatan Sebuah Episode Catatan Hati Seorang Istri (CHSI)
- [Bukan Hanya] Man From The Stars – 별에서 온 그대
- Early Dinner, Film, dan Adab Menyembelih Hewan
- Sekhilaf Review Film
- Mertuaku, Ibu Tiriku
- Layar Tancap Datar
- Kemilau Cinta di Langit Jingga
- Seberapa Sering Anda Menonton Film di Bioskop?
- [Melatipelayu] Bukan Sinetron Ramadhan
mungkin penulis naskah dan seluruh bagian pembuatan episode itu sama sekali ga ngeh Bang karena mereka ga ngerti matematika. Hebat loh pengamatannya bisa sampe dapet sedetail itu Bang..
pas nonton eh pas adegan yang mengundang, mas 😀
wah, aktor sinetron itu perlu belajar dulu deh sebelum bikin adegan gitu biar nggak salah. aktor, sutradara, pembuat naskah juga. kalo salah kayak gini, yang fans matematika, yang jago kan jadi tersinggung?
iya… karena kejar tayang sepertina quality controlnya kurang berjalan dengan baik
Hahaha. Jeli juga yah mas. Sinetron jaman sekarang kadang emang gak logis. Saya udah gak nonton sinetron sejak jamannya striping. Udah gak logis lagi
saya masih nonton, meskipun nggak nongkrongin tiap episode.
saya juga sering pak rifki nemu hal2 salah dalam adegan sinetron, adegan mengenai kesehatan dan rumah sakit.
sering sinetron/film indonesia kalau bikin adegan CPR itu menekannya perut. may be pikirnya biar air dalam perut korban tenggelam keluar. tapi yang betul kan dada, supaya jantung kembali bekerja setelah di-kompresi dengan tekanan. adegan yg diutamakan itu malah mouth-to-mouth yang lagi-lagi tetap salah. memperbaiki respirasi bukan asal nempelin mulut. lubang hidung dan mulut harus benar2 tersegel posisi kepala juga tidak sembarangan.
dan lagi CPR bukan melulu untuk mereka yg tenggelam kalau serangan jantung juga harus di CPR. lucu kan kalau org serangan jantung yang ditekan2 perutnya. hewhewhew…
atau ada adegan meriksa pake stetoskop tapo stetoskop tidak dipasang di telinga. kan lucu pake sekali hehehe…
atau dokter ngumumin kehamilan jenis kelamin terlihat padahal baru 3 bulan atau 1 bulan. scr janin masih bulet2 unyu belum terbentuk sudah bisa tau jenis kelamin. xixixi…
ih… komennya panjang amat 😀
banyaklah yg seperti itu. malahan saya perna baca postingan yang isinya kesalahan2 dalam adegan sinetron yang tayang di tv
Btw, klo sinetron tukang bubur masih tayang apa udh ga, pak??
Sorry oot
Kepo sangat
masih. sepertinya jadi sinetron yang terpanjang episodenya. padahal tukang buburnya udah masuk kubur
Padahal bbm udh naek
Msh aja jualan bubur dia
ya gpp jualan bubur. asal lebih maju dan laris. bbm naik nggak jadi masalah 😀
Ini yg namanya sinetron kejar tayang. 😀
iya mas. gimana nggak kejar tayang, tayangnya tiap hari
Ketahuan yang jadi gurunya ngga pinter atau malah oon..?? hihi
kasihan kan ya jadi pemerannya 😀
Ketahuan oon nya ya… hihi
ya, begitulah 😀
Harusnya produser, atau sutradara, atau penulis skenario (atau yg bertanggung ) menguasai dan memperhatikan konten dalam adegan yang diambil.
sang aktor juga harusnya ngerti dikit2lah, kan pernah sekolah juga 😀
sampe segitunya yah 😀
saya ga pernah liat manusia harimau, jadi ga tahu kalo ada adegan konyol itu
saya juga nggak selalu ngikutin. biasanya jam segitu udah masuk kamar 😀
mantap bg jampang bisa sedetail itu
lagi dapat yang bisa ditulis dan diposting mbak 😀
Bisa kepikiran sedetil gitu ya bang…
mungkin momennya lagi pas, uda. lagi konsen dan dapat adegan itu
Bang jampang ruarrrrr biasaaaa
ruar biasa apanya, mbak?
Jeliiiii bangeeett
Aku udah lama siy gak nonton sinetron.
Jadinya yaaa… bukan pengamat industri pertelevisian yang baik hahaha
momennya aja yang pas, mbak. saya juga nggak selalu nonton sinetron seh. cuma kalau lagi makan malam ya sambil nonton. kalau nggak ada yg nyetel biasanya nonton acara komedi. kalau ada yang nyetel ya ikutan nonton apa yang ditonton
Inilah malasnya saya nonton sinetron Indonesia, mas. Pembodohan massal 😛
😀
untungnya saya jarang2 nontonnya
lho mas nonton sinetron juga :)) hahahaha kadang sinetron gak memerhatikan hal yang detil seperti itu maksudnya yang gak ngaruh2 amat sama alur cerita, jadi diadain seadanya aja.. sayangnya justru penonton melihatnya detil :))
enggak selalu, mas. nggak selalu ngikutin tiap episodenya. kebetulan momennya pas banget dapat adegan aneh itu