Om dan Tante, jika sebelumnya Abi yang menulis dan bercerita tentang diriku di lembaran buku harianku ini, maka mulai hari ini aku yang akan menulis dan bercerita. Aku tidak mau kalah dengan Abi. Untuk melatih kemampuanku menulis dan bercerita, aku akan memulai dengan cerita tentang kuku jari tanganku.
Sejak di dalam kandungan, kukuku sudah mulai tumbuh. Setelah aku lahir, pertumbuhan kukuku terus berlangsung. Karena kukuku panjang, Ummi dan Abi membelikanku sarung tangan dan selalu memakaikannya di kedua tanganku.
Aku tahu mengapa Ummi dan Abi melakukan hal itu. Untuk melindungi diriku.
Setelah lahir, aku merasa ruang gerakku menjadi lebih bebas. Aku bisa menggerakkan kedua tangan dan juga kakiku dengan leluasa. Sayangnya, aku belum bisa mengontrol dengan baik gerakan kedua tanganku. Jika Ummi dan Abi tidak memakaikan sarung tangan, tanpa aku asadari, aku bisa saja melukai diriku sendiri terutama di bagian wajah dengan kuku jari tanganku yang panjang.
Hari Sabtu kemarin, tanggal 19 Januari 2015, Ummi menggunting kuku jari tanganku. Iya, Ummi yang melakukaknnya. Abi tidak mau karena ngeri. Abi takut jika terlalu dalam menggunting kuku jari tanganku. Sebab Abi sering sekali menggunting kukunya sendiri terlalu dalam sehingga Abi merasa tidak nyaman ketika memegang atau ketika ujung jarinya menyentuh benda keras.
Dengan cekatan dan hati-hati, Ummi menggunting kuku jari tanganku. Diawali dengan tangan kanan, kemudian yang kiri. Alhamdulillah, tak lama kemudian, kuku jari tanganku sudah bersih dan rapi. Foto di atas adalah foto pertamaku setelah Ummi menggunting kukuku. Aku sudah tidak lagi mengenakan sarung tangan. Meskipun demikian, Ummi masih memakaikanku sarung tangan ketika di malam hari agar lebih hangat.
Tanpa sarung tangan, aku bisa menghisap jariku lebih leluasa. Oh iya, dua hari sebelumnya, ketika Ummi dan Abi membawaku ke rumah sakit untuk diimunisasi, aku hampir menangis karena merasa kurang nyaman ketika diperiksa oleh dokter. Lalu dokter meminta suster untuk membuka sarung tanganku dan mendekatkan tanganku ke mulut agar bisa kuhisap. Aku pun menghisapnya. Nyaman. Itu yang aku rasakan ketika menghisap jari tanganku.
Sebenarnya, aku sudah sering menghisap jari tanganku ketika masih berada di dalam kandungan Ummi. Kebiasaan itu terbawa hingga aku lahir. Bukan aku saja yang melakukannya. Teman-teman seusiaku pun melakukannya. Itu sesuatu yang normal. Dengan menghisap jari tangan, aku merasa nyaman dan tenang. Aku senang melakukannya.
Aku tidak akan selalu menghisap jariku. Aku hanya mengisapnya jika aku merasa tidak nyaman. Kebiasaan menghisap jari juga tidak akan aku lakukan seterusnya. Suatu saat, aku akan berhenti melakukannya agar pertumbuhan gigiku tidak terganggu. Mungkin Ummi akan memberikan Asi lebih sering agar aku tidak terlalu sering menghisap jariku. Mungkin kelak, Ummi dan Abi akan membelikanku teether untuk kugigit dan kuhisap sebagai pengganti jari tanganku. Yang jelas, aku tidak suka jika Ummi atau Abi langsung menarik jariku ketika kuhisap. Aku bisa frustasi.
Om dan Tante, sampai di sini dulu ceritaku yah. Nantikan ceritaku selanjutnya.
Baca Diaryku Lainnya :
- Sabiq’s Diary : Ke Taman Safari
- Sabiq’s Diary : Truk Mainan
- Ketika Anak dan Ayah Bercerita Tentang Lebaran yang Seru
- Sabiq’s Diary : Bukan Demam Berdarah
- Sabiq’s Diary : Jalan-jalan ke Seaworld
- Sabiq’s Diary : Aku Sudah Bisa Berjalan
- Sabiq’s Diary : Belajar Berjalan
- Sabiq’s Diary : Minum Susu dan Yoghurt
- Sabiq’s Diary : Corat-coret
- Sabiq’s Diary : Turun Dari Tempat Tidur
Sabiq.. Pinter nulis ya.. Om ade aja kalah 😀
ah… om bisa aja
Kalau pakai sarung tangan, tolong diperhatikan benang2 di dalam sarung tangannya kang… Soalnya pernah ada kejadian anaknya teman, jarinya sampai biru krn terlilit benang di dalam sarung tangan itu… Alhamdulillah lekas ketahuan, jd jarinya perlahan2 sehat kembali..
Tp sepertinya mak Minyu lebih perhatian deh.
Iya nih, Sabiq lebih pinter nulis dibanding saya hehee
insya Allah diperhatikan, teh. terima kasih.
tante wie kan pinternya masak dan bikin kue 😀
Hehe bisa saja…
bisa dong 😀
Hahaha
😀
Sabiq lucu banget sih kamu….
Dan pinter nulis. Moga kamu sehat terus ya Sabiq.
terima kasih, om
Hihihihi. Sehat terus ya Nak. membayangkan Sabiq frustasi kok jadi gemes ya Om. *towel pipi *terus dipelototin ama Ummi,
terima kasih doanya, om
😀 soalnya ummi sayang sama aku, om
Wekekekek. Sabiq, kamu juga bisa frustasi tho?
bisa dong tante, aku kan juga punya perasaan
jarinya rasa apa kok dihisap-hisap? hehehe
aku belum kenal rasa om. tapi bikin aku nyaman aja kalau hisap jari. om mau nyoba juga?
😛
Sabiq menggemaskan ya, Om sampai berulangkali membayangkan ekspresi Sabiq pada tulisan ini …..ketika Ummi dan Abi membawaku ke rumah sakit untuk diimunisasi, aku hampir menangis…. Hampir menangis? hihihi….
iya om… aku hampir saja teriak menangis, selanjutnya suster mendekatkan tanganku ke mulut untuk kuhisap. lalu aku nggak jadi nangis.
tapi, begitu aku disuntik, aku langsung nagis kencang sekali. sampai keluar air mata.
Ya, itu lebih baik daripada Sabiq marah2 sama suster, kan nda sopan. Iya kan? Hehehehe
iya, om. om bisa aja 😀
Sabiq masih bayi sudah pintar nulis yaa 😉
ah, tante. aku jadi nggak enak dibilang gitu 🙂
Gak dibuat blog sendiri, Mas?
enggaklah. cukup satu blog tapi komplit isinya 😀
untuk syaikhan dulu pernah saya buatkan blog khusus, tapi nggak terjaga dengan baik. pusing. 😀
Yang jelas kuku anak bayi itu lebih cepat panjang dari orang dewasa jadi harus rajin-rajin memotongnya, kalau tidak bakalan gores semua mukanya
iya, mas. ini aka udah mulai kelihatan lagi, padahal baru dipotong beberapa hari yang lalu.
sabiq yang lucu … -towel towel pipinya …
ciwit … 😀
iya donk, bayi kan emang lucu 😀
Hallo dedek ganteng tante tunggu ceritanya lagi, wah uminya jago tante juga kaya abi ngeri lihat kalau ada yang potong kukunya dedek dibay.
ummiku kan hebat, tante 😀
Kayak anak saya, Hakim. Kukunya gampang panjang, dan ia suka menggaruk. Makanya suka berdarah2 tuh mukanya 😦
Jangan ditiru sama dedek Sabiq yaaa… 🙂
mudah2an nggak ditiru. tapi sabiq suka ngusel2 wajahnya. jadi lebih sering dipakein sarung tangan
Om kira Sabiq perempuan setelah membaca namanya ternyata laki-laki
iya om… aku ini laki-laki tulen 😀