Hari Minggu kemarin, saya mendapatkan dua buah tawaran dari Minyu. Bukan tawaran sesuatu yang sifatnya berat untuk dilakukan. Bukan pula sesuatu yang nilainya tinggi. Hanya berupa hal yang sederhana. Namun, ketika sebuah tawaran datang tanpa disangka-sangka, maka akan terasa besar nilainya. Ketika sebuah tawaran hadir tanpa pernah diharapkan sama sekali, maka yang sederhana itu menjadi hal yang sangat luar biasa. Setidaknya, begitulah menurut versi saya pribadi.
Tawaran Minyu yang pertama datang ketika kami baru saja menyelesaikan makan siang. Sekitar pukul setengah dua. Saat itu, Minyu bermaksud untuk mencuci salah satu roknya yang terkenan pup Sabiq. Sesaat sebelum mencuci, Minyu bertanya kepada saya apakah sendal milik saya yang terlihat sudah kotor akan saya gunakan. Mungkin nanti akan dipakai untuk membeli kabel, begitu jawab saya. Saya tak meminta atau melarang Minyu melakukan tawaran tersebut.
Selanjutnya, Minyu ke teras untuk mencuci dan saya menemani Sabiq yang sedang tidur siang.
Setelah selesai, giliran Minyu beristirahat sambil menemani Sabiq yang masih terlelap dan saya berangkat untuk membeli kabel dan pembersih lantai. Begitu saya berada di teras dan bermaksud menyiapkan sandal yang akan saya gunakan, saya mendapati sepasang sandal yang sudah bersih. Kinclong seperti saat baru membelinya.
Tawaran Minyu yang kedua datang ketika adzan Ashar berkumandang. Beberapa saat sebelum masuk waktu Ashar, Sabiq terbangun. Pipis. Lalu pup. Karena saya yang berada di samping Sabiq dan Minyu sedang berada di kamar mandi, saya pun segera membersihkan pipis dan pup Sabiq lalu mengantikan pakaian kotornya.
Ketika saya sedang membersih pipis dan pup Sabiq, adzan Ashar berkumandang. Saya tetap melanjutkan kegiatan yang sedang saya lakukan. Lalu Minyu masuk ke dalam kamar. Duduk di atas tempat tidur.
“Abang mau ke masjid, kan? Sini digantiin!” Minyu langsung menawarkan untuk membersihkan pipis dan pup Sabiq serta menggantikan pakaian Sabiq yang kotor.
Semula ingin menyelesaikan kegiatan yang saya lakukan baru kemudian berangkat ke masjid untuk shalat Ashar. Namun mendengar tawaran Minyu yang tak pernah saya duga sama sekali, saya membatalkan niat semula dan langsung menerima tawaran Minyu.
Alhamdulillah!
Baca Juga Amazing Minyu Lainnya :
kok baca beginian malah ngebet nikah -_-
semoga segera 😀
Hahahaha.. sama, itu yang aku rasakan saat ini. Nape jadi ngebet begini yaak :))
ya udah, menikah saja 😀
karena lebih banyak cerita bahagia daripada sedihnya :3
Ini romantis bukan seh?
mungkin semacam ekspresi kebanggaan suami
Kok tau? Udh pernah ya? Hahaha
yang belum nikah pun bisa menafsirkan cerita di atas 😀
bisa juga
bisa jadi 😀
Kok aku jadi terpesona sama mbak Minyu ya? Salam buat mbak Minyu ya mas.
karena saya juga terpesona, makanya saya tulis ceritanya 😀
eh tapi Minyu sendiri belum pernah baca artikel dengan titel amazing minyu. kalau yang tentang sabiq umumnya sudah, sebab sering nanyain saya
Mas mas … tawaran yang lebih membahagiakan share di sini dong 😀
yang saya ceritakan itu membahagiakan kok. lagipula setiap orang punya standar yang beda-beda soal kebahagiaan
Bukan, maksudnya yang romantis gituh….
sama seperti standar bahagia yang beda-beda untuk setiap orang. romantis begitu juga. kalau menurut saya seh, yg di atas itu romantis 😀
Aaaaaaa
#gagal merayu mas jampang …
😀
and akurang beruntung
Hehehe, tawarannya menunjukkan perhatian ya soalnya 😀 .
betul, mas 😀
Jadi belajar banyak nih dari postingan tentang Mbak Minyu ^^
😀
semoga bermanfaat