Tantangan Weekly Photo Challenge minggu ini adalah berbagi foto bertemakan “depth” alias kedalaman. Siapa saja bisa mengartikan maknanya secara harfiah, seperti dengan menunjukkan foto sesuatu (seperti hutan lebat, rumput setelah badai salju) yang menunjukkan volume, jarak antara permukaan dan bawah. Atau bisa juga melakukan pendekatan lain seperti menggunakan palet warna yang mendalam maupun bermain dengan kedalaman gambar.
Saya sendiri lebih memilih yang lebih mudah, yaitu pendekatan secara harfiah dengan memilih foto di atas yang menggambarkan adanya jarak antara permukaan dan bawah. Foto di atas saya ambil ketika berada di Ngarai Sianok yang berlokasi di Bukittinggi, Sumatera Barat. Saya berkesempatan mengunjungi tempat tersebut dengan memanfaatkan perjalanan tugas dari kantor. Tentunya setelah saya menyelesaikan apa yang menjadi tugas dan pekerjaan saya.
Selain mengambil foto dari atas, saya juga sempat menuruni salah satu sisi Ngarai Sianok hingga ke bagian dasarnya.
Foto lain dari Ngarai Sianok bisa dilihat di album foto berjudul @NgaraiSianok.
Selaian foto di atas, foto di bawah ini juga menggambarkan adanya jarak. Bedanya, jika foto Ngarai Sianok di atas saya ambil dari tempat yang tinggi, maka foto di bawah ini saya ambil dari titik lokasi yang lebih rendah.
Lembah Harau, begitu nama tempat saya mengambil foto di bawah ini. Lokasinya masih di provinsi yang sama, yaitu Sumatera Barat. Saya mengunjungi Lembah Harau beberapa waktu setelah berkunjung ke Ngarai Sianok.
Sayangnya, saya datang di waktu yang kurang tepat di mana sumber air dari air terjun Lembah Harau sedang kering sehingga tak ada air terjun yang terlihat cukup besar. Saya hanya bisa melihat air terjun di salah satu titik di Lembah Harau. Itupun dengan dengan debit air yang tidak begitu besar.
Foto Lembah Harau lainnya bisa dilihat di album foto berjudul @LembahHarau.
Silahkan melihat foto lain yang mencoba menginterpretasikan makna “depth” di dailiypost.
—> English Version <—
Lihat Weekly Phot Challenge Lainnya :
- Vibrant : Mural
- Optimistic : Taghduu Himashan Wa Taruuhu Bithaanan
- Alphabet : ABC
- Weight(less) : Nyangsrang
- Circle : Ring Donut
- Now : Sabiq Under The Chair
- Gathering : Wedding
- Sabiq’s Diary : Oops!
- Eye Spy : CCTV
- Transition
Astaga, pemandangannya keren banget!!!
bisa jadiin tujuan yang bakal dikunjungin donk?
😀
Bagus bang. Jd pingin terbang 😀
terima kasih.
😀
pasti seru yah
Keren mas.
Mas. Tanya. Itu gimana bikin page satu dan dua.
terima kasih.
di bagian yang akan dipotong dikasih kode HTML
<!–nextpage–>
Bisa ya? Kemarin ada coba. Tapi gak bisa. Aku kira buat yang .org aja
bisa. saya sudah pernah buat beberapa kali dan ada juga lebih dari dua halaman
Coba ah nanti.
Coba terus smp berhasil ya
gampang kok, pasti bisa
Mudah2an mas.
sippplah
Mas, ini taruhnya di mana mas?
Kita pakai yang text kan ya bukan yang visual?
harus sambung dengan kalimat yang mau dipisahkan atau gak? Barusan coba gagal. Yang ada muncul text
nulisnya di bagian text. saya nulisnya di bagian yang akan di pisahkan. di antara dua paragraf, mas
Barusan gitu sih. Tapi gak bisa juga pas preview. Atau pas preview gak keliatan?
saya jarang banget preview postingan. langusng publish 😀
Duh. masalahnya aku kan schedule mas. hihihi.
mas, kayaknya sebelum review bukumu dan juga wawancara dengan mas keluar bakalan ada sepintas tentang bukumu dulu nih. Ijin pasang beberapa foto halaman bukumu ya mas. 😀 Link kok ke mas.
sepertinya kalau penulisannya sudah benar nggak masalah. langsung jadi. halaman jadi terpotong dan di bagian bawah ada nomor halaman.
silahkan… silahkan, mas. saya senang sekali malah 😀
Makasih Mas. 😀
sama-sama
Wah pengen ke sana 😥
ayo ngebolang 😀
jadi kangen ke Ranah Minang .. waa
kapan-kapan bisa ke sana, mbak
Wuuuh kerennya :))
Itu seperti luas sekali ngarainya, dari horizon ke horizon masih jadi ngarai itu 🙂
Sumatera Barat memang termashyur dengan ngarai-ngarainya, tidak salah lagi.
Apalagi diambil dengan apik begini, makin kelihatan cantiknya :hehe
alhamdulillah dapat titik yang bisa ngambil foto2 di atas
Wuih cakep banget ya ngarai sihanok itu. Tebingnya bener2 mengundang buat dipotret nih
iya mbak…mantap 😀
Lembah harau itu bagusnya pas musim penghujan dong ya mas
bisa jadi, mbak
kata yang mengantar, kalau mata airnya banyak yg mengalir… dari puncak2 itu semuanya muncul air terjun, mbak.
harus kesana lagi nih 😀
mungkin kalau ada rezeki 😀
Ternyata benar narai Sianok,
fotonya keren euy.
terima kasih, uni
Capek nggak Mas naik turunnya?
kalau di ngarai sianok pake mobil sebab jalannya tersedia 😀
kalau yg lembah harau nggak begitu jauh lokasi air terjuan di foto itu dari turun mobil. jadi nggak capek