“Minumlah!” pinta kucing hitam di hadapanku. “Sangat nikmat!”
“Kau sering meminumnya?” Aku tak bisa percaya begitu saja dengan apa yang baru saja dikatakannya.
“Tentu saja!” jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari cangkir di hadapannya.
“Kau tahu nama minuman itu?” tanyaku lagi penuh selidik.
“Kopi!”
“Kopi?”
“Iya. Aku melihat pemilik rumah ini membuat dua cangkir kopi setiap pagi. Mereka membuatnya tetapi tidak pernah menghabiskannya. Kopi di cangkir ini berasal dari bungkusan itu,” sambil menunjuk dua buah bungkusan di dalam tempat sampah.
“Aku tak bisa meminumnya,” timpalku setelah melihat gambar di bungkusan tersebut.
“Mengapa?”
“Pantang bagiku untuk meminum apa yang keluar dari duburku!”
Baca Juga FF100Kata Lainnya :
Owalah, ternyata yang ngomong itu si luwak :hehe
iya. si luwak seleranya beda 😀
Hahaha kopi luwak tooh…menurutku biasa saja walopun sampai sekarang belum nyoba yang paling mahal (penasaran apakah benar rasanya berbeda seiring dengan harganya). Positif deh…memang jampang demen buat fiksi!
Aih, penasaran jadinya Mba Mikan sama kopi luwak gimana rasanya.
Bang Rifki kalo bikin fiksi emang idenya dapeeet aja. hahaha..
Nothing great so far sih Dan berdasarkan yang pernah aku coba. Iyaa iri deeeh! Btw saking banyaknya fiksi yang aku temui kemarin (bermula dari blognya Rifky sih) dan nemu lagi dan lagi..aku sampai salah komen wkwkwk…ada tulisan kisah nyata aku pikir fiksi hahahahahahaha. Parah banget huhuhuhu *nutup muka malu berat*
biasanya kan ada keterangan kalau itu fiksi atau bukan, di kategori atau di tag postingan, mbak
Huhuhu kemarin perasaan ada..tapi aku cek lagi deh, mana line headernya “anggap saja fiksi”. Di mana-mana fiksi..huhuhu..maap ya pagi-pagi kok curcol haha. Makasih aku cek lagi (untuk ke3 kalinya hihi)
baru dapat aja, mas. tapi belum mengeksplore lebih dalam
iya. kopi luwak.
kalau saya ya… seperti komentar di tempat mbak kemaren, kurang berminat buat nyoba. rasa penasarannya kurang nih 😀
Hahahaha gpp kok, mana kopi luwak harganya jauh lebih mahal (udah pasti boongan banget klo harganya sama).
pernah baca juga sebuah artikel, kalau kopi2 yang dijula sachetan itu sebenarnya bukan kopi berkwalitas baik. sebab yang kwalitasnya baik… mihil bingit 😀
Hihihi bener siiih itu 😀
saya pun jadi tahu 😀
kopi luwak ternyata. hahaha. 😀
iya mbak 😀
Jiaaahhhh…dari dubur katanyoooo….
emang dari situ kan yah? 😀
*ngakak* aduh, ternyata kopinya kayak gitu :)) Bang Jampang keren nih.
sependek pengetahuan saya seh begitu, mbak 😀
terima kasih
luwaknya tinggal di deket rumah warga? :0
enggak ada penjelasan itu seh. mungkin diajak sama kucing jalan-jalan di perumahan warga
Kena nih para penyuka kopi luwak 😀
kan yang suka kopi luwak bukan luwak, mbak. jadi seleranya beda lagi 😀
Hahaha, kopi luwak 😀 . Biar begitu tapi mahaaal
iyah. mahal banget 😀
Kucing temenan sama luwak?
ceritanya begitu, mas
Coba kopinya “merak”, mungkin si kucing mau
kucingnya kan emang mau mbak. ya nggak mau luwaknya 😀
Oiya deng, ya wes luwaknya ditawarin milkshake aja.
kalau itu, jangankan luwak… saya aja yg bikin cerita juga mau 😀
Hahaha ini satir ke penyuka kopi luwak gitu?! 😳
terserah pembaca menafsirkannya gimana 😛
Untung nyadar dengan apa yang akan diminumnya. 😀
iya mas. selamat deh si luwak itu 😀