
Sebelumnya, saya masih dibuat bingung dengan istilah “keluar dari zona nyaman”. Saya bertanya-tanya, bukankah situasi atau kondisi yang nyaman yang selalu dicari? Lantas, ketika zona nyaman sudah dirasakan, mengapa harus ditinggalkan? Ah, mungkin memang pemahaman saya yang sempit sehingga tidak bisa menangkap makna dari istilah “keluar dari zona nyaman”.
Kini, saya juga bingung ketika harus menceritakan tentang yang namanya alter ego untuk tantangan EF#6. Kalau saya membaca apa yang terdapat di wikipedia, alter ego merupakan sebuah penyakit di mana penderitanya akan menjalani suatu sifat atau kepribadian yang sangat berbeda dengan keseharian dirinya. Atau, mungkinkah yang dimaksud alter ego sama dengan kepribadian ganda?
Saya masih bingung. Saya bertambah bingung lagi jika harus menjawab pertanyaan apakah saya memiliki alter ego dan kemudian menceritakannya.
Mungkin, saya memang memiliki alter ego. Atas dasar apa saya menyatakan demikian? Atas dasar isi dari blog ini. Awalnya, cerita di blog ini hanya melulu tentang saya. Coretan-coretan lama saya, kecuali puisi, pasti menggunakan kata ganti saya. Namun belakangan semuanya berubah sejak negara api menyerang.
Isi blog ini tak hanya tentang saya. Siapa pun yang membaca beberapa tulisan di blog ini akan menemukan cerita tentang istri saya, tentang anak saya, Syaikhan dan Sabiq, tentang sopir taksi, tukang sapu, pengamen, pedagang, pengemis, dan entah siapa lagi.
Tokoh utama di dalam coretan yang saya buat tak lagi saya seorang. Ada tokoh lelaki bernama Zul dan beberapa nama laki-laki lain. Terkadang saya pun bertindak sebagai tokoh seorang perempuan. Terkadang sebagai seorang ayah, di lain waktu sebagai seorang anak. Adakalanya saya bertutur seperti layaknya seorang suami, sementara di lain waktu saya bercerita seperti halnya seorang istri.
Mungkin tak jauh berbeda antara diri saya di blog dengan diri di dalam pekerjaan yang saya lakukan. Adakalanya saya bertindak sebagai seorang programmer yang menyusun kode-kode program berbasis PHP dan MySQL. Di lain waktu saya harus bertindak sebagai seorang customer service dalam memberikan pelayanan kepada rekan sejawat yang mengalami kesulitan saat menjalankan aplikasi baik via web maupun telepon. Adakalanya pula saya harus berbicara di depan audiens layaknya seorang guru atau dosen.
Mungkinkah itu alter ego yang ada pada diri saya?
According to an article (I forgot who wrote the article and where did I read it), as a writer you must be having an alterego at the very least. 😀
Thank you for joining the challenge Bang 😀
so, it is true that i have an alter ego 😀
Lha emang kok Bang, kadang baca tulisanmu itu harus mikir dulu antara fiksi atau nyata. Ni yang nulis Bang Rifki beneran atau Zul sih?
kalau kata gantinya pake “saya” itu artinya non fiksi alias kisah nyata. tapi kalau pake “aku” kemungkinan besar itu fiksi. selain itu, kategorinya saya buat untuk memperjelas lagi apakah fiksi atau bukan
Cool.. bisa berperan jd byk orang gt…
kurang lebih begitu 😀
Just found out that you are a programmer Mas. Cool. An alter ego on each writing.
just a programmer with limitied capability 😀
Correction: unlimited capability. You are great mas. Your fictions show that.
😀
thanks
Setuju dg komennya mas
Tuh kan Mas. Dah ada yang setuju ma komenku.
tapi tetap ada batasannya lah, nggak mungkin nggak terbatar, namanya juga manusia
Tapi banyakan org menjadi terbatas karena dirinya sendiri yang membatasi kan
iya juga seh.
wah…. jadi engak enak nih dibilang gitu 😀
😀
Tak ada salahnya memainkan ‘seni peran’ dlm kehidupan ini slm itu mendatangkan manfaat buat org diluar sana.
ya semoga saja apa yang saya tulis bisa memberikan manfaat buat orang lain. aamiin
Saya juga masih bingung alter ego saya yang mana
mungkin mirip2 seperti di atas kali…. pernah mencoba menjadi seolah-olah menjadi selina 😀
Bisa jadi 🙂
jadi udah ketemu alter egonya 😀
mungkin nggak ya bakal muncul alter ego yang lain lagi?
wallaahu a’lam
baru tau tentang alter ego, kirain sejenis dgn bipolar. kayaknya ini bukan kepribadian ganda, lebih tepatnya kepribadian yg sesungguhnya mungkin.
saya juga kurang ngerti, makanya saya bilang masih bingung, jadi ya cuma nyeritain aja apa yg saya lakukan. apakah termasuk alter ego atau bukan…. itu saya jadikan pertanyaan di bagian akhir 😀
There are writers; they just seem to have every person in their head :))
Hello, Mr. Programmer! :hihi
😀
… or pretending to be some one else in the story that they made?
Hm, that’s possible, too.
But I prefer the first one, as they are still being themselves when they write something. It’s just people inside their heads playing with events and situations :p *apaan sih ini :haha*
i see. i think every body have a good and bad character. in real live whicj one is stronger will rise
I can’t say that I’m disagree 😀
😀
By analyzing your post, Bang, I guess that your alter ego was an actor or lecturer.
😀
mungkin. bisa jadi.
Berarti alter ego-nya bang Jampang, programmer sekaligus customer service ya bang 😀
kira-kira begitu… dan kadang2 jadi dosen atau nara sumber
wuaaaahhh alter ego-nya mantep-mantep
ya… kadang-kadang…. banyakan enggaknya 😀