Ketika saya datang untuk menginap di salah satu hotel di Semarang, saya tidak mendapatkan segelas welcome drink. Tak masalah. Sebelumnya, tidak terlintas di dalam pikiran saya akan adanya sambutan dari pegawai hotel dengan memberikan segelas minuman segar untuk menyambut kedatangan saya sebagai tamu yang akan menginap. Jadi, penilaian saya terhadap pelayanan hotel tersebut tidak lantas menjadi negatif. Hal tersebut bukanlah sesuatu yang harus dipermasalahkan. Apalagi kemudian memutuskan untuk pindah hotel hanya gara-gara tidak mendapatkan welcome drink.
Lain halnya ketika saya menginap di salah satu hotel di Surabaya dua hari berikutnya. Ketika saya sedang berbicara dengan salah satu pegawai resepsionis mengenai ketersediaan kamar beserta tarifnya, seorang pegawai lain memberikan saya segelas welcome drink. Rezeki tak saya tolak. Saya ambil dan langsung mencicipinya. Segelas minuman jahe hangat langsung tandas tak bersisa.
Berbekal pengalaman di hotel sebelumnya, saya sama sekali tidak menduga akan mendapatkan welcome drink tersebut. Karena mendapatkan sesuatu yang sebelumnya tidak pernah saya bayangkan, maka mendapatkan segelas minuman jahe hangat saat itu ibarat mendapatkan rezeki nomplok.
Alhamdulillah.
–=o0o=–
Selasa sore, jam pulang saya mundur setengah jam sebagai pengganti keterlambatan saya di pagi hari. Akibatnya saya terlambat juga tiba di rumah. Ditambah lagi suasana lalu-lintas yang macet di depan kantor, di depan senayan, plus adanya penyempitan jalan di sekitar Permata Hijau sebagai akibat dari kegiatan perbaikan jalan atau apalah namanya. Selepas adzan Maghrib saya baru tiba di rumah.
Tiba di depan rumah, Minyu membukakan pintu. Sementara di dalam gendongannya, Sabiq sudah tertidur. Karena sama-sama belum melaksanakan shalat, kami shalat Maghrib berjamaβah.
Selepas shalat, saya menggendong Sabiq yang terbangun lalu menemaninya di tempat tidur. Minyu yang keluar kamar kemudian masuk kembali dengan membawa segelas air putih hangat yang langsung diberikan kepada saya. Saya langsung menerima dan meminumnya hingga habis. Lalu kembali menemani Sabiq.
Tak lama kemudian, Minyu kembali lagi. Kali ini membawa gelas minuman saya yang tadi sudah kosong namun sudah terisi dengan minuman rasa jeruk yang diambilnya dari dalam kulkas. Gelas minuman tersebut juga langsung diberikan kepada saya. Tentu saja, saya langsung menerimanya. Lalu meminumnya. Tenggorokan saya langsung terasa segar. Jika saya tidak salah ingat, Minyu hampir melakukannya setiap hari setelah kami pindah rumah. Tentunya jika tidak disibukkan mengurus Sabiq.
Seperti pengalaman saya dengan dua hotel di awal cerita, saya tak pernah mengharapkan Minyu akan menyediakan segelas welcome drink kepada saya saat pulang dari kantor. Jika Minyu tak melakukannya, saya tidak akan protes ataupun meminta Minyu melakukannya. Maka, ketika Minyu melakukannya, itu kiranya sama seperti saya mendapatkan rezeki nomplok.
Alhamdulillah.
Tulisan Terkait Lainnya :
Ohhh what a sweet wife…sweet Minyu..
Btw itu minuman jahe hanget dihabiskan sampai ‘tandas bersisa’ mas? Apa miss kata ‘tak’ ya? Jadi agak rancu bacanya. Hehe *datemg2 protes aja kamuh jo* :))))
iya, saya salah ketik mbak. kata “tandas dan bersisa” itu seharusnya “tandas tak bersisa”
π
terima kasih koreksinya
Kadang-kadang hal “kecil” seperti ini justru amat bernilai ya, karena menunjukkan perhatian, hehehe π .
betul sekali, mas.
makanya di kategori ini, kebanyakan hal sederhana tapi sangat terasa
Segelas air putih hangat dan air jeruk dari istri itu rasanya nikmat banget ya Mas :hehe
Saya kalau menginap di hotel itu tidak pernah dapat welcome drink, sih, Mas… malah baru tahu setelah baca tulisan ini :hihi.
tentu saja π
nggak semua hotel ngasih. saya juga lebih sering dapatin hotel yg nggak ngasih welcome drink
So sweet deh
Tampak sepele tapi jika mendapat apresiasi seperti ini rasanya melayang π
begitulah, mbak π
Ciyeeee mbak Minyuu ciyeee romantis amat ke suaminya π ihiy!
uhuyyyyyy π
romantis banget Mbak Minyu Bang. Pasti seger dan adem minum welcome drinknya..
iya, mas π
jempol buat Minyi
π
Lha bukannya itu sudah seperti satu kewajiban, menyediakan minum setelah suami pulang drmn saja..??
Soalnya teteh melihat mamah begitu sama ayah, dan semua keluarga teteh begitu sama suami masing-masing π
Aaah bukan kewajiban kali ya.. Tp ada dorongan buat melakukan itu, dan bahagia saja setelahnya.. hehe
secara tertulis, nggak ada kewajiban istri melakukan hal itu, teh. termasuk juga mencuci dan memasak makanan buat suami. hanya saja bentuk cinta dan perhatian istri yang menjadi dasarnya. dan insya Allah ada balasan pahala dan kebaikan untuk sang istri yang ikhlas melakukannya. wallaahu a’lam
Iya betul, khan sudah teteh tulis juga bukan kewajiban, tp ada semacam naluri gitu buat istri untuk berlaku spt itu, sbg salah satu bentuk rasa sayang dan cinta juga hormat sama suami…
Iya betul lagi, jd istri itu terbuka ladang pahala yg besaar.. Suami menjadi salah satu kunci surga … In sya Allah…
kurang lebih begitu, teh
suamiku balik kerja pagi dini hari teh,,, bukain pintu aja sambil merem ini mata,, hehehe
Rasa capek habis ngantor atau tugas langsung cesss gitu ya. Simple but sweet!
iya mbak. yang sederhana itu yg biasanya dilupain tapi… sangat terasa jika dilakuin
tergantung mood dan seberapa rempongnya si Minyu yaa bang #sama
begitulah kira-kira
cocok aja kalau ada kata-kata “amazing” π
makanya sengaja disematkan kata itu π
hihihihihi oke deeeehhh Anda menyindir saya?? π
masa seh? π
Kayaknya mesti belajar dari Neng Minyu, nih π
boleh… boleh π