[Tour of Duty] Semarang, Hari Ketiga

pesawat garuda

Cerita di hari sebelumnya :
[Tour of Duty] Semarang, Hari Kedua
[Tour of Duty] Semarang, Hari Pertama

11 Februari 2015

Tiga orang teman satu tim sudah kembali ke Jakarta atau mampir dahulu ke kampung halamannya sebelum ke Jakarta. Sementara saya harus melanjutkan perjalanan ke Surabaya. Saya berangkat ke Surabaya dengan menggunakan pesawat terbang yang dijadwalkan di sore hari. Untuk mengisi waktu kosong dari pagi hingga sore, saya bermaksud pergi ke Kendal untuk mengunjungi keluarga adik saya sekaligus menengok keponakan saya, kakak sepupu Sabiq, yang lahir beberapa bulan yang lalu.

Semula saya akan berangkat bersama teman dari teman satu tim yang akan melakukan melakukan kunjungan yang rutenya melewati tempat yang saya tuju. Namun karena satu dan lain hal rencana tersebut batal. Akhirnya saya berangkat sendiri berbekal petunjuk dari adik ipar dan kawan saya yang lain.

Hari ketiga di Semarang saya awali dengan sarapan pagi di hotel. Menunya tak jauh berbeda dengan hari sebelumnya. Hanya nasinya yang berbeda. Nasi kuning, bukan nasi goreng. Selepas sarapan, saya langsung check out dari hotel.

Dari hotel saya menuju halte BRT (Bus Rapid Transit) yang tak begitu jauh. Setelah menunggu beberapa saat, BRT yang akan membawa saya ke Terminal Mangkang akhirnya datang. Di dalam BRT sudah penuh dengan penumpang. Kebanyakan dari mereka adalah para pelajar. Mereka cukup membayar Rp. 1.000 untuk selembar tiket BRT. Sementara penumpang lain seperti saya dikenakan ongkos sebesar Rp. 3.500. Selain dipenuhi oleh pelajar, ada fakta unik lain yang saya temukan di dalam BRT. Dua kali saya naik BRT, kondekturnya adalah seorang perempuan.

Sepertinya, jalur yang dilalui BRT dari shelter saya naiki pertama kali terasa berputar-putar di tempat yang sama sebelum akhirnya melaju menuju Terminal Mangkang. Atau itu hanya perasaan saya saja? Entahlah. Yang jelas, beberapa saat kemudian, sebagian besar penumpang yang rata-rata adalah pelajar turun bersamaan. Ruang di dalam BRT terasa lega jadinya.

Setelah turun di shelter BRT Terminal Mangkang, saya langsung mencari bus tujuan Weleri. Nasib baik, saya langsung menemukan bus yang saya cari dan bus pun langsung berangkat.

Perjalanan dari Terminal Mangkang menuju Cepiring yang menjadi tujuan saya cukup lancar. Tidak sampai satu jam sebagaimana informasi yang saya dapat sebelumnya. Saya membayar Rp. 12.000 untuk ongkos bus. Sepertinya, ongkos sebesar itu dikenakan bagi penumpang yang menempuh jarak Terminal Mangkang hingga Weleri. Pak Kondektur pun agak kaget ketika saya minta turun di Cepiring. Mungkin seharusnya saya dimintakan ongkos hanya sebesar Rp. 10.000 sebagaimana yang saya bayarkan ketika menmpuh rute sebaliknya.

Saya akhirnya bisa bertemu dengan adik saya, suaminya, serta kedua keponakan saya. Saya juga sempat beristirahat dan makan siang. Sebelum akhirnya kembali melanjutkan perjalanan ke Surabaya.

Dari Cepiring saya kembali menggunakan bus menuju Terminal Mangkang.

Ada yang masih ingat dengan cerita sopir taksi  tentang pelajar yang menjadi penumpang idaman para pengemudi bus? Saya menemukan jawabannya. Di dalam perjalanan, Pak Sopir menghentikan busnya di depan gerbang masuk sekolah. Beberapa bus lain pun sudah menunggu terlebih dahulu. Tak lama kemudian, beberapa orang pelajar langsung mengisi bangku-bangku kosong di dalam bus. Kondisi yang sangat berbeda ketika saya menjadi pelajar dahulu. Angkot dan bus merasa enggan untuk membawa saya dan teman-teman saya menuju tempat tujuan karena ongkosnya yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan penumpang biasa.

Turun di Terminal Mangkang saya naik BRT lagi. Saya turun di shelter Pengadilan Agama untuk kemudian ganti BRT yang menuju shelter Bandara. Alhamdulillah, perjalanan menuju Bandara Ahmad Yani lancar. Pesawat yang akan saya tumpangi juga tepat waktu. Hanya saja, pesawat yang saya tumpangi untuk ke Surabay berukuran lebih kecil dari pesawat sebelumnya. Bangku penumpangnya hanya 2-2, bukan 3-3, dan tanpa ada hiburan film 😀

Sampai jumpa di catatan berikutnya di Surabaya. Insya Allah.


Tulisan Terkait Lainnya :

36 respons untuk ‘[Tour of Duty] Semarang, Hari Ketiga

  1. ardiantoyugo Februari 24, 2015 / 09:34

    tertarik sama pesawatnya, itu CRJ 1000 nextgen bukan ya…??

    • jampang Februari 24, 2015 / 09:47

      saya kurang ngerti jenis pesawatnya. kalau nggak salah itu memang CRJ 1000

  2. penuhcinta26 Februari 24, 2015 / 10:30

    Bedanya BRT dengan bus biasa apa ya, Rif? Apa tidak pakai ngetem? Rapid artinya kan cepat.

    • jampang Februari 24, 2015 / 10:34

      BRT itu cuma berhenti di setiap shelter yang sudah ditentukan mbak. nggak sembarangan. dan berhentinya juga untuk menaikkan dan menurunkan penumpang dan nggak pake ngetem lama. plus setiap penumpang dapat karcis yang bisa digunakan untuk pindah koridor tanpa bayar lagi. mirip dengan transjakarta. cuma di semarang nggak dibuatin jalur khusus

      • penuhcinta26 Februari 24, 2015 / 10:59

        Seperti bis di Ngamriki kalo gitu, Rif. Konsep yang bagus banget.

      • jampang Februari 24, 2015 / 11:00

        aha…. jadinya saya sudah merasakan suasana di ngamrik sono yah dengan naik BRT 😀

      • penuhcinta26 Februari 24, 2015 / 11:06

        Iya Rif, kurang lebih seperti itu. Gimana kesan Rifki saat naik BRT? Lebih nyaman kan? Coba semua bus di jakarta dibuat seperti itu ya.

      • jampang Februari 24, 2015 / 11:13

        kalau kondisinya seperti kemaren seh nyaman, mbak. cuma mungkin masih kekurangan di segi jumlahnya aja. sama seperti transjakarta. masih sering lama nunggu.

        cuma bagi saya yang pake sepeda motor, ongkos naik angkutan umum masih lebih mahal dibandingkan dengan harga bahan bakar. tapi itu di luar biaya pembelian sepeda motor yah 😀

      • penuhcinta26 Februari 24, 2015 / 11:17

        Iya, ngerti banget krn dulu pun aku dan suami kemana-mana selalu naik motor, kecuali kalau bawa bayi ya. Serem.

      • jampang Februari 24, 2015 / 11:35

        kalau jarak dekat dan jalan tidak ramai dengan kendaraan, saya masih pakai motor. seperti ngajak sabiq beli baju beberapa waktu yang lalu

  3. dani Februari 24, 2015 / 11:55

    Saya kemaren barusan dari Semarang juga Bang, sayangnya ga sempat menikmati kendaraan umumnya karena waktu yang terbatas. Acara undangan kawinan teman. JAdi kangen Semarang lagi deh.:(

    • jampang Februari 24, 2015 / 12:46

      gpp, mas. bisa kapan-kapan datang lagi

      *kayak saya sering ke semarang aja 😀 *

  4. Gara Februari 24, 2015 / 12:15

    Syukurlah semua berjalan dengan lancar 🙂
    Ditunggu cerita di Surabaya! :hehe

    • jampang Februari 24, 2015 / 12:46

      alhamdulillah.
      insya Allah.

  5. zilko Februari 24, 2015 / 15:14

    Hehe, ini dapat pesawatnya Garuda yang CRJ 1000 😀 . Walaupun nggak ada hiburannya aku suka sama CRJ 1000 ini soalnya penampilannya cantik (haha) dan enaknya kursi 2-2 adalah, nggak terlalu merepotkan bagi yang duduk di jendela jika kebetulan ingin ke toilet 😀 . Nggak enaknya adalah di dalam pesawatnya agak kecil untuk tinggi badanku 😛 .

    • jampang Februari 24, 2015 / 16:08

      iya. mungkin itu kelebihannya. nggak bikin repot orang lain kalau mau ke toilet. kalau ukuran tingginya seh, masih pas buat saya 😀

      yang ATR juga saya pernah nyoba sekali. 2-2 juga kursinya. pake baling-baling

  6. tqrb Februari 24, 2015 / 15:53

    ane pengen pulang kampung nih, soalnya udah 3 bulan nih di jogja, kangen pengen balek ke semarang jadi nya setelah baca artikel ini 😀

    izin follow yak blog nya 😀

    • jampang Februari 24, 2015 / 20:47

      mungkin bisa pulang kampung lagi dalam waktu dekat, mas
      silahkan. terima kasih

      • tqrb Februari 28, 2015 / 19:31

        Iya betul itu gan, ane setubuh sama agan 😀

      • jampang Februari 28, 2015 / 20:51

        sipppp 😀

  7. zizadesita Februari 24, 2015 / 16:39

    Saya lumayan trauma ama bocah sekolah dan BRT, Bang. Sekalinya naik dari bandara kok ketemunya bocah lagi pada pacaran di dalem bis, pake adegan gak sopan lagi..😓😓😓
    Duh..naudzubillah

    • jampang Februari 24, 2015 / 20:49

      waduh…. sampe segitunya kelakukan para bocah itu, mbak?
      ditegurkah?

      • zizadesita Februari 24, 2015 / 21:03

        aku liatin terus menerus sampe mereka tau, gak tau mereka risih atau nggak sih.Maunya negur, tapi ya itu, selemah-lemahnya iman krn hanya bisa diam. Yang cowok ky alay gitu, takut dia nekad menyerang saya Bang

      • jampang Februari 24, 2015 / 21:11

        katanya seh…. ada prinsip yang dipegang sama tukang palak atau apalah… mereka nggak mau ngerjain orang yang lagi pacaran… soalnya si cowok bisa nekat di hadapan pacarnya itu 😀

      • zizadesita Februari 25, 2015 / 02:24

        Waduuuhh, tambah gemes aku..
        Harusnya berani negur ya, tapi caranya gimana itu lho

      • jampang Februari 25, 2015 / 07:33

        yang sudah ya sudahlah, mbak.
        kalai saya jadi mbak, paling juga saya cuma lihatin doank 😦

      • zizadesita Februari 25, 2015 / 07:37

        Hehe, iya, maturnuwun.
        Sementara hanya bisa berdoa supaya gak ketemu hal seperti itu lagi, kualitas pendidikan moral yang lebih baik, dan semoga keturunan kita menjadi anak sholeh/sholehah.
        Amin

      • jampang Februari 25, 2015 / 07:58

        aamiin yaa rabbal ‘aalamiin

  8. Pamela Fitrah Februari 24, 2015 / 20:01

    itu semacam buswaynya semarang yang bang. wahhh ke surabaya. kampung si ayah ditunggu ceritanya yaaa ah saya jd pengen nulis nngumpulin dokumentasi wktu k sby. ehmmmm ‘

    saya blom pernah naik pesawat #katrok br tau kalo ukuran bangku pesawat bisa beda gtu

    • jampang Februari 24, 2015 / 20:54

      iya, mpo. cuma tanpa jalur khusus seperti di jakarta.
      kapan-kapan bisa naik pesawat 😀

      • Pamela Fitrah Februari 24, 2015 / 20:59

        heheheh iya nanti naik pesawatnya kalo udh gak parno sm ketinggian 😀

        hoo ah wktu saya ke semarang blom ada sih yg begituan hiks

        bang makan tahu gimbal gak?

      • jampang Februari 24, 2015 / 21:07

        enggak sempat.
        teman saya yang lain datang hari minggu, dan langsung nyoba itu tahu.

Tinggalkan jejak anda di sini....

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s