Yang Selalu Ada di Punggung

my backpack

Benda apa yang selalu saya bawa ketika jalan-jalan selain handphone, kamera, atau powerbank?

Saya harus menjawab pertanyaan tersebut jika ingin ikut meramaikan “1ST GA Jalan-jalan Kenai”. Hanya saja saya agak bingung sebab saya jarang sekali melakukan jalan-jalan, semisal mengunjungi suatu lokasi atau tempat wisata untuk berlibur, kecuali saat saya masih punya waktu yang bisa dimanfaatkan ketika selesai melaksanakan tugas di suatu tempat. Untungnya, shohibul GA tidak membatasi ketentuan jalan-jalan itu harus ke suatu tempat yang jauh, keluar rumah untuk menjemput anak sekolah atau ke minimarket pun bisa dikategorikan sebagai jalan-jalan.

Baiklah, jika demikian saya akan memulai cerita ini dengan membuat daftar kegiatan yang saya lakukan yang bisa dikategoriskan sebagai jalan-jalan sesuai dengan definisi shohibul GA sebagai berikut :

  • Berangkat ke kantor
  • Belanja di super market
  • Dinas ke luar kota
  • Ke rumah sakit
  • Ke kebun binatang

Dari semua jalan-jalan tersebut, benda yang selalu saya bawa adalah backpack alias tas ransel alias tas punggung.

Saat ini saya memiliki dua buah backpack seperti yang terlihat pada gambar di atas. Tas yang ukurannya lebih kecil saya miliki lebih dahulu dibanding tas yang lebih besar. Saya tak pernah membeli keduanya. Kedua tas tersebut adalah hadiah yang saya terima sebagai souvenir saat menjadi nara sumber atau pengajar dalam suatu kegiatan. Backpack sebelum keduanya pun –yang sudah rusak— saya dapatkan sebagai souvernir setelah mengikuti sebuah kursus.

Mungkin karena sudah terbiasa menggunakan backpack sejak sekolah, maka saat ini pun ada backpack di punggung saya ketika saya melakukan perjalanan seperti yang saya sebutkan di atas. Apalagi dengan kelebihan dari backpack yang bisa menampung banyak barang bawaan sehingga memberikan kemudahan bagi saya untuk membawanya.

Berangkat ke kantor

Saat berangkat ke kantor, barang yang ada di dalam backpack adalah bekal makan siang, external hardisk, dan flashdisk. Dari ketiganya, bekal makan siang mungkin yang ukurannya lebih besar. Sementara flashdisk dan external hardisk tidak terlalu besar dan bisa saya masukkan ke dalam saku. Nyatanya, ketika saya tidak membawa bekal makan siang ataupun external hardisk dan hanya membawa flashdisk yang kecil ukurannya, saya tetap memasukkannya ke dalam backpack. Jadi saya tetap membawa backpack ke kantor meskipun hanya ada satu benda kecil di dalamnya.

Akhir-akhir ini, bawaan saya sudah berganti. Yang rutin ada di dalam backpack saat ke kantor adalah jas hujan. Saya membawa jas hujan untuk memenuhi permintaan Minyu, istri saya, karena saat ini musim penghujan. Sebelum menikah, saya lebih senang berkendara di bawah siraman hujan dan hanya berbekal kantong kresek untuk melindungi external hardisk, flashdisk, dan benda lainnya di dalam backpack agar tidak basah.

Pagi tadi, bawaan saya cukup berat. Selain jas hujan, saya juga membawa bir pletok. Jenis bir halal yang merupakan minuman tradisional khas Betawi. Tiga botol bir pletok masuk ke dalam backpack saya untuk dinikmati bersama-sama rekan kerja saya di kantor.

Belanja di super market

Suatu ketika, saya belanja di super market tanpa ditemani Minyu. Karena belanjaan cukup banyak dan tidak memungkinkan dibawa dengan sepeda motor lelaki –kekurangan sepeda motor lelaki adalah tidak cocok untuk membawa belanjaan banyak kecuali memasang box tambahan— jika dibawa hanya dengan kantong plastik, saya pun membawa backpack ke super market. Sebagian besar belanjaan saya masukkan ke dalam backpack . Sisanya saya bawa dengan kantong plastik.

Dinas ke luar kota

Backpack sangat berguna bagi saya ketika saya melakukan perjalanan dinas ke luar kota. Pakaian selama tiga hari atau lima hari seperti saat ke Semarang dan Surabaya beberapa waktu yang lalu, bisa masuk ke dalam backpack. Bahkan saya masih bisa memasukkan laptop ke dalamnya tanpa membutuhkan tas tambahan.

perjalanan dinas ke pekanbaru

Ke rumah sakit

Bulan lalu, saya beberapa kali monda-mandir ke rumah sakit untuk memproses pembuatan akta kelahiran Sabiq. Agar dokumen yang saya bawa tidak rusak atau lecek, saya cukup memasukkan dokumen tersebut ke dalam backpack .

Ke kebun binatang

Saya tidak sering berkunjung ke kebun binatang Ragunan. Jadi cukuplah foto ini yang mewakili cerita saya bahwa ketika ke kebun binatang Ragunan, saya juga membawa backpack.

kebun binatang

Demikianlah cerita saya tentang benda yang selalu saya bawa-bawa ketika melakukan perjalanan. Bagaimana dengan cerita Anda?


Tulisan Terkait Lainnya :

31 respons untuk ‘Yang Selalu Ada di Punggung

  1. nyonyasepatu Februari 25, 2015 / 11:16

    Kalau ditanyain ke cewek pasti bingung apa yang mesti dibawa haha, secara semuanya dibawa

    • jampang Februari 25, 2015 / 11:30

      banyak seh ya bawaannya.
      pengalaman waktu tugas ke lombok selama tiga hari untuk acara semacam konsinyering. saya berangkat dengan seorang teman. sampai di hotel, di depan kami sedang jalan beberapa orang ibu-ibu yang jadi peserta. saya dan teman cuma bawa satu tas backpack… itu ibu-ibu bawa dua koper besar diseret pake tangan kiri dan kanan 😀

  2. rizzaumami Februari 25, 2015 / 11:30

    Dompetnya ditaro saku ya, Bang?

    • jampang Februari 25, 2015 / 11:33

      yup. dompet ada di saku celana. nggak dimasukin ke dalam tas

  3. Gara Februari 25, 2015 / 11:48

    Kalau saya, menabung diklat = menabung ransel :hihi.
    Bawaan dari Pekanbarunya banyak, Mas. Ada oleh-olehkah? (masih ditanyain :hehe)

    • jampang Februari 25, 2015 / 12:00

      itu saya bantuin bawaan teman satu tim. buat gaya2an doank 😀

    • jampang Februari 25, 2015 / 13:47

      mari ikutan ramaikan, mbah 😀

      • jampang Februari 25, 2015 / 14:00

        sipplah

  4. Ryan Februari 25, 2015 / 13:01

    Mau bir pletoknya dong mas. Hehehe

    Moga menang GAnya mas.

    • jampang Februari 25, 2015 / 13:47

      nggak bisa dikirim. pasti pecah. pake botol soalnya 😀

      • Ryan Februari 25, 2015 / 13:57

        hiks….

      • jampang Februari 25, 2015 / 14:27

        sabar… sabar… kalau ada rezeki pasti bisa nyobain bir pleteknya 😀

  5. itsmearni Februari 25, 2015 / 14:22

    Wah klo saya yang ditanya kayaknha jawabannya segambreng deh, apalagi klo bepergian bareng Prema, kayak mau pindahan tuh isi bagasi mobilnya

    • jampang Februari 25, 2015 / 15:10

      disebutin aja semuanya, mbak

  6. zilko Februari 25, 2015 / 15:45

    Hehehe, aku juga kemana-mana suka pakai backpack. Saking sudah kebiasaannya, jika tidak membawanya justru rasanya aneh dan “ada yang ketinggalan”, hahaha 😆 .

    • jampang Februari 25, 2015 / 16:09

      betul sekali. seperti ada yang hilang 😀

  7. alrisblog Februari 25, 2015 / 17:56

    Dulu saya juga kalo jala-jalan bawa tas punggung. Lebih praktis.
    Semoga menang GA.

    • jampang Februari 25, 2015 / 21:10

      iya. makanya sering banget saya bawa-bawa

  8. capung2 Februari 25, 2015 / 20:35

    Pake backpack emang lbh terlihat santai.

    • jampang Februari 25, 2015 / 21:12

      iya, mas. bawanya juga nyantai

    • jampang Februari 26, 2015 / 08:20

      alhamdulillah… artinya saya bahagia 😀

      • Pamela Fitrah Februari 27, 2015 / 04:44

        itu harus dong kan udh ada minyu sm sabiq

      • jampang Februari 27, 2015 / 08:09

        eh tapi itu foto sebelum ketemu minyu lho 😀

  9. fanny fristhika nila Februari 27, 2015 / 21:07

    hahaha..co emg simpel ya mas ;).. Susah deh kalo aku begitu ;p.. semua berasa mw dibawa kalo lg liburan , udh kyk pindahan ;p

    • jampang Februari 28, 2015 / 05:24

      iya mbak. rata-rata seh begitu. tapi ada juga cowo yang bawaannya banyak dan ada cewe yang bawaannya nggak banyak

  10. myra anastasia Maret 6, 2015 / 11:26

    Saya juga lebih suka bawa backpack kalau kemana-mana. Lebih praktis dan bisa muat banyak daripada tas perempuan 🙂

Tinggalkan jejak anda di sini....

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s