Rahasia Tukang Vermak Levis

tukang vermak levis

Siang itu, ketika beberapa langkah lagi sampai rumah, saya dikejutkan dengan adanya tukang vermak levis yang berhenti di depan rumah. Ternyata, adik ipar saya yang memanggil untuk memotong sedikit pakaiannya yang agak kepanjangan. Kebetulan, saya juga ingin memotong celana panjang saya yang agak kepanjangan sehingga kurang nyaman ketika mengenakannya.

Yang menjadi pertanyaan saya, mengapa disebut tukang vermak levis yah? Padahal jenis pakaian yang biasanya diperbaiki bukanlah jenis levis, malahan lebih banyak jenis bahan yang lain. Tapi bukan itu yang akan dibahas dalam coretan ini. Jadi abaikan saja.

vermak
[Lihat permak]

permak per.mak
[v cak] me.mer.mak v (1) merombak (agar dapat dimanfaatkan kembali, msl pakaian); (2) mengubah dr bentuk atau keadaan asli menjadi bentuk baru; (3) ki memukuli dan menyiksa

sumber : kamus bahasa indonesia

Setelah menunggu beberapa saat, tiba giliran celana saya untuk dirombak. Sebelum saya menyerahkan celana panjang saya untuk dipermak, saya tanya kepada adik ipar saya berapa ongkos yang diminta oleh abang tukang permak. Dijawab, Rp 20.000 untuk tiga potong pakaian. Saya pikir masih bisa ditawar lagi untuk celana panjang saya. Mungkin bisa Rp 5.000 per celana. Ternyata, ketika saya tanya langsung ke abang tukang permak, langsung dijawab dengan harga yang sama dengan yang saya inginkan. Jadilah saya tidak menawar lagi.

Saya ajak sabiq ke teras rumah sambil memperhatikan pekerjaan yang sedang dilakukan oleh abang tukang permak. Semula saya mengira mesin jahit yang digunakan si abang adalah mesin jahit manual yang harus digenjot dengan kedua kaki. Ternyata saya salah. Saya tidak melihat kedua kaki si abang itu bergerak-gerak ketika mesin jahit dioperasikan. Sepertinya, mesin jahit yang digunakannya adalah mesin jahit yang menggunakan listrik. Mungkin sumbernya terdapat di dalam kotak di bawah mesin jahit. Sayangnya, saya lupa menanyakan hal tersebut. Saya juga tidak mampu mengorek informasi lebih dalam tentang si abang tukang permak itu.

Saya hanya mendapatkan informasi bahwa gerobak yang dibawa si abang adalah miliknya sendiri. Sementara mengenai berapa penghasilannya sehari, si abang tidak mau menjawab dan terkesan mengelak.

“Nggak bisa dipastikan!”

“Susah ngitungnya.”

“Cukuplah buat kebutuhan keluarga.”

Hanya jawaban itu yang saya terima ketika saya bertanya beberapa kali tentang penghasilan si abang dalam sehari. Mungkin itu menjadi rahasianya. Saya tak berhak memaksa. Setiap orang juga punya rahasia. Apalagi soal penghasilan.

Yang jelas, abang tukang permak itu sudah punya banyak langganan. Buktinya, di saat sedang melakukan pekerjaannya, si abang disapa oleh beberapa orang yang lewat yang semuanya adalah kaum hawa. Ada yang meminta agar si abang nanti datang ke tempat salah seorang ibu untuk memperbaiki sepreinya.

Tentang rahasia, mungkin bukan soal penghasilan saja yang menjadi rahasia si abang tukang permak. Ada rahasia lain dari pekerjaan si abang tukang permak dan juga dimiliki pekerjaan halal lainnya. Saya baru mengetahui rahasia tersebut di pertengahan minggu lalu ketika menyimak kajian ba’da zhuhur di masjid kantor yang menyajikan materi tentang pekerjaan.

Setiap pekerjaan itu, langsung atau tidak langsung adalah menolong orang lain. Seperti pekerjaan yang dilakoni oleh si abang tukang permak. Ia membantu orang lain dengan memperbaiki pakaian yang rusak atau kurang pas sehingga menjadi pas dan nyaman digunakan oleh pemiliknya.

Tapi kan si abang dibayar?

Terlepas dari dibayar atau tidak, pekerjaan yang dilakukan oleh si abang tukang permak tetap dilihat dan dinilai oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran :

“Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (At-Taubah [9]: 105)

Di ayat tersebut tidak disebutkan kaitan antara pekerjaan dengan upah yang diterima. Setiap muslim hanya diperintahkan bekerja dan hasilnya akan diperoleh baik ketika di dunia maupun di akhirat kelak sebagai sebuah balasan atas apa yang sudah dilakukan.

Ayat di atas juga mengisyaratkan bahwa pekerjaan yang dilakukan bisa juga menjadi bekal kebaikan bagi seseorang di alam akhirat kelak. Mungkin inilah yang menjadi dasar seorang dokter spesialis penyakit wasir tetap melakukan pekerjaannya selama dua puluh tahun. Padahal, dalam pekerjaannya itu tak jarang wajahnya harus terkena kotoran dari dubur pasiennya.

“Kalau tujuan saya ingin jadi kaya, saya sudah berhenti sejak lama dari pekerjaan ini. Tapi saya berpikir, pekerjaan ini jarang diminati. Jika tidak ada orang yang mengerjakannya, maka tidak akan ada orang yang akan menolong penderita wasir. Semoga saja, pekerjaan ini menjadi ladang amal dan menjadi pemberat timbangan kebaikan saya di akhirat kelak.”

Begitulah kurang lebih jawaban sang dokter mengenai pekerjaannya sebagaimana diceritakan oleh sang penceramah dalam kajian yang sempat saya hadiri.

Semoga, kita bisa ikhlas melakukan pekerjaan yang kita lakukan agar menjadi kebaikan yang kelak dikembalikan dalam bentuk yang lebih baik di akhirat kelak. Aamiin.

Wallaahu a’lam.


Tulisan Terkait Lainnya :

50 respons untuk ‘Rahasia Tukang Vermak Levis

    • jampang Maret 2, 2015 / 09:45

      yaa rabbal ‘aalamiin.

      lumayan, karakternya udah nambah

      • widia fermak levis Agustus 13, 2015 / 16:37

        se, propesi ,jadi saya merasa
        kanya, amin yarobal alamin….

      • jampang Agustus 13, 2015 / 17:35

        iya kah? semoga tambah berkah

  1. -n- Maret 2, 2015 / 10:00

    Aamiin ya robbal alamiin. Ah jadi kangen kerja jadi guru 😦

    • jampang Maret 2, 2015 / 10:44

      kalau jadi guru bisa dapat pahala terus menerus, apalagi muridnya banya.

      pernah pengen jadi guru juga… guru TK atau SD kelas 1 lah yg ngajarin baca tulis 😀

  2. riemikan Maret 2, 2015 / 10:36

    Setuju. Btw setauku awalnya disebut vermak levis karena utk jeans tidak sembarang mesin jahit yang bisa dipakai jadi perlu ke tempat2 khusus dan levis karena yang mempopulerkan celana bahan jeans adalah merk levi’s yang dulunya dipakai oleh tukang tambang.

    • jampang Maret 2, 2015 / 10:46

      iya mbak. mungkin dipukul rata kali yah, apalagi istilah itu sudah terkenal.

      di tempat saya ada juga yang punya kios tetap, nulisnya vermak levis dan hanya menerima pakaian berbahan jeans karena mesin jahitnya sudah disetting untuk bahan itu. sementara mesin jahit yang dibawa oleh tukang permak keliling itu mesin jahit biasa yang nggak kuat mungkin untuk menjahit bahan jeans

      • riemikan Maret 2, 2015 / 13:44

        Aku baru tau lhoo klo yang keliling itu malah gak bisa vermak jeans. Dulu sering lewat depan kost-anku tapi blm smpt nyobain.

      • jampang Maret 2, 2015 / 14:06

        eh mungkin bisa kali yah?
        cuma mikirnya beda setting seperti mesin jahit yang di kios vermak levis itu 😀

      • riemikan Maret 2, 2015 / 18:11

        Hahaha bisa dicari tau 😁

      • jampang Maret 3, 2015 / 02:49

        iya. mungkin bisa ditanya. sebab kalau nyoba, saya nggak punya celana berbahan jeans

      • riemikan Maret 3, 2015 / 05:59

        Ok 😊

      • jampang Maret 3, 2015 / 07:51

        sipppp

  3. capung2 Maret 2, 2015 / 10:39

    Ditempat sya udah jarang tk permak yg keliling.

    • jampang Maret 2, 2015 / 10:47

      mungkin tukang permaknya belum ada yang tahu atau yang tinggal dekat situ kali mas 😀

  4. ayanapunya Maret 2, 2015 / 11:02

    agak gimana gitu pas baca cerita dokter spesialis wasir itu 🙂

    • jampang Maret 2, 2015 / 11:14

      penceramahnya kurang lebih bercerita begitu. ya emang agak-agak gimana seh 😀

  5. Tita Bunda Aisykha Maret 2, 2015 / 11:07

    Amiin,,ditempatku juga sering lewat tukang permak gni bang,,naik sepeda,,trs satu lagi yg sering lewat,,tukang sol sepatu,,mereka sangat membantu sekali,,

    • jampang Maret 2, 2015 / 11:41

      kalau cerita sol sepatu sudah pernah saya posting sebelumnya mbak. sekarang ada yang naik sepeda, nggak jalan kaki

  6. anazkia Maret 2, 2015 / 11:23

    Aamiin, aamiin Allahumma aamiin

    • jampang Maret 2, 2015 / 11:43

      aamiin yaa rabbal ‘aalamiin

  7. faziazen Maret 2, 2015 / 11:38

    Kadang orang meremehkan pekerja jalanan seperti tukang permak ini ya..padahal bisa jadi duitnya melebihi gaji pegawai

  8. zilko Maret 2, 2015 / 14:40

    Vermak atau Permak ini sepertinya kata serapan dari bahasa Belanda deh 😀

    • jampang Maret 2, 2015 / 14:57

      bisa jadi. kan kata-kata bahasa Indonesia banyak berasal dari serapan bahasa asing

      • selin Maret 9, 2015 / 13:53

        ke bahasa sunda jadi permak, hehe

      • jampang Maret 9, 2015 / 14:44

        😀
        begitu yah?

  9. Gara Maret 2, 2015 / 15:22

    Setelah baca postingan ini, saya jadi semangat kerja nih, kapan lagi memupuk kebaikan dan menolong orang :hehe. Apalagi di pekerjaan saya sudah ada embel-embel “bantuan”, bukan saatnya lagi ogah untuk menolong orang (meski kadang masih suka malas, sih… :hehe).

    Terima kasih sudah berbagi, Mas.

    • jampang Maret 2, 2015 / 15:47

      samalah dengan saya. kadang sering juga muncul rasa malas dan enggak 😦

      sama-sama. pengingat untuk diri saya juga

  10. zizadesita Maret 2, 2015 / 19:42

    Tukang vermaknya takut disuruh lapor SPT Bang, mknya g mo ngaku..
    😁😁😁
    Setiap pekerjaan halal itu berkah ya Bang, Alhamdulillah..

    • jampang Maret 3, 2015 / 02:50

      😀
      seggitunya. lagian lapor SPT kan bisa pake e-filing *halah*

      iya, mbak. Alhamdulillah

  11. susanti dewi Maret 5, 2015 / 08:42

    Aamiin YRA. Tapi kadang ini tukang permak keliling, kalo saya butuh suka gak lewat depan rumah. Tapi kalo gak butuh, tiba2 lewat depan rumah hehehe….

    • jampang Maret 5, 2015 / 09:25

      nah… saya pernah ngalamin begitu juga mbak 😀
      itu udah beberapa kali nunggu baru ketemua dan bisa permak

  12. Ina Maret 5, 2015 / 09:28

    Saya pikir rahasianya apa…. Eh maksudnya mereka pun punya rahasia yg dia ga mau buka.

    Anyhow, apa pun pekerjaannya, yg penting barokah yah mas.

    • jampang Maret 5, 2015 / 09:55

      ya. mereka punya rahasai dan ada rahasia juga di balik setiap pekerjaan.
      iya. keberkahan itu yang menjadikan segalanya jadi baik

  13. Ina Maret 5, 2015 / 09:39

    Oya, baru tahu nih theme blog nya baru. Duuuh berapa tahun siy yah nggak kesini…. Padahal yah ga lama lama banget kan mas?

    Maaaaap klo jarang mampir mas, waktu terbatas

  14. ipah kholipah Maret 7, 2015 / 14:33

    amiiiiin …

    • jampang Maret 8, 2015 / 05:30

      yaa rabbal ‘aalamiin

  15. selin Maret 9, 2015 / 13:51

    saya gak penah manggil tukang mermak, bisa mermak sendiri.. hehe
    semoga pahala mas vermak nya bisa mengaliir… :))

    • jampang Maret 9, 2015 / 14:43

      wah… mantap 😀

      aamiin

  16. resep masakan Maret 9, 2015 / 16:35

    ternyat oh ternyara tukang vermak vermak memiliki rahasia yg tak terduga

    • jampang Maret 9, 2015 / 16:47

      setiap orang dan pekerjaan punya rahasia 😀

  17. harga mesin jahit Agustus 31, 2015 / 04:41

    ada arhasia dibalik rahasia… keren gan informasinya hehehe

  18. apit Desember 10, 2015 / 09:24

    enak ga enak

Tinggalkan Balasan ke jampang Batalkan balasan