Tadi pagi, sambil menikmati sepiring nasi goreng hangat sebagai menu sarapan, saya menyaksikan film kartun anak-anak bernuansa Islami yang berjudul “Syamil dan Dodo” di salah satu stasiun televisi swasta. Saya sudah lama mengenal film kartun tersebut. Jika tidak salah ingat, saya pernah membelikan satu paket VCD-nya untuk Syaikhan. Bahkan beberapa waktu yang lalu, saya mendapatkan sebuah VCD “Syamil dan Dodo” sebagai hadiah dari seorang rekan yang mengadakan kuis kecil-kecilan di akun facebooknya.
Film kartun “Syamil dan Dodo” cukup bagus untuk ditonton oleh anak-anak karena di dalamnya berisikan pembelajaran tentang pengetahuan agama Islam yang disampaikan secara ringan dan mudah dipahami. Mungkin nanti saya juga akan memperlihatkan film tersebut kepada Sabiq.
Episode yang tadi pagi saya saksikan berjudul “Adzan”, menceritakan tentang sejarah bagaimana adzan dijadikan sebagai tanda masuk waktu shalat dan panggilan kepada kaum muslimin untuk segera melaksanakan shalat. Intinya, episode tersebut memvisualisasikan isi dari hadits berikut :
Ibn Umar radhiyallaahu ‘anhu berkata : Ketika pertama kaum muslimin sampai ke kota Madinah mereka berkumpul dan menantikan waktu” shalat belum ada seruan adzan, kemudian mereka musyawarat. maka sebagian usul membuat bel seperti caranya Nashara (Kristen) sebagian ‘rompet seperti Yahudi, lalu Umar radhiyallaahu ‘anhu usul supaya orang keliling berseru: Shalah, shalah. Maka Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Salam memerintahkan Bilal,”Hai Bilal, bangunlah dan serukan: Shalaah, shalaah”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Anas radhiyallaahu ‘anhu berkata : Orang-orang membicarakan untuk menggunakan api atau trompet tetapi lalu mereka ingat menyerupai Yahudi dan Nashara. Tetapi kemudian setelah mendapat cara adzan. maka Bilal diperintah supaya menggenapkan kalimat-kalimat dalam adzan dan satu-satu (ganjil) bacaan iqamah. (HR. Bukharidan Muslim).
Sayangnya, ada sedikit kekeliruan ketika salah satu kalimat adzan, yaitu “hayya ‘alal falaah” ditampilkan dalam bentuk tulisan arab. Tim kreatif pembuat film menampilkan kalimat tersebut sebagaimana terlihat pada gambar di bagian awal coretan ini.
Pada gambar di atas, huruf terakhirnya adalah ta marbuthah. Jika huruf ta marbuthah berada di akhir kata dan dibaca berhenti (tidak dilanjutkan dengan kalimat berikutnya) suaranya menjadi seperti “Ha” seperti pada lafazh “madrasah”. Penulisan lafazh “hayya ‘alal falaah” seperti gambar di atas adalah salah. Penulisan lafazh yang tepat dan benar adalah menggunakan huruf “ha” seperti gambar berikut :
Mudah-mudahan saja ada semacam edisi revisi dari tim kreatif film untuk memperbaiki kesalahan tersebut sehingga informasi yang diterima oleh anak-anak adalah yang benar-benar valid.
Wallaahu a’lam.
Tulisan Terkait Lainnya :
- [Resensi] : Tentang Kita
- 5 Aplikasi yang Memudahkan Administrasi Perpajakan Anda
- Plus Minus My COD
- Review Aplikasi My JNE
- I and My JNE
- Jajanan Kaki Lima : Dari Mie Ayam Hingga Hotang
- Ini Tentang Buku Cerita Anak
- Berbekal Sakinah, Bangun Mawaddah, Tuk Menggapai Rahmah
- Kambing Soon : Best Lamb in Town
- I am Hope : Antara Kanker dan Harapan
Ih..si abang ini jeli bgt sih….
Kalo nonton selalu bs gap yg ganjil2
Iya..anakku jg suka syamil n dodo
kadang kalau diniatin nyari yg ganjil malah nggak ketemu, mbak 😀
lumayan bagus memang buat anak-anak belajar
anak2ku juga suka ini serial dodo dan syamil, sekarang lumayan banyak serial anak2 yg isinya cukup mendidik..jadi makin rajin beli VCD yg mcm ini buat anak2 di rumah…
mungkin juga nanti saya akan beli juga 😀
Aisyah jg suka banget syamil dodo ini bang,,he he,,jeli banget sih bang,,aku kalo nonton seringnya sambil lalu,,aisyah aja yg mantengin serius he he,,
kebetulan lagi ngeliat yang kurang pas, mbak