
dalam do’a
seribu harap terus kuucap
seribu pinta kurangkai katadalam do’a
kupasrah bukan menyerah
kutinggal bersama tawakkalkuserahkan yang terjadi pasti
setiap kehendak dari ilahi
dalam do’akutumpahkan segala hina diri
demi kasih murni sejati
dalam do’a
Sebuah puisi lama yang pernah saya buat di masa-masa SMA. Pernah juga saya publish di blog ini. Saya publish ulang lagi hari ini karena teringat dengan materi kajian ba’da zhuhur di masjid kantor beberapa waktu yang lalu. Saat itu, sang ustadz membahas tentang doa.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala pasti mengabulkan doa dari hamba-Nya. Tentang bagaimana caranya dan dalam bentuk apa, tentu saja, itu menjadi hak prerogatif Allah. Allah punya kuasa. Allah punya kehendak.
Sang ustadz menjelaskan, bahwa ada sebagian doa yang Allah kabulkan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Segera. Ada pula sebagian doa yang Allah kabulkan namun perlu beberapa waktu. Ada masa tunggu. Ada pula sebagian dia yang dikabulkan dalam jangka waktu yang lama. Bahkan ada pula doa yang tidak dikabulkan secara langsung selama hamba itu hidup di dunia.
Bagi seorang hamba yang memanjatkan doa selepas ikhtiar maksimalnya, maka ada beberapa kemungkinan yang akan diterimanya. Bisa jadi, Ia akan langsung memperoleh hasil sesuai dengan permintaan yang dipanjatkannya dalam doa tersebut. Bisa jadi Allah memberikan keselamatan bagi dirinya dari segala musibah dan bencana sebagai ganti dari permintaannya. Sebab Allah bisa saja memberi apa yang hamba-Nya butuhkan bukan selalu apa yang diinginkan hamba-Nya. Atau kemungkinan terakhir adalah Allah menyimpan seluruh doa-doa yang dipanjatkan oleh hamba-Nya dan diberikan kembali akhirat nanti.
Karenanya, setiap doa tidak ada yang sia-sia. Jika ada doa yang tidak dikabulkan di dalam kehidupan di dunia ini, maka jawaban doa itu akan datang di akhirat nanti dalam dua bentuk. Begitu penjelasan sang ustadz.
Bentuk pertama adalah dengan simpanan doa tersebut, Allah akan menaikkan tingkatan surga yang akan menjadi tempat tinggal sang hamba. Contoh mudahnya, jika sang hamba di tentukan masuk surga dengan kenikmatan level tiga, maka dengan simpanan doa tersebut, Allah memindahkannya ke surga dengan kenikmatan level dua. Level yang lebih tinggi.
Bentuk kedua, jika amalan yang dimiliki oleh seorang hamba lebih banyak buruknya namun dirinya memiliki simpanan doa yang belum terkabul di dunia, Maka dengan sebab itu, Allah akan memindahkannya dari neraka ke dalam surga.
Wallaahu a’lam.
Tulisan Terkait Lainnya :
- Para Lelaki Masbuq
- Jika Tentang Rasa
- Bisa Jadi…
- Antara Ikhlas dan Buang Air Besar
- Tiga Orang Anak yang Bersalaman Selepas Shalat
- Membalas VS Memaafkan
- Kisah Rasulullah yang Kental dalam Pesan Moral Namun Rapuh dalam Validitas
- Dua Sisi Digital Lifestyle
- Strategi Sedekah
- Dhuha dan Tilawah Para Pengemban Amanah
Doa yang belum dikabulkan di dunia bukan berarti sia-sia, ya, Bang. Terima kasih atas pengingatnya 🙂
insya Allah begitu, mbak.
sama-sama
Sejuk banget bacanya. Tuhan selalu tahu apa yang terbaik bagi hamba-Nya dan tidak ada doa yang sia-sia. Terima kasih buat tulisan ini, Mas :)).
sama-sama, gar 😀
saang sekali ada yang milih pergi ke dukun daripada berdoa
iya mbak. salah tempat
Siip bang. Sebagai muslim kita berdoa minimal 5 kali sehari.
Saya selalu berdoa konsisten dan minta yang terbaik.
yup… pengertian shalat secara bahasa adalah berdoa.
semoga Allah mengabulkan, aamiin
Wallahu’alam…
Dalam setiap do;a saya sekarang saya ganti dengan ucapan syukur sebagaimana setiap impian dan do’a saya sudah terkabul 🙂
sebaik-baiknya doa adalah alhamdulillah
doa dan kekuatannya…
tapi masih banyak yang meremehkan doa lho mas
mudah2an kita tidak termasuk yang demikian ya mas
Nah itu kadang kalo yg terjadi ga sesuai dengan doa yg kita harapkan suka mutung padahal semuanya hak prerogatif Allah ya pak. Makasih sudah diingatkan
Sama-sama, mbak. Semoga kita bisa lebih baik dalam berdoa dan berusaha