“Rupanya Anda adalah orang yang tepat waktu. Saya suka!” ucap lelaki di hadapan Toni. Namanya Pak Indra.
Toni tersenyum mendengar pujian dari calon bosnya itu. Usahanya untuk tidak terlambat untuk wawancara hari itu tidak sia-sia. Meski dirinya harus memacu sepeda motornya dengan kecepatan tinggi. Meaki dirinya menabrak seorang anak perempuan saat berlari keluar dari tempat parkir.
Tiba-tiba, sosok anak perempuan itu melintas dalam ingatan Toni. Wajah anak perempuan terlihat sedih. Aliran sungai kecil masih membekas di kedua pipinya. Pandangannya tertuju pada es krim stroberi miliknya yang jatuh dan tak bisa dimakan lagi.
Adik kecil, maafkan Om, yah! Om tidak sengaja menabrakmu dan menjatuhkan es krim stroberi yang sedang kau nikmati. Om sedang terburu-buru untuk wawancara kerja ini. Om berjanji, setelah wawancara ini, Om akan membelikan es krim stroberi yang banyak untukmu.
“Saudara Toni, saya tak akan bertanya di wawancara terakhir ini. Saya cukup menilai bagaimana sikap Anda saat ini. Dan seperti yang saya katakan, saya suka dengan orang yang disiplin dalam hal waktu. Anda telah memberikan bukti. Karenanya, Anda diterima bekerja di perusahaan ini! Selamat bergabung!”
Mendengar ucapan tersebut, wajah Toni langsung dihiasi senyum lebar.
“Terima kasih, Pak!” balas Toni sambil menjabat tangan kanan lelaki yang kini resmi menjadi atasannya.
Tiba-tiba pintu ruangan diketuk dari luar. Seorang perempuan berseragam baby sitter masuk ke dalam ruangan sambil menggendong seorang anak perempuan yang sedang menangis.
“Ada apa Mbak Nah?” tanya Pak Indra.
“Anu Tuan, Non Lala menangis!”
Pak Indra langsung mendekati Mbak Nah dan meraih tubuh Lala untuk digendongnya.
Tiba-tiba tangisan Lala meledak ketika dirinya melihat Toni. Sementara wajah Toni langsung pucat pasi.
*****
Untuk Meramaikan Prompt #74 : Stroberi
Baca Juga Prompt MFF Lainnya :
- [Prompt#135] Pacar Sesaat
- [Prompt#121] Kutu-Kutu Hendak Menjadi Kupu-kupu
- [Prompt#120] Hanya Sejengkal
- [Prompt#119] Perbedaan
- [Prompt#118] Perjumpaan Kembali
- [Prompt#117] Senyum Ibu
- [Prompt#116] Lidah Perempuan
- [Prompt#115]Β Sayap yang Patah, Hati yang Terbelah, dan Jaring Laba-laba yang Lemah
- [Prompt#114] Ada Apa Dengan Cintana?
- [Prompt#113] Adin dan Sani
Huaaaaa. Ya ampuuun. Kesian sekali Toni.
π
mungkinkah langsung dipecat?
Sepertinya begitu ya Bang. Etapi gak tahu juga sih bosnya gimana ya Bang.
biarin aja deh menggantung gitu π
Begitu ironis tapi unsur kejutannya berhasil
terima kasih
Hehehe, blaik lho..
Toninya langsung mengkeret nih
iya… langsung keluar keringat dingin π
Ga kerasa thrillernya horor dan kelanjutan kisah Toni mmng jadi misteri π
cuma ada di endingnya doank, jun π
sepertinya seh kurang syarat kalau dikategorikan horor dan thriller yah?
XD XD XD XD XD
π
hahaha… toniii, toni.. π
π
Gak kebayang kalo aku di posisinya Toni huhuhu π
Toninya aja bingung, mbak π
Toni speechless
dan….. hopeless π
Kereon bang, orang jadi bertanya nasib si Toni.
terima kasih, mas π
aduh duh duh…gimana nasib toni, batal diterima kerja ga bang?
penasaran yah?
saya sedniri nggak tahu mau ngelanjutin gimana π
Seperti apakah kelanjuta hidup Toni? Akankah dia menikmati pekerjaan sebagaimana yang sudah di depan matanya? Atau hidupnya akan sekelam es krim yang sudah dia jatuhkan?
Nantikan jawabannya. Hanya… Di…. *di mana ya mas – lirik mas Jampang*
hanya di SINGLET, mengubah yang tabu menjadi hal yang biasa dan mengupasnya dengan tajam. setajam SINGLET
Hahahahaha. Singlet tajam spt apa ya.
ya…. seperti silet…. *halah*
Hahaha
π
Dunia, oh, dunia… malangnya nasibmu Mas Toni. Semoga saja kau tidak kenapa-napa.
Setelah baca ini, saya semacam berpikir, sesuatu yang tidak dimulai dengan baik memang tidak akan berakhir memuaskan ya :hehe.
bisa jadi begitu, Gar.
bisa jadi kalau toni menolong gadis kecil itu… lalu toni lamaran toni ditolak… eh si gadis kecil itu ngomong ke bapaknya, “papah, om itu baik sekali, tadi dia menolongku” eh bapaknya berubah pikiran
π
Iya, kalau begitu kejadiannya, malah baik bagi Mas Toni itu :hehe.
tapi kurang seru ah kalau begitu π
Kurang greget ya Mas :hoho.
ya mungkin…. kebetulan saya buatnya seperti di atas
Sip :)).
π
Nggak thriller, nggak berdarah-darah. :p
biarin π
ini kayak komedi ya bang hehe
ya mungkin bisa juga, mbak