My Dearest Syaikhan : Arsitek

syaikhan bermain lego

28 Mei 2015

Syaikhan, akhirnya Abi bisa berjumpa, bertatap muka, dan berbicara denganmu. Abi juga bisa melihat aksimu yang sebelumnya hanya Abi dengar ceritanya dari Yangkung dan Yangti.

Abi tiba di rumah Yangkung dan Yangti bertepatan dengan kepulanganmu dari sekolah. Kamu masih mengenakan seragam pramuka dengan tas ransel yang masih berada di punggungmu.

Seperti yang Abi perkirakan di kedatangan Abi sebelumnya, kamu pasti marah. Dan kamu memang marah. Kamu tak mau langsung bicara dengan Abi. Abi membiarkanmu masuk ke dalam rumah dan meninggalkan Abi. menunggu kemarahanmu mereda. Abi maklum. Abi yang salah. Abi minta maaf.

Dan ternyata hal itu tak memerlukan waktu yang lama. Beberapa saat kemudian kamu keluar menemui Abi meski tidak langsung bersedia berbicara. Itu sudah cukup bagi Abi. Mungkin amarahmu belum mereda sepenuhnya. Abi kembali menunggu sambil melihat apa yang kamu lakukan. Kamu bercerita kepada Yangti sambil memakan buah pisang.

Tak lama kemudian, kamu masuk ke dalam rumah lalu keluar lagi sambil mengenakan sabuk taekwondo berwarna kuning dan hijau di pinggangmu. Rupanya kamu ingin memberitahu Abi tentang kegiatan taekwondo yang kamu ikuti. Abi memintamu untuk menunjukkan beberapa gerakan taekwondo yang sudah kamu pelajari. Namun kamu masih enggan melakukannya.

Lalu kamu membuka buku pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Ada pelajaran menggambar dan mewarnai dengan komputer. Kamu bercerita bahwa tadi di sekolah kamu belajar di ruang lab untuk membuat gambar dan mewarnai dengan aplikasi yang menurut Abi berupa MS-Paint.

Kamu mendapat nilai bagus di pelajaran tersebut. Begitu juga dengan materi sebelumnya dan mata pelajaran lainnya. Ada nilai 100. Ada nilai A. Ada juga nilai berupa kata seperti “bagus” atau “baik”. Kamu memang anak cerdas, Syaikhan.

Selanjutnya kamu kembali masuk ke rumah untuk mengganti pakaianmu lalu keluar lagi sambil membawa handphone. Handphone yang lebih bagus dibandingkan milik Abi. Kamu kemudian memainkan sebuah permainan di handphone tersebut. Saat Abi memintamu untuk memperlihatkan permainan tersebut dan bermain di dekat Abi, kamu bersedia.

Syaikhan, saat itu Abi senang sekali. Kita bisa melakukan sesuatu yang dahulu sering kita lakukan bersama. Dahulu kita sering main game. Hanya saja bukan di handphone, melainkan di gameboy.

Karena batere handphone habis. Kamu masuk lagi ke dalam rumah dan keluar dengan membawa dua buah kantong lego. Kamu mengeluarkan semua lego dari kantongnya dan kemudian mulai merancang bentuk. Abi mencoba menemanimu dan membantumu,

Bentuk pertama yang kamu adalah restoran. Kamu membuat meja kasir dan dua meja pelanggan lengkap dengan bangku-bangkunya. Kamu juga membuat tembok di sekeliling restoran tersebut serta sebuah pintu masuk.

Setelah bentuk restoran itu selesai, kamu membongkarnya. Abi juga membantumu melepaskan lego-lego tersebut.

Kamu mulai merancang bentuk lainnya. Kali ini kamu membuat sebuah benteng untuk empat buah negara yang diwakili dengan empat bendera. Satu per satu benteng itu kamu susun hingga akhirnya selesai. Kesemuanya memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda.

Tak terasa, waktu ashar tiba. Kamu mandi dan berganti pakaian dengan baju koko. Kamu akan mengikuti pengajian di mushalla di samping rumah.

Abi mengikutimu ke mushalla. Satu hal yang Abi inginkan saat itu. Mendengar lantunan adzanmu seperti yang Yangkung dan Yangti ceritakan kepada Abi saat Abi datang namun tidak berjumpa denganmu. Alhamdulillah, Abi bisa melihat dirimu menjadi muadzin dan mendengarkan adzan yang kamu kumandangkan.

Selanjutnya, Abi, kamu, dan seorang temanmu shalat ashar berjama’ah.

Sesaat sebelum pulang, Abi memberikanmu uang, hadiah tambahan dari kaos yang sebelumnya Abi berikan saat berada di rumah. Dirimu agak kaget ketika mengetahui jumlah uang yang Abi berikan sambil membandingkan dengan jumlah tabunganmu yang bernilai separuhnya.

“Syaikhan mau hadiah apa?” tanya Abi.

“Aku kan mau jadi arsitek, nanti mau beli lego yang banyak!” jawabmu.

“Ya udah, ini uangnya Syaikhan pegang. Nanti Syaikhan belikan lego sebagai hadiah ulang tahun dari Abi.”

Kamu menerima uang tersebut dengan senang hati dan membawa pulang untuk menyimpannya.

Syaikhan, sampai jumpa lagi di pertemuan berikutnya.


Baca Juga Seri My Dearest Syaikhan Lainnya :

31 respons untuk ‘My Dearest Syaikhan : Arsitek

  1. titintitan Juni 4, 2015 / 10:12

    haiyaah, titin berkaca kaca ngebacanya :D.
    eiya, itu yg asharan cuma bertiga?

    • jampang Juni 4, 2015 / 11:20

      iya. karena saat itu cuma anak-anak yang mau ngaji aja yang datang. dan nggak semuanya juga mau shalat 😀

  2. gegekrisopras Juni 4, 2015 / 10:57

    Emang Syaikhan sekarang tinggal/sekolah dimana, Mas?

    • jampang Juni 4, 2015 / 11:20

      tinggal dan sekolah di depok, mbak

  3. lazione budy Juni 4, 2015 / 12:36

    Depok mah deket. Paling sejam.

    * dari Karawang

    • jampang Juni 4, 2015 / 13:36

      dari kebon jeruk sekitar satu setengah sampe dua jam

  4. -n- Juni 4, 2015 / 14:06

    Pasti asik main lego berdua si anak lanang 🙂

  5. Gara Juni 4, 2015 / 15:31

    Entah kenapa saya agak terharu Mas baca ini :)). Semangat terus buat kalian berdua, buat Syaikhan semoga cita-citanya jadi arsitek tercapai, sekarang menyusun Lego, besok lusa menyusun bahan bangunan sebagai arsitek betulan :hehe. Sukses selalu :)).

    • jampang Juni 4, 2015 / 16:37

      terima kasih doanya, gar

      • Gara Juni 5, 2015 / 18:40

        Sama-sama, Mas :)).

  6. ayanapunya Juni 4, 2015 / 19:44

    Wah, syaikhan ternyata pengen jadi arsitek. Keren!

    • jampang Juni 4, 2015 / 21:15

      mungkin karena ngelihat om sama eyangnya

  7. Monda Juni 4, 2015 / 21:31

    aah Syaikhan…, semoga tercapai cita2nya ya

    • jampang Juni 5, 2015 / 07:44

      aamiin. terima kasih doanya, mbak

  8. Ria Angelina Juni 4, 2015 / 21:32

    Rasanya kok sedih kenapa Syaikhan ngak ikut mas maap ya…
    Syaikhan pakai baju koko keliatan udah gede semoga kelak jadi arsitek ya nak amin amin…

    • jampang Juni 5, 2015 / 07:43

      syaikhan maunya ikut sama umminya, mbak.

      aamiin yaa rabbal ‘aalamiin. terima kasih doanya, mbak

  9. alrisblog Juni 5, 2015 / 07:49

    Saya jadi sendu baca postingan ini. Semoga tetap yang terbaik buat kita semua, aamin.

    • jampang Juni 5, 2015 / 07:52

      aamiin. terima kasih, mas

  10. Akhmad Muhaimin Azzet Juni 5, 2015 / 07:55

    Berdesiran hati saya membaca. Syaikhan, pinter banget kamu, Nak. Semoga semakin shalih ya 🙂

    • jampang Juni 5, 2015 / 13:50

      aamiin. terima kasih doanya, pak

  11. Rahmat_98 Juni 5, 2015 / 13:19

    Selalu sedih kalau membaca postingan bang jampang tentang Syaikhan…
    Semoga cita-cita nya untuk jadi arsitek di mudahkan ya nak… 🙂

    • jampang Juni 5, 2015 / 13:50

      aamiin. terima kasih doanya, bang

  12. hensamfamily Juni 5, 2015 / 13:40

    kenapa Syikhan marah, Pak?

    • jampang Juni 5, 2015 / 13:49

      mungkin lama nggak ditengokin

  13. Chichi Juli 7, 2015 / 09:58

    Duh ganteng, sholeh, pinter..
    Semoga cita-cita jadi arsiteknya tercapai. Jadi ntar bisa rancangin restoran kakak juga ya..
    :’)

    • jampang Juli 7, 2015 / 14:20

      aamiin. terima kasih doanya

  14. ydhappy September 7, 2015 / 07:49

    Sedih bacanya. Semoga Syaikhan menjadi orang sholeh, penuh berkah ALLAH SWT, tercapai cita – citanya menjadi arsitek, AAAMIIIN ya ROB

    • jampang September 7, 2015 / 07:57

      terima kasih doanya. aamiin

Tinggalkan jejak anda di sini....

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s