Menabung Cara Gue

wallet
Ketika mengetik kata “menabung” di Kamus Bahasa Indonesia Online, saya menemukan pengertian sebagai berikut : menyimpan uang (di celengan, pos, bank, dsb). Jika demikian definisi menabung, maka saya sudah melakukannya sejak saya kecil.

Saya pernah menyimpan uang di celengan. Mungkin saya melakukan ketika saya belum masuk sekolah atau duduk di kelas satu atau dua sekolah dasar. Saat memiliki celengan, maka hal yang paling menyenangkan adalah ketika celengan tersebut saya tebok dan menghitung jumlah uangnya.

Ketika duduk di kelas dua hingga enam sekolah dasar, saya tidak lagi menyimpan uang di dalam celengan. Saya juga tidak menyimpan uang di bank. Sebab saat itu saya belum mengenal yang namanya bank. Saya menabung melalui guru yang sekaligus menjadi wali kelas. Para guru saya di setiap tingkat kelas sudah mendidik saya dan teman-teman untuk gemar menabung sejak dini.

Uang jajan oleh orang tua saya saat itu sebesar Rp. 250. Dari jumlah tersebut, saya menyisihkan Rp. 200 untuk saya tabung. Sisanya, Rp. 50, saya gunakan untuk jajan di sekolah.

Masih terbayang dalam ingatan tentang apa yang saya lakukan ketika pelajaran akan dimulai. Saya mengeluarkan buku tabungan saya dari dalam tas, menuliskan jumlah uang yang saya tabung dan menyelipkan uang tersebut ke dalamnya, kemudian menyerahkannya kepada bapak atau ibu guru. Sebelum jam pelajaran berakhir, buku tabungan yang sudah diparaf oleh bapak atau ibu guru sudah kembali ke tangan saya.

Menjelang akhir tahun pelajaran, saya dan teman-teman akan menarik uang tabungan kami. Satu per satu kami akan dipanggil oleh bapak atau ibu guru untuk menerima uang tabungan kami. Di kelas enam, saya memiliki jumlah tabungan terbanyak di antara teman-teman sekelas.

Di SMP, kebiasaan menabung yang dipandu oleh bapak atau ibu guru seperti di sekolah dasar tidak ada lagi. Namun demikian, saya tetap menabung. Menabung di rumah. Uang jajan yang diberikan oleh orang tua saya saat itu sebesar Rp. 1.500. Dari uang jajan tersebut, saya langsung menyisihkan Rp. 1.000 untuk saya simpan. Sisanya, Rp. 500, saya gunakan untuk ongkos dan jajan.

Uang Rp. 1.000 yang saya kumpulkan setiap hari, saya gunakan untuk membayar uang sekolah, membeli buku pelajaran, dan kebutuhan sekolah lainnya. Sejak saat itu, saya tidak lagi meminta uang untuk keperluan sekolah dari kedua orang tua saya.

Di SMA, saya baru mengenal yang namanya bank. Adalah salah satu tante saya memperkenalkan saya dengan sebuah bank tempat beliau menabung. Bank Bumi Daya namanya. Salah satu bank yang kemudian bergabung bersama beberapa bank lainnya menjadi sebuah bank terkemuka di Indonesia. Tante saya itulah yang mengantarkan saya membuka rekening tabungan untuk pertama kali.

Ketika ada sebuah bank yang pertama berbasis syariah membuka kantor kas yang lokasinya tidak begitu jauh dari rumah, saya pun mengalihkan tabungan saya dari bank sebelumnya. Saya masih ingat jenis tabungan yang saya buka saat itu. Trendi namanya. tabungan yang tidak memiliki buku tabungan, melainkan hanya sebuah kartu saja.

Mungkin karena sudah menjadi kebiasaan yang sudah cukup mengakar di dalam diri saya, kebiasaan menabung tersebut masih saya lakukan hingga sekarang. Saat ini, saya memiliki rekening di beberapa bank. Namun yang aktif hanya dua. Pertama, rekening yang digunakan untuk menerima pembayaran gaji dari kantor. Karena menggunakan bank konvensional, saya membuka satu rekening lain di bank yang berbasis syariah. Jika gaji sudah masuk ke rekening pertama, sore atau keesokan harinya saya akan mentransfer isi rekening tersebut ke rekening di bank syariah.

Alhamdulillah, dengan memiliki tabungan, saya merasa lebih tenang. Sebab jika ada keperluan baik yang direncanakan maupun mendadak , saya memiliki sumber dana yang bisa digunakan kapan saja. Sebagai contoh, ketika saya akan membeli sepeda motor secara tunai dan membayar biaya persalinan istri, saya bisa menggunakan uang di tabungan tersebut dengan tenang.

Saya tidak memiliki tips khusus soal menabung ini. Namun dari pengalaman selama ini, saya bisa menyimpulkan beberapa hal yang saya lakukan hingga bisa memiliki rekening tabungan yang ada isinya. Tidak kosong.

Pertama, sudah pasti harus memiliki rekening di bank sebagai tempat untuk menyimpan uang sebagai tabungan.

Kedua, saya langsung memasukkan seluruh penghasilan ke rekening tabungan terlebih dahulu baru kemudian mengambil sejumlah tertentu yang dibutuhkan untuk keperluan sehari-hari. Itu pun secara bertahap, tidak sekaligus.

Ketiga, ketika membeli sesuatu, saya mementingkan fungsi dibanding gengsi. Dengan demikian, saya bisa menekan jumlah pengeluaran. Sebagai contoh, jika dengan Rp. 150.000 saya bisa membeli sebuah jam tangan yang dapat menunjukkan waktu dengan tepat, maka saya tak perlu membeli jam tangan yang harganya puluhan juta. Saya berusaha untuk tidak terbawa arus yang mengatakan jika penghasilan bertambah maka pengeluaran juga harus bertambah.

Keempat, saya berusaha untuk menghindari utang. Sebisa mungkin saya akan membeli barang secara tunai. Karenanya, hingga saat ini saya tidak tertarik untuk membuat kartu kredit meskipun akan mendapatkan keuntungan semisal potongan harga saat berbelanja atau mendapatkan fasilitas cicilan tanpa bunga. Tanpa utang, hidup terasa tenang. Meskipun demikian, untuk membeli sebuah rumah yang harganya tinggi, mau tidak mau saya harus berutang. Saya pun memilih utang yang jangka waktunya tidak terlalu lama dan terlepas dari unsur riba.

Kelima, selain ingin mendapatkan keamanan, kenyamanan, dan berbagai kelebihan, untuk menambah keberkahan hidup, saya memilih mebuka rekening di bank berbasis syariah. Jika dalam memilih produk makanan saya sering memperhatikan label halal yang ada di kemasan makanan, maka sejatinya saya juga harus memperhatikan hal yang sama saat memilih produk keuangan. Saya berusaha untuk menghindari segala produk atau transaksi keuangan yang mengandung unsur MAGHRIB, yaitu Maysir (perjudian), Gharar (ketidakpastian), dan Riba.

Untuk memilih produk tabungan yang terbaik dan sesuai dengan keinginan, Cermati.com bisa dijadikan tempat rujukan. Di dalam webnya, Cermati.com memberikan fasilitas bagi pengunjungnya untuk menemukan berbagai produk finansial dari berbagai bank. Dengan banyaknya informasi produk finansial dan bank penyedianya, Cermati.com sangat membantu pengunjung untuk menentukan pilihan yang terbaik.

Mungkin sebagai masukan, saya mengusulkan kepada Cermati.com untuk memuat juga bank-bank berbasis syariah ke dalam daftar bank penyedia produk yang sudah ada. Memang tidak ada prosentase bunga di bank syariah, adanya bagi hasil. Namun kiranya nilai bagi hasil tersebut bisa disetarakan dengan prosentase di bank konvesional. Dengan demikian, pengunjung akan lebih banyak lagi mendapatkan pilihan di Cermati.com.

Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog
Share Tips Menabungmu bersama Blog Emak Gaoel dan Cermat


Tulisan Terkait Lainnya :

54 respons untuk ‘Menabung Cara Gue

  1. lazione budy Juli 1, 2015 / 11:41

    cara saya menabung, “paksa” masuk celengan yang tak bias dibuka setiap saat. Rutin wajib sebulan berapa.

    • jampang Juli 1, 2015 / 12:59

      di rumah juga ada celengan yang macam itu, tapi cuma khsusu koin seribuan 😀

  2. dani Juli 1, 2015 / 11:42

    Wah makasih infonya Bang. Semoga menang yaaa.

  3. febridwicahya Juli 1, 2015 / 11:57

    saya terakhir nabung itu SMA mas -_- dulu waktu sma, aku nggak pernah jajan. habis itu uang sakunya pasti ditabung. nah, habisnya uang tabunganku itu buat njajanin temen-temen pas aku ulang tahun -_-

    • jampang Juli 1, 2015 / 12:58

      ya nanti bisa nabung lagi kalau emang ngerasa perlu 😀

      • jampang Juli 7, 2015 / 14:19

        ok… sipppp

  4. dianryan Juli 1, 2015 / 12:19

    wow goodluck bang, dan makasih untuk tips2nya 😀

    • jampang Juli 1, 2015 / 12:57

      terima kasih, mbam.
      sama-sama 😀

  5. Emaknya Benjamin br. Silaen Juli 1, 2015 / 12:45

    Saya nabungnya, sisihkan uang diamplop. Klo dibiarkan di bank, seringkali kepakai pas gesek debit. Bukannya nabung malah duitnya bobol hehe 😀 . Semoga menang GA ya bang 😉 .

    • jampang Juli 1, 2015 / 12:56

      saya nabung begitu karena nggak punya kartu gesek, mbak 😀

  6. alrisblog Juli 1, 2015 / 13:33

    Menabung melalui guru sd itu salah satu yang berkesan bagi saya. Ini akan mengajarkan sejak dini hidup menabung.
    Semoga menang GA yang diikuti.

    • jampang Juli 1, 2015 / 13:45

      iyah. saya sendiri merasakannya.
      terima kasih, mas

  7. Gara Juli 1, 2015 / 13:35

    Salut Mas, dirimu hemat sekali ya. Kalau saya mah boro-boro menabung, yang ada malah uangnya kurang karena jajannya kebanyakan :haha. Menabung memang perlu dibiasakan sejak dini, jadi terbiasa hemat dan membeli apa-apa yang dibutuhkan saja :hehe. Saya juga masih perlu belajar menabung nih, jadi terima kasih banyak buat tipsnya di sini ya :)).

    Semoga berhasil dengan kompetisinya :hehe.

    • jampang Juli 1, 2015 / 13:44

      ya mungkin keadaan saat itu yang “memaksa” saya harus melakukan itu, gar. soalnya kalau nggak nyisihin uang jajan yang sebenarnya juga hasil nego dengan ayah saya, khawatir dipanggil guru karena telat mulu bayarannya 😀

      terima kasih. semoga bermanfaat

      • Gara Juli 2, 2015 / 11:32

        Rupanya demikian :hehe. Tapi itu “paksaan” keadaan yang menurut saya mendewasakan :)).

      • jampang Juli 2, 2015 / 11:36

        alhamduilillah kalau memang begitu 😀
        efeknya positif

      • Gara Juli 2, 2015 / 21:10

        Yep!

  8. kangjum Juli 1, 2015 / 13:56

    kalau saya mulai menabung malah sejak smp mas cz sewaktu SD, rumah ke sekolah ga sampai semenit.
    Jadi gada uang jajan, kalau lapar atau haus tinggal pulang 🙂

    • jampang Juli 1, 2015 / 14:12

      wah enak banget itu rumah dekat sekolah.
      enak juga kalau rumah dekat kantor yah

      • kangjum Juli 1, 2015 / 14:25

        ya kang, malahan sering jadi markas kalo pas istirahat cz pada minta minum dan makan 🙂

      • jampang Juli 1, 2015 / 15:49

        pasti seru tuh yah 😀

      • kangjum Juli 1, 2015 / 16:42

        kira-kira begitulah mas serunya anak SD 🙂
        hehe….

      • jampang Juli 1, 2015 / 16:52

        iya. sepertinya yang paling seru itu ya zaman SD 😀

      • kangjum Juli 1, 2015 / 17:01

        jadi kangen masa-masa SD 🙂
        hehe…

      • jampang Juli 1, 2015 / 21:41

        kalau reuni bakalan seru nggak yah?

      • kangjum Juli 1, 2015 / 21:47

        kalo lebaran doang bang reuninya 🙂
        soalnya rumahnya pada berdekatan.

      • jampang Juli 2, 2015 / 08:02

        ealah…. 😀

  9. capung2 Juli 1, 2015 / 14:07

    Dlu sya ska menabung di celengan bagong tapi klo pas iseng dan ingin jajan, tuh celengannya dikorak-korek. 😀

    • jampang Juli 1, 2015 / 14:11

      saya juga pernah tuh melakukan ngelakuin hal yang sama 😀

  10. Firsty Chrysant Juli 1, 2015 / 14:28

    Aku udah dibiasain ortu nabung dari kecil… pake kaleng oli yang udah dikocokin pake rinsi biar bersih di dalamnya… Tapi pas ambil itu duit, tetap aja masih mengket2 hehe

    • jampang Juli 1, 2015 / 15:49

      😀
      mending kaleng susu bubuk

      • Firsty Chrysant Juli 2, 2015 / 11:42

        kaleng susu bubuk bukannya emang udah kebuka kan ya…? Susu kental manis kali? hehe

      • jampang Juli 2, 2015 / 11:45

        eh… iya yah 😀
        kalau kental manis kekecilan

      • Firsty Chrysant Juli 2, 2015 / 11:51

        iyaa… lumayankan cepek sehari (duluuu), haha

      • jampang Juli 2, 2015 / 14:29

        sekarang duit cepe udah kurang dihargai 😀

      • Firsty Chrysant Juli 3, 2015 / 08:34

        iya… yang 200 perak aja ngga dihargai orang… gopek masih mending, hehe

      • jampang Juli 3, 2015 / 09:42

        nasib rupiah…. hiks

  11. zilko Juli 1, 2015 / 15:52

    Hehehe, sewaktu SD dulu juga di SDku ada “bank” di kelas gitu, hehe 😀 .

      • zilko Juli 1, 2015 / 15:53

        Bukan, maksudnya “bank” yang dikelola oleh guru itu, hehehe 🙂

      • jampang Juli 1, 2015 / 15:54

        oooo… mirip kalau begitu dengan pengalaman saya

  12. Eka Novita Juli 1, 2015 / 19:22

    Bagus yaaa, dari SD udh dilatih sama guru untuk menabung, btw itu saran dari guru atau inisiatif murid aja bang yg pengen nabung ke guru ?. Secara garis besar pola nabung/penggunaan uang kita hampir sama. tapi teteeep aja uang yg disisihkan utk ditabung kepake terus 😥

    • jampang Juli 1, 2015 / 21:39

      inisiatif guru. sebab guru yang membelikan buku tabungan. bagi siapa yang mau nabung ya beli buku tabungan itu terus nabung deh melalui guru

  13. rizzaumami Juli 2, 2015 / 00:46

    Kalo saya nabungnya di meja, udah kekumpul segaban eh tangannya gatel pengen nyomot recehan buat bayar pakir atau pengamen 😀

    • jampang Juli 2, 2015 / 07:58

      ya gpp…. jadinya kan bermanfaat buat orang lain

      • rizzaumami Juli 2, 2015 / 15:53

        hehe, alhamdulillah suswatu 🙂

      • jampang Juli 2, 2015 / 19:00

        😀

    • jampang Juli 2, 2015 / 07:56

      iya… ikut meramaikan, mas
      siapa tahu ada rezeki 😀

      • jampang Juli 2, 2015 / 07:58

        terima kasih… terima kasih

Tinggalkan jejak anda di sini....

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s