Baju baru Alhamdulillah
Tuk dipakai di hari raya
Tak punya pun tak apa-apa
Masih ada baju yang lama
Sal, kamu tentu masih ingat dengan lirik lagu di atas. Lirik tersebut merupakan bagian dari lagu berjudul “Baju Baru” yang sempat ngehits di jamannya. Ketika lagu anak-anak masih mampu menunjukkan taringnya di antara lagu-lagu orang dewasa. Mungkin dahulu kita sering pula mendendangkannya.
Sal, lirik agu tersebut mengingatkanku akan kejadian beberapa hari menjelang Hari Raya Idul Fitri kemarin. Saat itu kita sedang berada di sebuah pusat perbelanjaan. Kita atau tepatnya dirimu sedang mencari-cari baju baru untuk lebaran. Baju baru memang bukan sebuah keharusan di hari raya, tapi mungkin kita bisa memanfaatkan momen tersebut untuk membeli baju baru. Sebab kurang lebih setahun ini, kita belum pernah membli baju baru.
Beberapa toko pakaian muslimah yang cukup terkenal kita datangi. Aku dan kamu mungkin pernah memperhatikan logo atau merek toko-toko tersebut yang menempel pada busana muslimah yang dikenakan oleh para aktris. Namun belum ada yang cocok meski harganya pas di kantong. Alasanmu karena tipe bahan pakaian tersebut nantinya akan menempel di tubuhmu dan akan memperlihatkan lekuk tubuhmu. Kamu tak menginginkan hal itu terjadi. Lalu kita pindah ke toko lain.
Sal, aku senang sekali dengan keputusan yang kau ambil. Aku juga tak ingin jika dirimu mengenakan pakaian yang sudah menutup aurat dengan rapat namun memperlihatkan lekuk-lekuk tubuhmu.
Lalu tibalah kita di sebuah toko busana muslimah yang tidak terlalu besar. Kamu tertarik dengan dua jenis baju gamis lengkap dengan jilbabnya yang terpajang di sana. Kamu meminta penjualnya untuk mengambilkan agar kamu bisa melihat lebih dekat, merasakan bahannya, dan mungkin mencobanya.
Saat memegang baju tersebut, wajahmu mengisyaratkan bahwa dirimu ingin sekali memilikinya.
Aku akan membelikannya untukmu. Begitu niatku dalam hati jika kau memang benar-benar menginginkan baju tersebut.
Namun wajahmu berubah ketika sang penjual memberitahukan harga dari baju tersebut. Satu juta dua ratus lima puluh ribu rupiah. Sebuah harga yang fantastis menurutku. Aku pun jadi ragu untuk membelikan baju tersebut untukmu. Akhirnya, kamu memutuskan untuk tidak jadi membeli baju tersebut. Kamu memilih untuk membli baju dengan harga yang lebih wajar dengan kondisi ekonomi kita dibandingkan dengan membeli baju yang kamu beri julukan dengan sebutan “baju artis” tersebut.
Akhirnya, kamu memutuskan untuk membeli baju dengan model yang tak jauh berbeda namun dengan harga yang lebih terjangkau.
Sal, mungkin dirimu telah menjalankan makna shiyam atau puasa yang sesungguhnya. Menahan. Ketika berpuasa, seorang mu’min akan menahan dari hal-hal yang membatalkan puasanya meskipun bentuknya adalah sesuatu yang halala. Makan, minum, dan berhubungan suami-istri adalah perkara yang halal di siang hari di bulan-bulan lain. Namun ketiganya diharamkan untuk dilakukan di siang hari di saat seseorang menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Sejatinya, sikap menahan itu tetap tinggal dalam diri meskipun Ramadhan telah pergi.
Seorang mu’min yang telah dididik selama Ramadhan, akan mampu menahan dirinya dari segala yang haram. Bahkan mampu menahan dari perkara yang syubhat, makruh, dan mubah yang berlebihan. Menutup aurat adalah sebuah kewajiban. Membeli pakai dengan model tertentu mungkin bisa dimasukkan ke dalam perkara yang dibolehkan. Namun ketika memilih pakaian dengan harga yang mahal mungkin bisa digolongkan ke dalam perkara yang berlebihan.
Menahan. Itulah yang sudah kamu lakukan, Sal. Kamu menahan diri dari membeli pakaian yang harganya tinggi. Kamu lebih mementingkan fungsi dari pakaian yang kamu kenakan dibandingkan rasa gengsi. Mungkin kamu berpikir, jika dengan harga yang lebih terjangkau kita bisa membeli pakaian yang sudah memenuhi fungsi sebagai penutup aurat, nyaman dikenakan, dan awet, maka tak perlulah membeli pakaian dengan harga yang mahal. Apalagi jika nantinya malah akan membuat diri was-was karena terlalu khawatir jika pakaian tersebut akan kotor atau rusak.
Sal, bagi kita, hari raya adalah saat-saat untuk berbahagia, namun bukan untuk berpesta.
Hari raya idul fitri
Bukan untuk berpesta-pesta
Yang penting maafnya lahir batinnya
Untuk apa berpesta-pesta
Kalau kalah puasanya
Malu kita kepada Allah Yang Esa
Tulisan Terkait Lainnya :
Alhamdulillah saya juga gak beli baju lebaran kali ini. Baju tahun kemaren masih banyak yang bagus.
betul, rasanya sayang sekali mengeluarkan banyak uang hanya untuk membeli baju lebaran, yang biasanya bakal jarang dipakai dihari-hari biasa.
Soal bahan, saya juga berpendapat sama. Walau lagi trend bahan itu, tapi saya tak pernah tertarik mencobanya, dari pegang kainnya aja udah ketahuan bahwa bahan itu bakal memperlihatkan cetak lekuk tubuh
*Sadar diri banyak tumpukan lemak disana sini 🙂
iya mbak. sayang kalau beli yang terlalu mahal. malahan makenya juga jadi nggak tenang 😀
Mungkin inilah makna Ramadhan ya Mas, tetap menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik bahkan ketika tidak sedang berpuasa :)). Semoga semua orang bisa mengaplikasikan ini dalam kehidupan Mas, supaya damai tetap tercipta di muka bumi ini :amin. Betul, lebih baik mengutamakan fungsi daripada gengsi :hihi, pengalaman saya sih biasanya membeli sesuatu yang mengutamakan gengsi biasanya membuat hati agak menyesal :hehe :peace.
sejatinya, ibadah akan memberikan kesholehan sosial bagi pelakunya, gar. aamiin. semoga demikian.
ngeri-ngeri sedap yah kalau [ake barang mahal 😀
Amin, Mas :)).
Iyaaa. Kalau saya malah terasa tidak nyaman :huhu. Lebih baik pakai barang yang biasa-biasa saja :)).
iya. saya seh lebih nyaman begitu
Siap :)).
😀
Saya beli baju malah habis lebaran… biar harganya anjlok 😀
saya juga belum beli baju. iya juga yah meski suasannya agak beda. dan pastinya nggak seramai saat menjelang lebaran
Taqaballallahu minna wa minkum, maaf atas segala kesalahan yah bang,
sama-sama ya, mbak
Lirik lagu di akhir matahin lirik lagu yang awal ya mas 😀 cerdas 😀
Aku lebaran ini nggak beli baju baru dong :3
pintar yang ngarang lagunya 😀
sama dong… mungkin beberapa bulan lagi baru beli… kalau dirasakan perlu 😀
Wahahaha iya mas 😀 pinter tuh yang ngarang lagu 😀
Waakakaka okei mas 😀 baju lama masih kece buat dipake kok :3
kalau masih kece…. jangan dibuang yah 😀
Hahaha iya dong mas 😀 jangan dibuang :p
dijual aja di kaskus 😛
Iniii malaaah di jual dikaskus segalaaa -_- OLX dong mas 😀
katanya di OLX ribet 😛
Wahaha masa ribet sih mas?
kata temen sebelah, denger2 aja seh
aku juga beli baju lebaran tahun ini? hehe
itu mnaksudnya nanya atau ngasih tahu yah? 😀
kak jampang Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriyah
Mohon Maaf Lahir dan Batin ya
sama-sama, mbak 😀
Tak ada baju baru yang kami beli tahun ini, tapi alhamdulillah ada rejeki dari jalan lain, kami bisa berlebaran dengan baju baru. Subhanallah!
Dan yang Bang Rifki alami ini sempat kami temui juga, bukan hanya harganya yang ‘disayangkan’ namun juga model dan terutama bahannya yang kurang memenuhi ‘persyaratan’, menutup tapi tidak menutupi.
alhamdulillah… ada rezeki yang datangnya tidak disangka-sangka.
iya, mas, harus lebih hati2 dalam memilih model dan bahan pakaian di zaman sekarang ini