Namaku Kopinio. Aku tinggal bersama ayahku di sebuah komplek perumahan elit. Sebuah rumah besar dengan fasilitas sangat wah dan dilengkapi dengan belasan penjaga. Ya, rumah beserta isinya tersebut adalah milik ayahku yang kaya raya meski pekerjan sehari-harinya hanyalah membuat boneka.
Pembuat boneka tetapi memili kekayaan melimpah? Mungkin kalian bingung mendengarnya. Tetapi seperti itulah kenyataannya. Kenyataan yang juga membuatku bingung.
Sepertinya ayahku membuat pesanan boneka berdasarkan pesanan. Ayah akan mulai membuat sebuah boneka setelah seseorang datang ke rumah dan bertemu dengannya. Aku pikir, di saat mereka bertatap muka, seseorang tersebut meminta dibuatkan boneka berbentuk atau berwajah dirinya. Sebab beberapa hari kemudian, sebuah boneka dengan wajah mirip seseorang yang datang sebelumnya sudah berada di ruang penyimpanan boneka.
Ada puluhan boneka yang tersimpan di ruang tersebut. Masing-masing boneka berada di dalam kotak kaca anti peluru yang dilengkapi dengan sebuah kunci pengaman super canggih yang hanya bisa dibuka dengan sidik jari ayah.
Boneka-boneka buatan ayah tidak seperti boneka manusia pada umumnya. Hanya bagian kepala, wajah, tangan, dan kaki yang menyerupai bentuk manusia. Sementara tubuh boneka-boneka berbentuk kotak dengan sisi depannya berupa layar berukuran delapan inch.
Satu hal lagi yang membuatku bingung. Tak ada satupun boneka yang dibuat ayah dibawa keluar dari tempat penyimpanannya. Sepertinya ayah tak pernah menjual bonek-boneka buatannya.
“Nio, semua boneka ini adalah harta ayah yang paling berharga. Dari boneka-boneka inilah semua kekayaan yang ayah miliki berasal,” cerita ayah pada suatu hari. “Kelak, semua ini akan ayah wariskan kepadamu.”
Aku hanya terdiam mendengar cerita ayah tersebut. Aku belum mengerti bagaimana bisa boneka-boneka tersebut menjadi sumber kekayaan ayah.
Hingga suatu hari, aku melihat ayah membuka salah satu kotak kaca dan mengeluarkan boneka di dalamnya. Boneka tersebut kemudian diletakkan di meja kerjanya. Sedetik kemudian, ayah mengambil palu yang berada di atas meja kerjanya dan menghantamkan ke boneka tersebut berkali-kali. Boneka terebut langsung hancur seketika.
“Ayah!” teriakku sambil berlari mendekati ayah. “Apa yang ayah lakukan? Mengapa ayah menghancurkan boneka tersebut? Bukankah ayah mengatakan boneka itu adalah sumber kekayaan ayah?” cecarku.
“Yang satu ini sudah tidak berguna lagi, Nio!” jawab ayah sambil mengatur napasnya.
“Maksud ayah?”
Ayah tak langsung menjawab pertanyaanku. Tangan kanannya meletakkan palu kembali ke atas meja dan mengambil remote televisi. Ibu jarinya kemudian menekan tombol power untuk menyalakan televisi yang berada di dalam ruang kerjanya.
Layar televisi yang menyala tersebut menayangkan sebuah berita penangkapan seorang pejabat penting negeri ini yang tersangkut masalah korupsi. Setelah kuperhatikan dengan seksama, wajah pejabat tersebut mirip dengan wajah boneka yang baru saja ayah hancurkan.
“Apa hubungan pejabat itu dengan boneka ayah?” tanyaku masih tak mengerti.
“Nio, setiap orang pernah melakukan kesalahan. Kesalahan mereka bisa dimanfaatkan. Ayah memanfaatkan kesalahan mereka.”
“Maksud ayah?” tanyaku lagi.
“Semua boneka yang ayah buat ini berisi rekam jejak kesalahan orang-orang seperti pejabat yang tertangkap itu. Ayah menyimpannya dan merahasiakannya di sini. Dengan bekal rekam jejak itu, ayah bisa memeras mereka dan meminta bagian dari hasil kejahatan mereka. Namun, ketika mereka tertangkap, maka tak ada lagi jiwa di dalam boneka ini yang bisa ayah manfaatkan.”
Baca Juga Monday Flash Fiction Lainnya :
- [Prompt#135] Pacar Sesaat
- [Prompt#121] Kutu-Kutu Hendak Menjadi Kupu-kupu
- [Prompt#120] Hanya Sejengkal
- [Prompt#119] Perbedaan
- [Prompt#118] Perjumpaan Kembali
- [Prompt#117] Senyum Ibu
- [Prompt#116] Lidah Perempuan
- [Prompt#115] Sayap yang Patah, Hati yang Terbelah, dan Jaring Laba-laba yang Lemah
- [Prompt#114] Ada Apa Dengan Cintana?
- [Prompt#113] Adin dan Sani
Hmmm…. *mikir*
membingungkan ya ceritanya, mbak
Ada yg mjd tanda tanya: jadi si koruptor ini kan datang ke rumah si pembuat boneka, gitu ya? Dalam rangka apa mereka datang kesana?
iya, itu mungkin menjadi bolongnya cerita di atas. si aku berpikir bahwa orang tersebut akan memesan boneka dirinya, ternyata si koruptor itu datang karena sang ayah mengancam akan membocorkan rahasia gelap si koruptor jika tidak mau menjadi “boneka” si ayah
Owww gituuu. Eh meuni ‘hebat’ si bapak ya. Powerful
cuma salah jalur 😀
Iya 😀
Aduuh..kok saya jadi miris ya bacanya. Ternyata si ayah bukan menjual boneka-bonekanya, melainkan memanfaatkan ‘jiwa’nya..
iya, mbak. ada niat jahat di dalamnya 😦
Hmm… *ikutan mikir*. Jadi penasaran Mas, kira-kira data apa yang dimiliki pembuat boneka ini sampai ia bisa memeras orang yang datang kepadanya untuk dibuatkan boneka? Dan kenapa orang-orang itu mempercayakan rahasianya kepada pembuat boneka ini, kalau tahu pada akhirnya ini akan jadi ajang bagi si pembuat boneka untuk memeras? Hm, ini menarik… :hehe. Saat saya baca judulnya, mulanya saya kira ini berkaitan dengan yang mistis-mistis, yang akhirnya si pemesan boneka meninggal dan boneka yang dibuat persis sekali dengan orang itu (macam Annabelle :hehe).
kesalahan yang mungkin besar, gar. misal pemalsuan dokumen, perselingkuhan, korupsi, dll.
mungkin si ayah itu adalah orang yang suka memata2i orang lain dan mencari2 kesalahan2 orang lain. begitu dapat, langsung disimpan dan dijadikan bahan pemerasan.
pesan moralnya seh jangan berbuat kesalahan, sebab golongan setan dari kelompok manusia bisa memanfaatkan untuk nafsu mereka.
saya nggak suka yg sadis2, gar. 😀
Iya ya, apalagi kalau si pembuat boneka juga adalah seseorang yang cerdik dan punya kuasa di kantornya jadi akses ke dokumen-dokumen itu sangat mudah.
Baiklah, jadi saya bisa tenang membaca cerita Mas Jampang karena saya kurang suka dengan yang sadis-sadis, bikin jantungan sih :hehe :peace.
😀
ngebayanginnya aja udah ngeri apalagi bikin cerita yg macam begitu, gar
Idem, Mas :hehe.
jadi ya bikin yang nggak sadis apalagi berdarah-darah banyak….. paling ya…. mati aja langsung 😀
Baca berulang-ulang dulu dah -_-
😀
agak membingungkan yah
harap maklum
Bisnis menggiurkan nih, karena laku dosa ya selalu muncul pada mereka. Mati satu gpp, soalnya bakal ada lagi gantinya. 😀
selama setan belum binasa, pasti begitu kejadiannya, berulang dan berulang, sampai kiamat tiba
aku rasa bapanya ni semacam psikiater mungkin orang yg datang itu jiwanya tertekan dan berharap mendapat ketenanangan ketika bertemu bapaknya nio dan di situ bapaknya nio mampaatin moment buat ngerekam cerita yang berupa pengakuan. kenapa bapaknya nio melakukan ini? masalah uang lah yang membuat ibunya nio meninggal. hahahaha ngarang banget dah komen gue bang
gpp, de. soalnya masih banyak yang bisa digali dari cerita di atas yang banyak bolongnya. sepertinya soal psikiater itu cukup oke juga. 😀
Ketika pejabat yang korup tidak tertangkap, maka pemerasan itu terjadi…
sebuah kejahatan akan mengundang kejahatan lainnya
cerita anak …. tapi bukan buat anak
😀
iya yah…. bukan untuk semua umur
abang keren ceprennya. imajinasinya luar biasa. seandainya boneka itu benar2 ada mungkin semakin banyak org yg melakukan kejahatan di dunia ini hiks keren keren
terima kasih… terima kasih 😀
ya jangan sampai kejahatan bertambah, hidup bisa tambah susah 😀
Waduhh!
😛
Cerita anak untuk dicerna orang dewasa. Keren.
terima kasih, mas