Strategi, Cinta Sejati, Profesionalisme, dan Sinergi

Saya suka menonton film, tertuama film bergenre action, apalagi kolosal, dan comedy. Namun tak jarang ada pula film yang bergenre lain semisal drama atau horror yang saya tonton. Saya lebih sering menonton film di laptop atau PC. Saya baru beberapa kali menonton di bioskop. Itupun terjadi sekinat tahun silam. Jadi sudah pasti saya akan ketinggalan soal film-film anyar yang tayang di bioskop :D.

Jika ditanya film-film apa yang saja yang paling berkesan, saya agak kesulitan untuk menjawabnya. Namun saya coba mengingat-ingat kembali film apa saja yang masih melekat dalam memori saya, entah adegannya, ceritanya, atau mungkin pelajaran yang dapat diambil dari film tersebut. Dan berikut adalah film-film yang paling berkesan versi saya.

Red Cliff II (2008)

red cliff
sumber

Film ini adalah film Kolosal Mandarin. Sesuai dengan judulnya, film “Red Cliff II” ini merupakan sequel dari film sebelumnya, “Red Cliff”. Kedua film tersebut bercerita tentang sejarah perseteruan tiga kerajaan (The Three Kingdoms) di China, yaitu Wu, Shu, dan Wei. Kerajaan Wu dipimpin oleh Liu Bei yang merakyat. Kerajaan Wei dipimpin oleh Cao Cao yang tamak dan rakus untuk menguasai kerajaan lain. Sementara kerajaan Shu di pimpin oleh Sun Quan.

Sasaran utama dari Cao Cao adalah Kerajaan Wu. Karena terdesak, Liu Bei akhirnya meminta pertolongan kepada Sun Quan untuk bersatu melawan Cao Cao. Kedua kerajaan itupun beraliansi.

Selain karena kolosal, yang membuat film ini berkesan bagi saya adalah srategi peperangan yang digunakan masing-masing pihak untuk mengalahkan pasukan lawan. Misalnya, ketika pasukan Wei terserang penyakit pes dan banyak yang mati. Kondisi tersebut dimanfaatkan Cao Cao dengan mengirim mayat pasukannya ke daerah pasukan Wu. Pasukan Wu dan Shu yang melihat mayat tersebut langsung menghampiri dan mengambil senjata yang ada di tubuh mayat pasukan Wei. Akibatnya, banyak pasukan Wei yang tertular penyakit dan akhirnya mati.

Taktik jitu lainnya adalah ketika Zhuge Liang, negosiator aliansi Wu dan Shu bermaksud mencuri 100000 anak panah dari pasukan Wei karena kekurangan senjata.

Zhuge Liang menggunakan 20 kapal menuju perkemahan Cao Cao. Di setiap kapal dipasang puluhan orang-orangan sawah yang terbuat dari jerami. Lalu sebuah serangan “man-main” dilancarkan ke arah pasukan Cao Cao. Merasa diserang, pasukan Cao Cao membalas dengan melepas puluhan ribu anak panah ke arah kapal Zhuge Liang. Anak-anak panah tersebut tidak ada yang mengenai pasukan Zhuge Liang, melainkan hanya menancap pada orang-orangan sawah. Zhuge Liang berhasil mencuri 100000 anak panah. Sementara pihak musuh mengira mereka telah menang dalam pertempuran tersebut.

Miracle in Cell No. 7 (2014)

miracle in cell no 7
sumber

Film ini adalah film Korea yang pertama kali saya tonton bersama Minyu. Film ini mengisahkan perjuangan seorang anak perempuan yang tumbuh dewasa dan berprofesi sebagai pengacara (mungkin) untuk membersihkan nama baik ayahnya meskipun sang ayah sudah meninggal karena dihukum mati ketika dirinya masih anak-anak.

Yong Goo, adalah seorang ayah yang mengalami keterbelakangan mental. Namun demikian, ia sangat mencintai dan menyayangi putri semata wayangnya, Ye Seung, yang berusia enam tahun.

Suatu hari, Yong Goo terjebak dalam peristiwa yang menyebabkan dirinya dituduh melakukan penculikan, kekerasan seksual, hingga pembunuhan pada anak seorang komisaris polisi. Akibatnya, Yong Goo dipenjara dan harus berpisah dengan Ye Seung. Yong Goo pun divonis bersalah dan dihukum mati.

Ye Seung yang meyakini bahwa sang ayah tidak bersalah kemudian membuka kembali kasus tersebut untuk membersihkan nama sang ayah. Dengan perjuangan keras dan pantang menyerah, akhirnya Ye Seung berhasil membebaskan sang ayah dari segala tuduhan meskipun sang ayah sudah meninggal dunia.

Film ini sukses mengaduk-aduk emosi saya dan Minyu. Minyu bahkan sempat menitikkan air mata ketika menyaksikannya.

Moral yang saya tangkap dari film ini adalah bahwa cinta sejati orang tua akan terus membekas di hati sang anak serta sebuah usaha dan perjuangan tidak akan pernah sia-sia. Sebuah hasil akan menanti di suatu masa.

Taare Zameen Par (2007)

Taare Zameen Par
sumber

Sebuah film India yang membuat saya terharu dan hampir menangis. Bercerita tentang seorang anak bernama Ishaan Nandkishore Awasthi yang mengalami sindrome disleksia, yaitu suatu kondisi yang menyebabkan dirinya kesulitan membaca. Karena kondisi tersebut, ia tidak naik kelas beberapa kali. Dirinya dicap sebagai anak bodoh. Ia yang semula anak yang periang akhirnya berubah menjadi anak pendiam dan minder.

Seorang guru kesenian pengganti bernama Ram Shankar Nikumbh akhirnya mengetahui apa yang menjadi penyebab mengapa Ishaan tidak dapat membaca. Ram pun mengetahui bakat lain yang luar biasa dari Ishaan dibidang melukis atau menggambar.

Melalui bimbingan Ram, Ishaan akhirnya mulai bisa membaca. Ishaan pun berhasil menjuarai lomba melukis. Hasil lukisannya tersebut kemudian dijadikan sampul buku tugas kesenian sekolah.

Every child is special. Itulah tagline film ini. Film yang mengingatkan bahwa setiap anak itu adalah istimewa. Orang tua tidak layak memberi label bodoh kepada anak tanpa mencari penyebab apa yang terjadi terlebih dahulu. Bisa jadi, si anak tidaklah bodoh dan ada sebab lain yang menyebabkan anak terkesan bodoh. Bisa jadi seorang anak tidak bisa membaca karena ternyata matanya minus atu mungkin sebab lain seperti yang dialami oleh Ishaan.

Ketika menyaksikan film Taare Zameen Par, saya langsung teringat dengan Syaikhan yang sudah tak lagi tinggal bersama saya. Sebuah doa terpanjat untuk kebaikannya. Sepanjang hidupnya.

Remember The Titans (2000)

remember the titans
sumber

Film bersetting tahun 1970-an ketika rasisme antara kulit putih dan kulit hitam masih kental. Film ini diangkat dari kisah nyata tentang sebuah tim football yang anggotanya merupakan gabungan dari sebuah sekolah kulit putih dan sekolah kulit hitam yang ditutup untuk kemudian disatukan oleh pemerintah setempat.

Penggabungan kedua tim tersebut tentu saja menuai kecaman dari para orang tua siswa kulit putih. Apalagi setelah pelatih ketua yang mereka kagumi dan hormati, Bill Yoast, harus digantikan oleh Harold Boone yang berkulit hitam. Namun gesekan-gesekan yang terjadi berhasil diredam oleh kedua pelatih tersebut yang mau bekerja sama untuk membentuk tim yang solid.

Agar siswa kulit putih dan kulit hitam saling membaur, Boone menerapkan inovasinya dengan mengharuskan siswa kulit putih harus duduk sebangku dengan rekannya yang berkulit hitam di dalam bis. Aturan yang sama juga berlaku untuk setiap kamar selama masa pelatihan.

Pada akhirnya, cara tersebut membuahkan hasil. Ikatan antara aggota tim semakin erat dan kuat. Puncaknya, sinergi antara siswa berkulit putih dan siswa berkulit hitam berhasil memenangkan kejuaraan antar sekolah.

Postingan ini diikutsertakan dalam Evrinasp Second Giveaway:
What Movie are You?

 


Tulisan Terkait Lainnya :

26 respons untuk ‘Strategi, Cinta Sejati, Profesionalisme, dan Sinergi

  1. lovelyristin Oktober 16, 2015 / 06:57

    Film koreanya menarik ditonton nih.. indianya jg.. klo film kolosal biasanya aku nonton mau ga mau, kdg terlihat serius agak bosan, tp klo dah tau crt nya, malah ga bs lepas. Papayaza suka film kolosal. Aku lbh suka komedi, drama, action, adventure, horor , trus kisah cinta2an gtu jg suka hahahahahaha..

    • jampang Oktober 16, 2015 / 08:10

      dicoba aja, mbak. bikin mengahru biru itu film koreanya 😀

      beda orang beda selera, mbak

  2. rumahbukuiqro Oktober 16, 2015 / 07:19

    wuiiiiih saya suka nonton film2 yg ada di postingan ini… kecuali yg remember the titans… baru tau ada film itu hehehehe

    • jampang Oktober 16, 2015 / 08:12

      awalnya nggak begitu tertarik nonton remember the titans, tapi begitu ceritanya mulai ada gesekan-gesekan…. jadi penasaran… sampai selesai deh nontonnya 😀

  3. ayanapunya Oktober 16, 2015 / 07:42

    horeee ikutan juga, mas rifki 🙂

    • jampang Oktober 16, 2015 / 08:11

      gara-gara baca postingan mbak jadinya ya ikutan deh 😀

  4. dani Oktober 16, 2015 / 09:56

    Ada 3 film yang belum pernah saya tonton di sini. Hihihi.

    • jampang Oktober 16, 2015 / 14:32

      film jadul seh yah, mas 😀

      • dani Oktober 16, 2015 / 14:41

        Bukan karena jadulnya Bang. Karena saya yang kudet. Hihihi

      • jampang Oktober 16, 2015 / 15:19

        ya kalau saya kudet sama film2 baru yang sedang diputer di bioskop 😀

  5. pitaloka89 Oktober 16, 2015 / 10:31

    Sedih yang film India… Huwaaaa…. alhamdulillah akhir bahagia ya mas…

    • jampang Oktober 16, 2015 / 14:31

      iya… happy ending

  6. zilko Oktober 16, 2015 / 12:52

    Huaa, aku suka banget cerita yang berdasarkan legenda The Three Kingdom!! 😀 Zhuge Liang adalah tokoh favoritku 😀

    • jampang Oktober 16, 2015 / 14:31

      kalau di filmkan seh banyak versinya yah cerita The Three Kingdom itu

    • jampang Oktober 16, 2015 / 14:31

      idem dong kalau gitu 😀

  7. Alris Oktober 16, 2015 / 13:49

    Film kolosal macam red cliff itu saya suka. Keren dah. Tapi saya lebih suka lagi film lawas yang dibintangi Farouk Afero, Hamid Arief, dan Mansur si Demang Mester haha…

    • jampang Oktober 16, 2015 / 14:31

      film lawas itu sepertinya masih asyik ditonton yah

    • jampang Oktober 19, 2015 / 16:31

      iyap…. menurut penilaian saya blm ada film yang bisa ngalahin 😀

  8. edi padmono Oktober 19, 2015 / 17:44

    Idih….korea juga…. 😀

    • jampang Oktober 20, 2015 / 07:38

      😀
      biar kekinian, mas 😛

  9. evrinasp Oktober 25, 2015 / 18:42

    miracle in cell aku ada nih tapi belum ditonton, nanti mau nonton ah, kirain filmnya tentang biologi gitu hehe, makasih ya sudah berpartisipasi

    • jampang Oktober 25, 2015 / 20:13

      Bukan tetntang biology, mbak. Tapi sel tahanan. Sama-sama, mbak

Tinggalkan jejak anda di sini....

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s