Kulihat cukup banyak yang mendatangi stan “Cermin Masa Depan” yang ada di pameran cermin ini. Secara bergantian, setiap pengunjung berdiri di depan sebuah cermin kuno yang akan memantulkan bayangan diri mereka di tiga puluh tiga tahun yang akan datang. Aku pun tertarik untuk mencobanya.
Setelah mendapat giliran, aku segera berdiri di hadapan cermin kuno tersebut. Kupandangi pantulan bayangan diriku yang muncul.
Aneh!
Aku tak menemukan perbedaan penampilanku di tiga puluh tiga tahun yang akan datang dengan diriku saat ini. Tak kulihat satu pun garis keriput di wajahku. Tak ada pula sehelai uban yang menghiasi rambutku.
Tak hanya diriku yang terkejut. Seluruh pengunjung, bahkan pemilik stan pun tak jauh berbeda dengan diriku.
“Ini sungguh luar biasa! Saya baru pertama kali menyaksikan hal yang seperti ini.” ucap pemilik stan kepadaku.
Apa yang baru saja kualami terus terbayang di dalam pikiranku dalam perjalanan pulang.
Apa benar aku akan awet muda seperti tokoh Adaline Bowman dalam film “The Age of Adaline”?
Kulihat beberapa orang di hadapanku menggerakkan tangan-tangan mereka seperti memintaku bergerak mundur. Gerakan mereka sangat lambat. Mulut-mulut mereka seperti berteriak, namun aku tak mendengar suara mereka. Yang kuedengar hanyalah sebuah lengkingan panjang klakson kereta api yang menabrak sepeda motor yang kukendarai.
Tulisan Terkait Lainnya :
- [Prompt#135] Pacar Sesaat
- [Prompt#121] Kutu-Kutu Hendak Menjadi Kupu-kupu
- [Prompt#120] Hanya Sejengkal
- [Prompt#119] Perbedaan
- [Prompt#118] Perjumpaan Kembali
- [Prompt#117] Senyum Ibu
- [Prompt#116] Lidah Perempuan
- [Prompt#115] Sayap yang Patah, Hati yang Terbelah, dan Jaring Laba-laba yang Lemah
- [Prompt#114] Ada Apa Dengan Cintana?
- [Prompt#113] Adin dan Sani
Kasihan.
Itu berarti dirinya sudah tidak ada di dunia ini ya Mas… :hehe. Doh kalau masa depan mah biar hanya Tuhan yang tahu saja deh, kita jalani saja hari-hari ini sebaik-baiknya :peace.
ya di bagian akhir itu akhirnya meninggal
Yak…. Modhyarrr deh gara2 ngelamun 😦
Hahahaha Memyyy… Tadinya mau komen kesihan lalalala. Tapi emang modhyaaarr. Salahe sendiri percaya ramal meramal dan melamun mikirin hasilnya ( lihat ke cermin masa depan sama kayak minta diramal gak seih? :P)
*panjang dan dibahas pulak. Hahah.
Buat empu-nya blog, modhyar = meninggal. Bgitu terjemahannya, hehehe.
Oiyaaa maap Bang. Ini bahasanya arek Suroboyo. 😀
tapi kalau modar seh saya ngerti, mas 😀
terima kasih, mbak 😀
😀
makanya, si tokoh nggak punya wajah tua…. sebab mati muda
yah yah… tau gitu ga usah ngaca ya… 😀
namanya juga penasaran 😀
Hmmm
mmmmm….