“Hei, apa ini?” teriak istriku ketika tangannya merasakan sesuatu di kantong depan jasku.
“Itu obat stressku, Sayang!” jawabku ketika setengah bungkus coklat berada di tangannya. “Aku memiliki banyak agenda hari ini.”
“Tapi ini bisa membuatmu sakit perut.”
Ucapannya memang benar. Aku selalu mengalami efek tersebut setelah memakan coklat.
“Tapi dengan memakannya akan bisa tenang dalam bekerja!” sebuah pembelaan yang sia-sia, sebab istriku langsung membuang coklat tersebut ke tong sampah.
“Daaag, Sayang! Selamat bekerja!” ucapnya sambil membuka pintu taksi.
Kutarik napas panjang. Kulangkahkan kakiku menuju kantorku sambil mengeluarkan separuh coklat yang kusimpan di kantong kemejaku. Untunglah aku sempat membagi dua coklatku.
Baca #FF100Kata Lainnya :
istiqamah sekali bikin FF nya ^^
tapi ketinggalan idenya. harusnya diposting hari rabu… ini sudah hari kamis 😀
Hmm nangis dalam hati deh klo yg dibuang coklat Toblerone, qiqiqi. Jadi pengen coklat jg nih. Bbrp hari lalu ngemil coklat isinya kacang…
pengennya sih pasang gambar itu…. tapi nanti disangka ngiklan 😀
Hahaha
😀
Dasar laki-laki, pasti nyiapin cadangan 😀
apalagi kalau database…. harus rajin bikin cadangan, bang…. alias backup
Hahaha, kok gitu amat istrinya 😛
mungkin karena sayang, nggak mau suaminya sakit gara2 makan coklat
beli lagi ajaaa coklatnyah hihihi
mungkin kalau yang di tangan sudah habis, teh 😀
haduh sayang coklatnya dibuang, dimakan si istri aja.. *itu kalo saya.. 😀
si istri sepertinya nggak suka coklat, makanya dibuang. jadi mubazir seh
Eh kok gitu, eh kok gitu 😀 wkwkw bisa-bisanya nyimpen coklat satu lagi wkwkw:D
bukan satu…. separuh doang koq 😀