Ada aksi pasti ada reaksi. Semisal setiap perbuatan yang dilakukan seseorang bisa jadi reaksi saya adalah diam, suka, atau benci, sebagaimana perbuatan yang saya lakukan bisa memunculkan reaksi diam, suka, atau benci dari orang lain. Ketika melaksanakan shalah berjama’ah, saya merasa terganggu ketika ada seseorang melakukan hal-hal berikut ini. Tentu saja ini bersifat subyektif sekali. Bisa jadi ada yang merasakan hal yang serupa dengan saya dan bisa pula ada yang tidak sependapat dengan saya. Dan bisa jadi jika saya melakukannya maka orang lain pun akan terganggu.
1. Handphone Berbunyi Ketika Shalat
Di beberapa masjid atau mushalla, saya melihat ada semacam stiker atau pengumuman yang mengingatkan para jama’ah untuk mematikan handphone, menyesuaikan nada deringnya menjadi silent mode ketika berada di dalam masjid, khususnya ketika akan melaksanakan shalat. Bahkan ada pula imam yang sebelum mengucap takbiratul ihram mengingatkan jama’ah untuk mematikan atau menyesuaikan nada dering handphone para jama’ah.
Namun sayangnya, ada saja jama’ah yang tidak mengindahkan pesan dan peringatan tersebut. Alhasil, saya masih sering mendengar handphone berbunyi. Dua pengalaman mengenai handphone jama’ah yang berbunyi saat shalat sedang berlangsung pernah saya ceritakan dalam coretan saya berjudul “Terajana” dan “Ketika Wali Bertaubat di Saat Shalat”.
Nada dering handphon tersebut terdenger cukup lama. Bahkan berulang-ulang karena si penelpon di luar sana mencoba menghubungi kembali. Wajar saja, sebab si penelpon tidak mengetahui jika orang yang dihubunginya sedang shalat berjama’ah di masjid. Ditambah lagi dengan jama’ah pemilik handphone yang tidak melakukan apa-apa terhadap handphonenya yang berbunyi.
Lah, emangnya saya harus terima telepon pas lagi shalat?
Kalau diterima ya jelas shalatnya jadi batal. Yang sebaiknya dilakukan oleh jama’ah yang handphonenya berbunyi adalah mengambil handphone miliknya yang mungkin ada di dalam saku, kemudian mematikannya. Tentunya gerakan untuk melakukan hal tersebut janganlah berlebihan agar shalat tidak batal karenanya.
Mungkin jika handphone tersebut diletakkan di atas sajadah atau karpet di hadapan jama’ah dan berbbunyi ketika jama’ah sedang berdiri lantas mematikan handphone tersebut dengan cara berjongkok atau sejenisnya, bisa batal J
Ada juga penggunaan handphone yang mengganggu menurut saya, yaitu ketika ada jama’ah yang tetap asyik berkutat dengan handphone-nya sementara khatib jum’at sedang menyampaikan khutbah. Jika saya tegur, maka shalat jum’at saya akan menjadi sia-sia. Begitulah yang pernah saya dengar dari sebuah hadits.
2. Pakaian yang Kekecilan
Ketika seorang muslim berangkat menuju masjid, dianjurkan untuk mengenakan perhiasannya. Bentuk perhiasan di sini adalah pakaian yang akan dikenakan untuk shalat. Selain pakaian yang bagus dan bersih, tentu yang sopan. Sebab menghadap atasan di kantor saja diusahakan untuk berpakaian bagus, rapi, lagi sopan, masa menghadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala hanya mengenakan pakaian alakadarnya.
Nah, saya sering merasa terganggu dengan jama’ah yang berdiri di barisan di depan saya yang mengenakan pakaian yang kekecilan. Biasanya berupa kaos. Ketika posisi berdiri, tak menimbulkan gangguan. Namun ketika posisinya akan melakukan sujud atau duduk, muncullah gangguan tersebut. Bagaimana saya tidak terganggu jika belahan p*nt*t orang tersebut terlihat jelas. Hiks!
3. Anak-anak yang Bercanda
Sebisa mungkin, memperkenalkan masjid kepada anak-anak di usia dini agar kelak dirinya terbiasa untuk terikat dengan masjid. Agar kelak sang anak selalu teringat dengan masjid dan melaksanakan shalat lima waktu berjama’ah di masjid.
Yang perlu dilakukan sebagai orang tua atau orang dewasa adalah menasihati tentang bagaimana tingkah laku yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika melaksanakan shalat berjama’ah dan kemudian mengawasinya.
Karena itulah, susunan barisan shalat berjama’ah yang ideal adalah barisan terdepan di isi oleh lelaki dewasa, barisan berikutnya diisi oleh anak-anak laki-laki. Jika ada jama’ah perempuan yang turut serta, maka barisan berikutnya adalah anak-anak perempuan dan di belakangnya diisi oleh barisan perempuan dewasa.
Sementara beberapa kejadian yang saya alami, terutama di masjid dekat rumah saya, jama’ah anak-anak berada di barisan tengah di antara jama’ah orang dewasa. Di awal shalat mereka tenang dan mengikuti shalat. Namun di tengah pelaksanaan, mereka mulai bercanda dan tertawa. Jika terjadi demikian, maka tak akan ada jama’ah orang dewasa yang berani mengingatkan mereka. Bisa batal shalatnya!
4. Shaf yang Renggang dan Bolong
Sejatinya, barisan dalam shalat itu terisi rapi dan rapat. Hal tersebut menjadi perlambang tentang kuat dan rapatnya ikatan antara sesama muslim. Namun nyatanya tidak selalu demikian. Barisan jama’ah shalat sering renggang, bahkan bolong.
Jika ada barisan bolong yang pas untuk diisi satu orang, maka dianjurkan kepada jama’ah di belakangnya untuk maju dan mengisi barisan yang bolong tersebut. Namun lain lagi jika barisan tersebut renggang. Bisa jadi renggangnya barisan tersebut karena kurang pahamnya jama’ah dan atau karena terngapengaruh dengan bentuk karpet masjid datau mushalla yang seolah-olah sudah memberikan satu kavling untuk satu orang jama’ah. Padahal, ukuran kavling tersebut lebih lebar dibandingkan jarak kedua kaki ketika berdiri di atasnya.
Berdasarkan sebuah hadits, bagian barisan yang renggang itu nantinya akan diisi oleh setan yang akan mengganggu. Wallaahu a’lam. Saya pernah membuat sebuah puisi yang diilhami dari hadits tersebut yang saya beri judul “Iblis di Balik Sajadah”.
5. Bau Badan
Bau badan yang menyengat cukup menggangu saya ketika shalat berjama’ah. Bisa jadi jika badan saya mengeluarkan aroma tak sedap akan mengganggu jama’ah yang lain. Mungkin karena itulah, jama’ah laki-laki dianjurkan untuk memakai wangi-wangian ketika akan berangkat ke masjid. Saya merasa nyaman jika ketika melaksanakan shalat, hidung saya mencium aroma yang wangi. Apalagi jika ditambah dengan karpet masjid yang wangi.
Ada yang mau menambahkan???
Tulisan Terkait Lainnya :
- Para Lelaki Masbuq
- Jika Tentang Rasa
- Bisa Jadi…
- Antara Ikhlas dan Buang Air Besar
- Tiga Orang Anak yang Bersalaman Selepas Shalat
- Membalas VS Memaafkan
- Kisah Rasulullah yang Kental dalam Pesan Moral Namun Rapuh dalam Validitas
- Dua Sisi Digital Lifestyle
- Strategi Sedekah
- Dhuha dan Tilawah Para Pengemban Amanah
kayak hukum newton ya mas aksi reaksi
begitulah 😀
Baju kekecilan dan handphone bunyi memang mengganggu banget Bang. Kalo bau badan errr. Emang sih.. Anak kecil sekarang saya juga jarang denger. Di kompleks pun pada dijagain ortunya. Hehehe.
berarti sudah bagus itu ortunya. ngajak…. ngajarin…. dan ngawasin
Jamaah tetangga kanan kiri bergosip ria…
Ini biasanya terjadi klo lagi teraweh 23 rakaat. Ada tuh sebagian yang ambil 11 rakaat sisanya bergosip
kalau di daerah saya semuanya 23…. tapi nggak tahu pada yang gosip juga 😀
apalagi di kampung, bahkan shaf depan pun jarang banget ada yg ngisi 😦
masa shaf depan nggak ada yang ngisi?
apa maksudnya shaf jama’ah perempuan?
Di pura juga kalau mau sembahyang tidak boleh menghidupkan HP Mas, tapi masih banyak saja yang melanggar. Entah lupa atau apa, tapi itu mengganggu kekhusyukan umat yang lain! Mungkin poster-poster larangan mesti diperbanyak ya Mas, supaya orang-orang yang bersembahyang lebih ingat :)).
kurang tahu penyebabnya, gar.
mungkin itu salah satu caranya untuk mengingatkan jama’ah
Sip Mas!
😀
yg kedua dan kelima bkin senyam senyum tp berhubung saya blom pernah jd cowok yg sholatnya di depan jd gk pernah ngalamin itu saat sholat berjamaah. iyalah kan barisan cewek pada pake mukena. hihihi kalo bau badan mah Alhamdulillah bang cewek2 yg sering saya temui wktu sholat berjamaah wangi2 cm klo ktmu nenek2 itu minyak wanginya bkin gak nyaman diidung hehehe
minyak wangi nenek-nenek mah jangan disamain ama yang muda2 😀
Aku pernah kaca mata aku keinjak anak anak kecil yang bercanda, sekarang selalu bawa tempat kaca mata kalau shalat berjama’ah..
iya mbak. itu yg bikin ngeri 😀
Pas banget tadi kejadian saat solat Jumat, ada alarm mobil yang bunyi gerung-gerung haaaaa gak enak banget. Trus ada yang nangis anak-anak weeew
kalau alarm mobil itu ada batasan jaraknya ya, mas supaya bisa dimatiin?
kalau ada jaraknya bisa lama donk matiny.
mungkin anaknya bosen kaliyah karena kelamaan. syukur2 bisa tidur, biar nggak berisik
Benar mas.. yang paling ngebetein bunyi hp yang luntang lanting, tapi si punya hp cuek bebek. Malah nganggu imam, terutama pas shalat magrib..
Salam kenal dari padang mas.. 🙂
nah itu dia 😀
salam kenal juga dari jakarta
yang paling mengganggu kalo ada jamaah yang bawa anak kecil waktu sholat berjamaah, belum lagi ada yang lain juga bawa anak, jadinya pas sholat jamaah mereka pada rame main sendirisendiri tuh, harusnya kalo anaknya belum bisa ngikuti imam gak usah dibawa sholat berjamaah dulu kan ya, malah bisa ganggu jamaah yang pengen khusuk sholatnya
di situ pernanan orang tua. kalau seandainya masing-masing ortu didampingi dan diawasi serta sebelumnya diingatkan kalau shalat nggak boleh bercanda atau berisik, insya Allah mereka nggak akan berisik dan asyik sendiri, malahan ikutan shalat
Selanjutnya maenin handphone ada gak ? hehehe… Kalau no 3 dan 4 iya sering banget itu.
ada. begitu salam, langsung ngeluarin HP 😀
bukan saya..bukan saya..bukan sayaaa hihihi
😀
Diberi peringatan oleh takmir (biasanya di dinding luar ditempeli gambar HP yang dicoret) atau tidak mestinya jamaah sudah bisa menyiapkan diri dengan baik kalau mau menghadap Allah Swt. Satu di antaranya menonaktifkan HP, atau setidaknya menonaktifkan suaranya. Lawong akan menghadap pimpinan atau orang penting atau rapat atau sidang skripsi saja biasanya HP sudah dinonaktifkan kok, apalagi ini menyembah Allah Swt.
nah…. seharusnya begitu, pak. saya sendiri seh pernah kecolongan…. tapi belakangan ini saya malah lebih sering menyetek hp dengan silent mode, baik ketika mau shalat atau tidak. akibatnya…. saya sering nggak dengar kalau ada yang nelpon 😀
ha ha ha … saya juga pernah mendengar ada peserta shalat yang hp-nya bunyi. Lagunya, lagu cengeng …
saya juga tidak jarang melihat belahan p*nt*t … qiqiqiqi … 😀
Betul mas, paling mengganggu kalo hp bunyi. Kalo yg lain. Makanya kalo sy selalu matikan HP dulu sebelum shalat jamaah.
Salam kenal ya mas.
Iya. Dimatiin bisa lebih aman, nyaman, dan khusyu
Salam kenal juga, mas
no 123 yg sering bikin sy terganggu, terutama yg pantat itu, duh pas di muka. apa gak kerasa semriwing gt ya pas mereka sujud?
nah… itu pertanyaan saya juga… apa iya nggak kerasa 😀
sudah terbiasa jadi gak kerasa, bajunya gitu semua 😀 kalo ditanya ‘saya dulu pernah kurus, mas’