Resolusi Lintas Tahun

kembang api
Sepertinya, selama beberapa tahun terakhir, saya selalu membuat sebuah catatan blog yang berisi resolusi yang ingin saya wujudkan di tahun selanjutnya. Dua di antaranya adalah ketika menjelang awal tahun 2014 dan 2015 lalu. Dari tiga hal yang menjadi resolusi saya di tahun 2014, saya berhasil merealisasikan dua di antaranya, yaitu menikah dan memiliki rumah meskipun belum lunas seratus persen hingga saat ini. Sementara di tahun 2015, tidak satu pun dari dua resolusi di tahun tersebut yang bisa saya wujudkan. Dua resolusi itu adalah menerbitkan buku dan membuat tulisan yang bisa menembus media.

Untuk menerbitkan buku, saya memiliki dua pilihan untuk merealisasikannya, melalui penerbit major atau penerbit indie. Di tahun 2015 saya sudah memiliki naskah yang bisa dibilang seratus persen sudah selesai. Saya sudah mengajukannya ke beberapa penerbit major. Hasilnya, ada yang menolak dan ada pula yang tidak memberikan respon sama sekali. Karena kondisi tersebut, maka pilihan menerbitkan melalui penerbit indie menjadi pilihan berikutnya.

Sayangnya, saya tidak langsung mengirimkan naskah tersebut ke penerbit indie untuk segera bisa menjadi sebuah buku. Saya malah menunggu untuk menyelesaikan satu atau dua naskah buku lagi dengan maksud menerbitkannya secara serempak. Dua atau tiga buku terbit secara bersamaan. Begitu keinginan dan harapan saya.

Namun adakalanya, apa yang terjadi tidak selalu sesuai dengan keinginan dan harapan. Naskah buku yang saya rencananya akan saya selesaikan untuk menemani naskah novel yang saya beri judul “Pernikahan Kedua” tak kunjung selesai.

Sepertinya, ada beberapa faktor yang menyebabkan saya tidak berhasil menerbitkan satu buku pun melalui penerbit indie.

Pertama, karena saya menunda-nunda untuk menyelesaikan naskah lain yang sebenarnya tinggal dipoles sedikit untuk menjadi naskah seratus persen yang siap terbit. Padahal, jika saya segera menyelesaikan, saya bisa mengantongi minimal dua naskah buku yang bisa diterbitkan di tahun 2015.

Kedua, karena saya kurang pandai mengatur dan membagi waktu. Jujur saja, beberapa waktu yang lalu, saya sempat terbius dengan sebuah computer game. Saya tergoda untuk terus memainkannya untuk mencari kemenangan demi kemenangan dan meninggalkan apa yang menjadi resolusi saya di tahun 2015.

Ketiga, karena saya serakah. Ya, saya serakah karena ingin menerbitkan beberapa buku sekaligus. Sehingga jika ada satu naskah buku yang belum selesai, naskah buku lain yang sebenarnya sudah selesai menjadi terhambat untuk diterbitkan. Andai saja saya merasa cukup dengan satu buku saja dahulu yang diproses, maka di tahun 2015, resolusi untuk menerbitkan buku bisa saya wujudkan. Toh, di dalam resolusi tahun 2015 saya tidak menyebutkan jumlahnya.

Kini, nasi sudah menjadi bubur.

Mungkin, resolusi untuk menerbitkan buku di tahun 2015 saya pindahkan ke tahun 2016. Mudah-mudahan saya bisa lebih baik lagi dalam mengatur dan membagi waktu, tidak menunda-nunda dalam mengerjakan sesuatu, serta tidak serakah.

Resolusi saya di tahun 2015 yang juga gagal saya realisasikan adalah membuat tulisan yang bisa menembus media, baik online atau cetak. Sejujurnya, resolusi tersebut saya buat karena saya ingin mengikuti jejak beberapa rekan blogger yang telah berhasil menembus media baik online maupun cetak dengan tulisan-tulisan yang mereka buat yang kebanyakan berupa cerita pendek atau tulisan fiksi.

Apa penyebab saya gagal mewujudkan resolusi tersebut?

Yang terlintas dalam pikran saya, penyebabnya adalah karena saya kurang mampu untuk mengukur kemampuan saya dalam menulis fiksi dengan kemampuan yang dimiliki oleh rekan blogger yang ingin saya ikuti langkahnya.

Saya belum terbiasa menulis cerita pendek atau fiksi. Saya terbiasa menulis non fiksi. Saya baru belajar menulis fiksi dengan cara mengikuti tantangan membuat flash fiction setiap minggunya. Dan sepertinya, karya saya belum cukup baik. Sebab flash fiction yang saya buat kemudian terpilih menjadi yang terbaik barulah satu dua di antara puluhan yang sudah saya buat.

Mungkin saya harus belajar dan belajar lagi. Butuh waktu untuk mengasah ide. Karenanya, saya tidak ingin membebani pikiran dan memaksa diri saya untuk mengikuti jejak langkah rekan blogger yang sudah sukses dengan tulisan fiksi mereka. Saya tak lagi menjadikan membuat tulisan yang bisa menembus media menjadi resolusi saya di tahun 2016.

Biarlah saya menikmati cara menulis yang saya suka dan saya bisa. Sebab yang demikian akan membuat saya senang dan bahagia melakukannya. Tak ada beban. Bukankah kebahagiaan dan kesenangan adalah hal yang dicari banyak orang?

Biarlah saya menulis dengan gaya saya sendiri. Tak perlu memaksakan diri untuk meniru gaya blogger lain jika memang saya tidak mampu. Bukankah setiap orang memiliki keunikan dan gaya masing-masing dalam menulis?


Tulisan Terkait Lainnya :

24 respons untuk ‘Resolusi Lintas Tahun

  1. ade_jhr Desember 31, 2015 / 23:02

    Semoga bukunya bisa terbit d 2016 bang.. Dan semoga juga bisa nembus media. Aamiin

    • jampang Desember 31, 2015 / 23:07

      terima kasih doanya, de.
      kalau tembus media sepertinya dikeluarin dulu dari resolusi 2016…. 😀

  2. zizadesita Januari 1, 2016 / 03:23

    Tetap semangat ya Bang Jampang.🙌

    • jampang Januari 1, 2016 / 05:18

      Semangat sesuai kemampuan, mbak. Jangan terlalu memaksa, sebab yang dipaksa itu nggak enak 😀

      • zizadesita Januari 1, 2016 / 06:40

        Hehe, berencana boleh, itu membuat kita lebih terarah.

      • jampang Januari 1, 2016 / 09:47

        Iya. Tinggal menyesuaikan antara keinginan dan kemampuan. Kalau keinginan lebih tinggi, maka kemampuan harus ditingkatkan. Jika tidak bisa, maka keinginan yang diturunkan 😀

  3. Uchi Januari 1, 2016 / 09:39

    Saya pengen nerbitin fiksi yang udh banyak kependem di draft tapi belum pede.. boro2 ya mau kirim ke media minta diterbitin hehehe.
    Berarti resolusinya harus lebih percaya diri yaaa 😀

    • jampang Januari 1, 2016 / 09:49

      Nggak ada salahnya dicoba. Kan ketahuan diterima atau ditolaknya setelah dikirim. 😀

  4. Gara Januari 1, 2016 / 11:34

    Namun yang jelas, resolusi yang tak terucapkan tentang menjadi pribadi yang lebih baik, mau mengakui kesalahan dan belajar dari kesalahan itu agaknya menjadi kenyataan nih Mas :hehe. Saya juga ada banyak niatan yang belum tertunaikan. Mudah-mudahan Tuhan memberi waktu yang tepat supaya semua impian itu bisa terlaksana. Tak harus tunggu ganti tahun sih :hehe.

    • jampang Januari 1, 2016 / 13:15

      Iya, Gar. Untuk mewujudkan sesuatu yang baik memang nggak perlu nunggu seh

      • Gara Januari 1, 2016 / 17:06

        Setuju, Mas.

      • jampang Januari 1, 2016 / 20:16

        Sipp!

  5. Syifna Januari 1, 2016 / 18:34

    Ikut mendoakan semoga apa yang belum terealisasi di tahun 2015 bisa terwujud di tahun 2016. Amiin 🙂 semangaat terus om

    • jampang Januari 1, 2016 / 20:16

      Terima kasih, mbak. Aamiin.

      • Syifna Januari 1, 2016 / 23:30

        Sama-sama Om 🙂

      • jampang Januari 2, 2016 / 04:56

        😀

  6. Alris Januari 1, 2016 / 19:53

    Nah, ternyata main game itu gak baik ya, hehehe… Semoga resolusi yang belum terealisasi itu ditahun 2016 ini dapat terlaksana, aamin.

    • jampang Januari 1, 2016 / 20:17

      Tapi mengasyikkan, mas. 😀
      Aamiin. Terima kasih, mas.

  7. AA. Muizz Januari 1, 2016 / 23:17

    Moga tahun ini bisa terwujud, Mas.

    • jampang Januari 2, 2016 / 04:57

      amiin. Terima kasih doanya, mas

  8. boemisayekti Januari 3, 2016 / 20:33

    tapi pencapaian tahun2015 pasti banyak kan di dunia blog 🙂

    • jampang Januari 4, 2016 / 04:56

      Alhamdulillah…. Ada, mbak. Seperti menang GA 😀

Tinggalkan Balasan ke jampang Batalkan balasan