11 Januari 2016
Aku terjaga dari tidurku di malam hari. Seperti biasa, aku merasa haus dan bangun untuk minum ASI. Namun kepalaku terasa agak panas. Suhunya meninggi. Setelah minum ASI, aku kembali tidur.
12 Januari 2016
Di pagi hari, suhu tubuhku tak kunjung turun. Angka yang tertera di termometer yang digunakan Ummi untuk mengukur suhu tubuhku menunjukkan angka tiga puluh sembilan derajat. Panasku cukup tinggi. Ummi memberiku dumin untuk menurunkan panasku.
Meski suhu tubuhku tinggi, aku tetap seperti biasa. Suka bermain dan bergerak. Sama seperti ketika aku terkena Impetigo Bulosa beberapa waktu yang lalu.
Malam harinya, suhu tubuhku agak sedikit menurun meskipun belum sampai ke titik normal. Jika di malam sebelumnya aku masih bisa tidur dengan cukup nyenyak, malam ini tidurku tidak bisa nyenyak. Aku sering sekali terjaga. Padahal tidurku belumlah lama. Di setiap kali aku terjaga, aku menangis. Menangis dengan suara yang keras.
Biasanya, ketika aku terjaga dan menangis di malam hari, aku langsung diam dan kemudian tidur kembali jika Ummi memberiku ASI. Tapi hal tersebut tidak berlaku di malam ini. Aku malah tidak mau minum ASI. Aku hanya menangis dan menangis. Aku baru tertidur setelah digendong cukup lama oleh Abi maupun Ummi.
13 Januari 2016
Di pagi hari, Abi menyuapiku buah alpukat. Aku suka buah alpukat. Biasanya, aku langsung membuka mulut setiap kali disuapi. Tapi pagi itu, aku menolak beberapa kali setelah disuapi sebelumnya. Aku gerakkan tangan kananku sebagai isyarat aku tidak mau alpukat.
Saat itulah Abi melihat sesuatu yang aneh di ujung lidahku. Ada bintik putih. Rupanya aku terkena sariawan.
Ternyata, sariawan itulah yang membuatku rewel dan tidak mau minum ASI. Aku juga jadi sering mengaluarkan air liur. Aku lebih suka makan biskuit daripada minum ASI.
Menjelang siang, aku diajak Abi dan Ummi ke apotik untuk membeli obat untuk menurunkan panasku.
Malam harinya, aku bisa tidur kembali dengan seperti biasanya. Bangun beberapa kali untuk minum ASI untuk kemudian tidur kembali.
14 Januari 2016
Sepertinya sariawanku sudah mulai sembuh. Aku tidak lagi merasaperih ketika makan atau minum ASI. Suhu tubuhku juga normal. Jika keadaanku seperti ini, Ummi akan kerepotan menemaniku yang selalu ingin bermain sampai-sampai tidak sempat tidur siang.
Aku baru tertidur di sore hari. Padahal aku belum mandi.
Setelah Abi pulang, Abi membukakan pakaianku ketika aku masih tidur untuk dimandikan. Akhirnya, aku pun terbangun. Aku dimandikan Ummi alakadarnya dengan air hangat.
Selepas maghrib, aku, Abi, dan Ummi tertidur karena lelah dan mengantuk.
Untuk ilutrasi diaryku kali ini, aku menggunakan fotoku bersama Abi yang diambil Ummi sebelum membeli baju baru di Blok M Plaza beberapa waktu yang lalu, beberapa waktu sebelum Abi dan Ummi makan di Gokana.
Baca Diaryku Lainnya :
- Sabiq’s Diary : Ke Taman Safari
- Sabiq’s Diary : Truk Mainan
- Ketika Anak dan Ayah Bercerita Tentang Lebaran yang Seru
- Sabiq’s Diary : Bukan Demam Berdarah
- Sabiq’s Diary : Jalan-jalan ke Seaworld
- Sabiq’s Diary : Aku Sudah Bisa Berjalan
- Sabiq’s Diary : Belajar Berjalan
- Sabiq’s Diary : Minum Susu dan Yoghurt
- Sabiq’s Diary : Corat-coret
- Sabiq’s Diary : Turun Dari Tempat Tidur
semoga sabiq cepats embuh ya bg
alhamdulillah, aku sudah baikan, tante
syukurlah bang
Syukurlah sudah membaik, dumin itu sejenis apa ya mas..?
dumin itu obat panas yang dimasukkan melalui lubang dubur, tante
Ooooh ok tante tau sekarang
😀
Udah gede tp masih minum asi ya.. Keren nih mamahnya
aku mau minum ASI sampai usia dua tahun 😀
sampe pake dumin… semoga gak panas lagi…
Iya tante. Soalnya panasnya tinggi. Jadinya aku dikasih itu
Untung sudah sembuh sariawannya ya Sabiq 🙂
Iya om. Alhamdulillah
kesian kalau Sabiq sakit, sehat terus ya
Terima kasih tante, alhamdulillah sudah baikan
Sehat terus ya sabiq
Mimik ASI yang banyak biar badannya kuat