Nisa, gadis kecil berusia sepuluh tahun itu, menggerak-gerakkan kedua tangannya dengan lincah. Ke atas, ke samping, ke depan, dan ke belakang. Ia mengikuti hampir setiap gerakan yang dilakukan oleh teman-teman sekolahnya yang sedang berlatih balet di atas panggung.
Tanpa Nisa sadari, apa yang dilakukannya telah menarik perhatian Ibu Mia, sang guru balet. Ibu Mia meminta para muridnya untuk melanjutkan latihan mereka sesaat sebelum menuruni panggung dan mendekati Nisa yang didampingi ibunya.
“Nisa mau ikut latihan bersama teman-teman?” tanya Ibu Mia ramah.
Nisa tak menjawab. Namun kedua bola matanya menyiratkan keinginan yang begitu besar untuk bisa ikut berlatih. Dia alihkan pandangan ke arah ibunya seolah meminta izin.
“Nggak usah, Bu!” jawab Ibu Anis. “Nanti malah mengganggu latihan teman-temannya.”
Selama ini, Ibu Anis tak pernah mengizinkan Nisa untuk mengikuti latihan balet di sekolah, meskipun menjadi penari balet adalah hal yang sangat diinginkan oleh putri semata wayangnya itu. Sebagai pelipur, Ibu Anis selalu mengajak Nisa melihat teman-temannya berlatih. Hanya sebatas itu.
Mendengar jawaban sang ibu, wajah Nisa langsung tertunduk.
“Tidak apa-apa, Bu. Teman-teman Nisa pasti senang,” balas Ibu Mia. “Ayo, Nisa, kita naik ke atas panggung!”
Dengan terpaksa Ibu Anis membiarkan Ibu Mia membawa putrinya, meski di relung hatinya ada kekhawatiran Nisa akan menjadi bahan ejekan teman-temannya.
*****
“Selanjutnya, marilah kita saksikan penampilan istimewa dari Nisa Agustina!” ucap pembawa acara.
Tak lama kemudian, dua sosok muncul dari balik layar. Ibu Mia mendorong kursi roda yang diduduki Nisa. Di tengah panggung, keduanya melakukan sebuah tarian balet yang menyentuh hati para penonton.
Baca Juga Monday Flash Fiction Lainnya :
- [Prompt#135] Pacar Sesaat
- [Prompt#121] Kutu-Kutu Hendak Menjadi Kupu-kupu
- [Prompt#120] Hanya Sejengkal
- [Prompt#119] Perbedaan
- [Prompt#118] Perjumpaan Kembali
- [Prompt#117] Senyum Ibu
- [Prompt#116] Lidah Perempuan
- [Prompt#115] Sayap yang Patah, Hati yang Terbelah, dan Jaring Laba-laba yang Lemah
- [Prompt#114] Ada Apa Dengan Cintana?
- [Prompt#113] Adin dan Sani
Kagak kebayang gimana narinya
Ya yg jelas bukan seperti nari balet pada umumnya. Ide cerita di atas saya dapat sebuah video di youtube. Kalau mau lihat bisa cari dengan teks “ohio wheelchair dance group”
Hebat ibu gurunya, membesarkan hati seorang anak.
iyah 😀
Penampilan Nisa Agustina dengan demikian memang istimewa.
iya, pak. begitu juga gurunya yang mampu memberikan semangat yang luar biasa kepada nisa