To Be A Smart Writer

to be a smart writer
Keluarga besar ayah dari nenek saya rutin melakukan arisan keluarga setiap bulan. Di salah satu kesempatan, salah seorang anggota keluarga yang cukup senior dan berprofesi sebagai wartawan dan penulis buku, diminta untuk memberikan nasihat kepada seluruh anggota keluarga yang hadir. Salah satu poin yang beliau sampaikan dan masih saya ingat adalah tentang menjadi penulis. Beliau berkata :

Ayah saya pernah berkata, “Kalau loe jadi penceramah, paling-paling yang dengerin ceramah loe cuma segelintir orang. Seratus sampe lima ratus orang, itu mungkin sudah hebat. Tapi kalau loe nulis, ribuan bahkan ratusan ribu orang bise bace tulisan loe. Apelagi kalo loe bise nyelipin nasihat-nasihat yang bakalan ngasih manfat dan bikin sadar banyak orang.”

Nasihat dari ayah beliau tersebut memperkuat dua buah kalimat bijak yang sebelumnya saya pernah baca yang entah di mana yang memiliki inti yang sama, yaitu menulis buku. Dua kalimat bijak tersebut berbunyi :

“Jika engkau bukan anak raja, bukan pula anak ulama besar, maka jadiah seorang penulis.”

“Jika kamu ingin dikenang berpuluh-puluh tahun, maka tanamlah pohon. Jika ingin dikenang ratusan tahun, maka menikahlah. Jika ingin dikenang ribuan tahun maka menulislah.”

Nasihat dan dua kalimat di atas, entah langsung atau tidak langsung, telah menjadi motivasi saya untuk rajin menulis di blog. Dengan harapan, kelak diri ini bisa dikenang. Tentu saja kenangan tentang kebaikan, bukan keburukan.

Setelah tulisan saya cukup banyak dan cukup bervariasi, saya kemudian mencoba untuk membukukannya. Apalagi ada beberapa pembaca blog saya yang meninggalkan jejak di kolom komentar dengan kalimat yang menyatakan bahwa beberapa tulisan saya cukup layak untuk dibukukan. Bahkan ada yang mengusulkan beberapa seri tulisan saya yang berjudul “Perempuan Berjilbab Kuning” agar ditambah dan dijadikan novel.

Seperti mendapatkan sumber energi, saya pun berusaha menambah tokoh dan jalan cerita dari “Perempuan Berjilbab Kuning” yang semula hanya beberapa seri dan setiap serinya tak lebih dari lima ratus kata. Hingga akhirnya, sebuah dratf novel dengan judul yang sama rampung.

Saya kemudian mengirimkan draft naskah tersebut melalui email ke salah seorang kenalan di blog yang bekerja di salah satu penerbit yang cukup terkenal.

Selang beberapa waktu kemudian, saya menerima email jawaban yang saya tunggu-tunggu.

Assalamualaikum mas rifki,
Mohon maaf kalau jawaban untuk novel dan kumcer mas rifki agak lama. Ini sudah ada hasilnya. Berdasarkan hasil diskusi tim redaksi, kami belum bisa menerbitkan naskah mas rifki.

ada beberapa alasan:

  1. konflik di novel maupun di cerpen kurang tajam.
  2. terlalu banyak menjabaran berupa deskripsi.
  3. kalau di novel terlalu banyak penyampaian idealisme.

Poin-poin yang kurang di dalamnya itu ada pada :

  1. Dialognya standar.
  2. Tokoh utama kurang berjuang menyelesaikan konflik, misalnya masalah ketika tokoh utama di-PHK lalu ujug-ujug selesai permasalahannya dengan tampilnya sang istri memperlihatkan tabungannya.
  3. Di pembukaan novel agak bertele-tele, mas. Kurang gregetnya. Kalau menurut Clara Ng, konflik harus sudah menghantui di pembukaan awal naskah, sudah membayang muncul di pembukaan (prolog). Bab awalnya tidak memperlihatkan konflik.

mohon maaf ya mas ………

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kecewa? Ya, tentu saja. Sebab apa yang saya harapkan tidak menjadi kenyataan. Namun saya harus sadar diri bahwa kemampuan menulis saya masih sangat kurang. Saya masih perlu banyak belajar. Saya harus bagaimana membuka sebuah cerita yang langsung mengundang rasa penasaran pembaca, mengurangi proporsi deskripsi, membuat dialog yang lebih menarik, dan banyak hal lainnya. Intinya, saya harus belajar untuk menulis buku yang baik dan mengundang minat pembaca.

Untuk mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana menulis novel atau buku yang baik, maka saya harus belajar kepada orang yang memiliki kapasitas di bidangnya. Dengan kata lain, saya harus belajar kepada penulis yang sudah terbukti kehandalannya dalam menghasilkan banyak novel atau buku yang berkwalitas. Tak hanya itu, penulis yang saya cari adalah penulis yang mau berbagi ilmu yang dimilikinya.

 


Tulisan Terkait Lainnya :

60 respons untuk ‘To Be A Smart Writer

  1. Eka Novita Februari 12, 2016 / 14:56

    Aamiiin, semangat cari ide untuk novel selanjutnya, mudah-mudahan bisa diterbitkan. Btw, aku jadi pengen ikutan kelas menulis online-nya. Buat nambah-nambah ilmu.

    • jampang Februari 13, 2016 / 05:19

      Terima kasih doanya, mbak.
      Nah, coba aja tanya di blognya langsung. Atau bikin tulisan seperti saya di atas, siapa tahu menang dan dapat hadiah gratis kursus online

  2. febridwicahya Februari 12, 2016 / 15:02

    Aku juga berniat banget mas bikin novel -_- yah, sampai sekarang sih beberapa 2 naskahku dengan sukses ditolak penerbit -_- yang baru kemarin itu ditolak karena mereka bingung sama pasar mana yang bisa menjadi target novelku. Yaaah, belum nasibnya -_-

    • jampang Februari 13, 2016 / 05:18

      Bisa coba di penerbit lain, mas. Bisa jadi kebijakan masing-masing oenerbit itu beda

      • febridwicahya Februari 14, 2016 / 21:41

        Iya mas, ini udah aku kirim ke penerbit lain. Tinggal tunggu kabar. Semoga memuaskan :))

      • jampang Februari 15, 2016 / 09:01

        semoga berhasil, mas

      • febridwicahya Februari 16, 2016 / 15:45

        Aamiin 🙂 Makasiiih ya Mas 🙂

      • jampang Februari 17, 2016 / 08:33

        sama-sama 😀

  3. capung2 Februari 12, 2016 / 15:02

    Bgus sekali quotes2nya..

  4. Gara Februari 12, 2016 / 15:21

    Amiin, mudah-mudahan niat untuk menerbitkan novel yang membawa banyak kebaikan segera bisa tercapai ya Mas. Menulis novel itu memang susah… saya saja sampai menyerah :haha. Tapi dasar suka menulis, akhirnya sekarang malah menulis blog, dan ketagihan soalnya sama sekali tiada beban *loh malah cerita, maafkan :haha*.

    • jampang Februari 13, 2016 / 05:17

      Iya, gar. Kalau nulis blog kan tinggal nulis apa yg mau kita tulis… Lagian blognya kan blog kita sendiri… Semua terserah kita.

      Aamiin. Terima kasih doanya, gar

      • Gara Februari 15, 2016 / 22:12

        Iya Mas.
        Sip, sama-sama :)).

      • jampang Februari 16, 2016 / 08:58

        😀

  5. ayanapunya Februari 12, 2016 / 15:23

    Saya belum ada yang tamat nih draft novel 😦

    • jampang Februari 13, 2016 / 05:16

      Hmmm… Draftnya ada bbrp yah?

      • ayanapunya Februari 13, 2016 / 10:08

        Iya. Beberapa kan diposting tuh di sini. Tapi malah nggak selesai-selesai 😦

      • jampang Februari 13, 2016 / 18:52

        Selina tuh… Udah banyak juga kan ceritanya

      • ayanapunya Februari 15, 2016 / 07:02

        iya. tapi belum kesentuh

      • jampang Februari 15, 2016 / 09:01

        ya… mungkin pelan pelan aja 😀

  6. itsmearni Februari 12, 2016 / 16:58

    Wuih kereeeen
    Bakalan makin asik aja nih tulisannya mas Rifky nantinya

    • jampang Februari 13, 2016 / 05:15

      Ya mudah-mudahan. Kalau menang lomba ini, jadi bisa ikutan kursus online 😀

  7. abah shofi Februari 12, 2016 / 17:48

    Mantap bang jampang. ajarin lah.. 😀

    • jampang Februari 13, 2016 / 05:14

      Ajarin apanya nih, pak?

      • abah shofi Februari 13, 2016 / 13:58

        Novel bang jampang..

      • jampang Februari 13, 2016 / 18:50

        Mau buat novel juga?

      • abah shofi Februari 13, 2016 / 18:59

        baru belajar nih bang jampang 😀

      • jampang Februari 14, 2016 / 10:22

        Samalah kalau begitu

  8. iuef Februari 12, 2016 / 17:49

    Masuk ke beberapa penerbit, kadang dari satu penerbit dgn yg lain punya standard yg berbeda.. Atau skrg juga ada beberapa penerbit indie…

    • jampang Februari 13, 2016 / 05:13

      Iya, mbak. Memang begitu. Kalau indie seh pasti lolos yah 😀

  9. zilko Februari 12, 2016 / 20:04

    Berusaha terus dan pantang menyerah ya! Pasti suatu saat akan berhasil menerbitkan sebuah novel!

    Penolakan itu sepertinya adalah hal yang lumrah. Kalau tidak salah, draft-nya Harry Potter pun awalnya ditolak beberapa kali oleh beberapa perusahaan penerbit buku lho 🙂 .

    • jampang Februari 15, 2016 / 15:55

      iya, mas. cuma seiring penolakan kan harus diiringi dengan perbaikan naskah juga. nah, bagian itu tuh yang susah 😀

  10. adelinatampubolon Februari 12, 2016 / 20:39

    Aminnn semoga harapan suatu hari nanti menghasilkan karya berupa novel segera terwujud yach mas. Semoga nemu mentor, penerbit dan orang2 yan kompeten yang dapat membantu dan mendukung karya mas.

    • jampang Februari 13, 2016 / 05:12

      Aamiin. Terima kasih doanya, mbak

  11. titintitan Februari 12, 2016 / 21:52

    tapi keren mas, udah eksekusi. drpd yg hanya niat ajah 😀
    *nunjukdiri

    • jampang Februari 13, 2016 / 05:12

      Punya niat yg sama juga?

      • titintitan Februari 13, 2016 / 05:14

        Hehe, niat mah udh dr kpn tau :d

      • jampang Februari 13, 2016 / 05:20

        Ya… Tinggal dieksekusi. Kalau mentok… Nggak usah buat yg runut dulu. Lompat-lompat bab juga gpp, nanti dibuat penghubung yang smooth

        *sokteu*

      • titintitan Februari 13, 2016 / 05:22

        Huhuu.. Pdhl per chapter udh ngebentuk juga.

        Dasar pemales akut ><

      • jampang Februari 13, 2016 / 05:25

        Lah, kalao itu namanya udah eksekusi dong. Tinggal lanjut. Pelan-pelan aja

      • jampang Februari 13, 2016 / 05:42

        Siipppp

  12. Aprillia Ekasari Februari 12, 2016 / 22:09

    Quotesnya keren Mas, pernah baca juga tapi lupa siapa yg punya hehe.
    Semoga bisa menulis yang bermanfaat ya Mas, sukses selalu!

    • jampang Februari 13, 2016 / 05:11

      Aamiin. Terima kasih, mbak

  13. penuhcinta26 Februari 13, 2016 / 11:08

    Semoga berhasil menembus penerbit papan atas yaaa. Tapi hebat lo sudah bisa menulis buku yang telah diterbitkan, papan atas atau bukan.

    • jampang Februari 13, 2016 / 18:51

      Aamiin. Terima kasih, mbak

  14. puputs Februari 13, 2016 / 17:13

    wiiih.. gitu toh balesan dari penerbit, ngasih banyak masukan buat tulisan kita.. bangga lho klo bisa dapet balesan yg kayak gitu..

    jadi bisa tau bagian mana yg harus kita perbaiki..

    • jampang Februari 13, 2016 / 18:50

      Iya seh. Cuma tetep aja blm bisa perbaiki 😀

  15. winnaz Februari 13, 2016 / 17:15

    semoga keinginannya jadi penulis dengan buku dari penerbit mayor, segera terealisasi dengan ikut kelas menulis online dan menular ke saya yg pemula.
    Sukses di GA-nya juga 🙂

    • jampang Februari 13, 2016 / 18:08

      Aamiin. Terima kasih, mbak

  16. boemisayekti Februari 13, 2016 / 20:54

    kalau boleh tahu, mengkikuti kelas menulis online begitu bagaimana membagi waktu, antara mantengin modul, menulis novelnya, dan bekerja serta aktivitas keluarga lain?

    • jampang Februari 14, 2016 / 10:21

      Nah…. Kalau saya sudah ngikutin, baru bisa saya jawab pertanyaannya, mbak 😀

      • boemisayekti Februari 14, 2016 / 15:13

        owh, saya pikir sudah gabung 😀

      • jampang Februari 14, 2016 / 20:16

        Belum, mbak

  17. Linda Satibi Februari 14, 2016 / 11:38

    Bagus tulisannya.. moga novelnya nanti mewujud yaa.. apalagi udah punya penggemar yg setia baca blognya, insyaAllah banyak yg menunggu kehadiran novel ini.

    • jampang Februari 15, 2016 / 15:56

      terima kasih, mbak. aamiin.

  18. rinasetyawati Februari 17, 2016 / 12:36

    saya juga sedang belajar menulis dengan baik, selama ini hanya curcol ajah bentuk tulisannya heheh…

    • jampang Februari 17, 2016 / 13:26

      awalnya yang pasti harus menulis dulu ya mbak. selanjutnya diperbaiki. kalau belum nulis…. ya gimana mau memperbaiki tulisan 😀

  19. susanti dewi Februari 20, 2016 / 08:27

    nasihat diatas mengena banget… semangat terus mas.. mudah2an novelnya bisa terbit 🙂

    • jampang Februari 20, 2016 / 20:33

      aamiin. terima kasih, mbak

Tinggalkan jejak anda di sini....

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s