“Apa kau masih berharap dirinya akan datang dan menemuimu di stasiun ini seperti yang biasa dia lakukan dahulu?”
Kau membisu.
“Dia tidak akan pernah datang lagi! Selamanya!”
Kau membatu.
“Kau tak mau menerima penjelasanku? Terserah! Aku memang bukan siapa-siapa. Tapi setidaknya dengarkanlah penjelasan ibumu!”
“Yanti!”
Ah, akhirnya ibumu datang. Syukurlah. Rantai di leherku terasa mencekikku karena terlalu bersemangat memberikan penjelasan kepadamu.
“Hari sudah sore, mari pulang, Nak!”
Kau masih tak beranjak dari tempat dudukmu.
“Kamu tidak akan bisa menemui suamimu lagi di sini. Dia sudah pergi untuk selama-lamanya. Ikhlaskanlah, Nak!” bujuk ibumu sambil meraih ujung rantai pengikat leherku. Kuhentikan gonggonganku.
Baca #FF100Kata Lainnya :
1. Ini obrolan sama siapa? Diri sendiri atau orang lain?
2. Kalau misal diri sendiri, kok bisa dengan kondisi ada rantai di leher, tapi jalan-jalan ke stasiun? Hehehe
Itu dialog anjing sama istri tuannya 😀
Ooo… ternyata yang di ikat lehernya itu dog ya.. 😀 baru ngeh setelah baca komennya ..
iya. sepertinya ada yang kurang clue di cerita. jadinya saya edit sedikit
nanti ada sambungannya gak bang ?
Enggak. FFKamis ini cuma menuhin tantangan tiap hari kamis aja, sesuai dengan tema yg dilempar admin di twitter @mondayFF
Hehehe, bagi si istri tuannya anjingnya cuma menggonggong aja kali yah 😛 .
Btw, foto peronnya cantik!! 🙂
iya, mas. saya edit sedikit ceritanya. nambahin kata gongong 😀
gambarnya saya ambil dari web gratis yang nggak butuh pasang attribute
kak dimana itu kok bagus bgt stasiunnya
saya ngambil gambar dari web gratis yang nggak perlu pasang attribute apa-apa, mbak 😀
baca dua kali baru ngeh ceritanya. kasihan ya si Yanti. 😥
akhirnya ada yang mengerti juga.
iya, mbak
Eh ._. jadi ini nyeritain tentang anjing ya mas ._.
begitulah 😀
kereen, saya kira manusia, taunya Yanti itu anjing, hadoeh :))
btw, harus baca sekali lagi biar dapet pahamnya wkwk
memang sudut pandangnya agak membingungkan 😀