Aku sebang melihat binatang. Di rumah, aku senang sekali jika melihat cicak yang sedang berdiam diri atau merayap di dinding. Jika aku melihat lebih dahulu dibanding Abi atau Ummi, aku akan segera memberitahu menggunakan jari telunjukku dan suara.
Ketika di luar rumah, misalnya ketika Abi dan Ummi mengajakku jalan-jalan, aku senang melihat burung, baik yang sedang berada di jalan, di atap rumah, sedang terbang, atau yang sedang berada di dalam kurungan.
Aku juga senang melihat kambing. Jika jalan-jalan pagi melewati tempat pedagang kambing, Abi dan Ummi pasti berhenti sejenak untuk membiarkanku melihat kambing-kambing tersebut. Kambingnya cukup banyak. Seru melihat mereka.
Selain itu, aku juga pernah melihat kupu-kupu, bebek, ayam, dan juga kelinci.
Namun yang paling aku suka dan juga pernah bersentuhan langsung adalah kucing. Aku suka kucing. Aku suka gemas jika melihat kucing. Ingin memegangnya.
Di rumah Nenekku ada kucing. Omku yang sebenarnya suka dan merawatnya meskipun kucing itu bukan miliknya. Namun karena sejak lahir kucing tersebut tinggal di situ, jadilah seperti milik Om. Bahkan kucing tersebut kini sudah memiliki dua ekor anak yang lucu. Aku pernah mengangkat salah satu dari anak kucing tersebut. Karena masih kecil, jadi aku bisa mengangkatnya. Kucing-kucing tersebut masih belum diberi nama.
Lain lagi dengan Uyutku. Beliau suka sekali dengan kucing. Di rumah beliau ada beberapa kucing. Bahkan ada yang sudah sangat tua sekali. Namanya Pusel. Ada juga yang dari kecil hingga sudah besar yang biasa dipanggil Al dan Dul.
Saking sayangnya Uyut dengan kucing-kucing tersebut, Uyut sering membelikan ikan bandeng di tukang sayur lalu menggorengnya, dan memberikannya kepada kucing-kucing tersebut. Mengapa harus digoreng, sebab salah satu dari kucing-kucing tersebut tidak suka makan ikan mentah. Mungkin karena sudah terbiasa dengan ikan yang sudah matang.
Di rumah Nenekku yang di Pamulang juga ada kucing yang sering main dan makan. Bahkan juga sudah ada yang beranak dua ekor. Waktu aku main ke sana akhir tahun lalu, anak-anaknya belum lama lahir. Jadi belum bisa berpindah-pindah tempat dan harus dipindahkan oleh induknya.
Abi dan Ummi sendiri tidak melarangku bermain kucing. Tapi ya tergantung kucingnya. Kalau kucingnya kotor, jelas aku tidak diperbolehkan. Tetapi kalau kucingnya itu bersih dan tidak galak, seperti kucing yang tinggal di rumah, aku masih diperbolehkan.
Kucing itu binatang yang baik. Salah seorang sahabat Nabi Muhammad saja ada yang sangat menyukai kucing sehingga diberi julukan Bapaknya Kucing (Abu Hurairah). Cuma yang aku bingung, mengapa keberadaan kucing itu kalah pamor dibandingkan dengan anjing. Padahal, anjing kan salah satu hewan yang mengandung najis besar. Selain itu, Ummi pernah bilang kesulitan mencari film yang tokoh utamanya adalah kucing yang baik. Biasanya kucing menjadi musuh dari anjing yang menjadi pemeran utama di film. Kucing biasanya menjadi tokoh antagonis.
Eh, akhir-akhir ini, aku suka melihat video belajar berhitung dan membaca yang salah satu tokohnya adalahh kucing. Namanya Pupus Kanopus. Aku suka melihat aksi dan gayanya ketika bertemu dengan hewan-hewan lain meskipun aku belum mengerti apa yang diucapkan. Mungkin karena gambar di video tersebut jelas, bagus, dan banyak warna-warni yang cerah.
Sebagai penutup diaryku kali ini, aku sertakan video ketika aku bermain dengan kucing di rumah Nenekku yang ada di Pamulang. Kucingnya jinak sekali.
Baca Diaryku Lainnya :
- Sabiq’s Diary : Ke Taman Safari
- Sabiq’s Diary : Truk Mainan
- Ketika Anak dan Ayah Bercerita Tentang Lebaran yang Seru
- Sabiq’s Diary : Bukan Demam Berdarah
- Sabiq’s Diary : Jalan-jalan ke Seaworld
- Sabiq’s Diary : Aku Sudah Bisa Berjalan
- Sabiq’s Diary : Belajar Berjalan
- Sabiq’s Diary : Minum Susu dan Yoghurt
- Sabiq’s Diary : Corat-coret
- Sabiq’s Diary : Turun Dari Tempat Tidur
Kayaknya kucing emang binatang pertama yang anak-anak cepet akrab ya Bang. Anak saya pernah beberapa kali kena cakar tapi syukurnya gak kapok. Hehehe.
sepertinya begitu, mas.
waduh…… kena cakar. sampai luka?
kalau anak-anak sepertinya memang nggak ada kapoknya 😀
Iya. Sampai berdarah tangannya Bang. Tapi ya gitu, habis selesai nangisnya maen lagi. Hihihi.
Anak kecil emang gitu yah… Nggak mudah nyerah
Hahaha, Sabiq sepertinya akan menjadi cat person ya daripada dog person 😛 .
sepertinya begitu, mas 😀