“Mengapa kau menghalangiku menemuinya?” tanya Anita.
Aku terdiam memendam sesuatu di hatiku.
“Kamu jangan seperti bulan yang hari ini menghalangi bumi mendapatkan sinar matahari!” Nadanya meninggi.
“Mungkin aku seperti bulan yang tak memiliki cahaya sendiri. Dia mungkin ibarat matahari dengan segala pesona yang dimilikinya. Tapi tahukah dirimu bahwa kehadiran bulan itu lebih penting dibandingkan keberadaan matahari?”
“Maksudmu?”
“kamu tak perlu matahari di siang yang terang. Tetapi kehadiran bulan akan membantumu menikmati malam yang semula gulita.”
Sial! Itu adalah kalimat terbodoh yang pernah kuucapkan.
“Itu analogi orang bodoh!” sanggah Anita.
“Aku memang bodoh. Aku bodoh karena cinta yang kupendam kepadamu, Nit!”
Baca #FF100Kata Lainnya :
Bulan dalam pelukan lebih menghangatkan daripada matahari nun jauh di sana, Cintaaa!
matahari panas… nanti terbakar 😀
Hahaha.. Mulai rayuan keluaaarrr
kalau rayuannya mah ada lagi, mas.
kalau kamu suka dengan matatahari…. ketahuilah bahwa matahari cuma bersinar di siang hari
kalau kamu suka dengan bulan… ketahuilah bahwa bulan hanya bercahaya di malam hari
tetapi jika kamu bersamaku… akan bersinar dan bercahaya di siang dan malam hari untukmu
#eeeeaaaaa
Huaahahahhaha mantaaaap! Gubrak langsung cwnya
nanti saya share di FB mpake kalimat di atas deh 😀
Aseeekkk, jadi diterima nggak cintanya? 😀
Nggak tahu 😀
duh jadi baper wkwkwk
😀
Hahaha, kalimat terakhirnya itu. Pintar ya si “aku” 😛
Pintar ngegombal 😀
wah keren tuh rayuannya, jampan dan eneng udha lama gak updet
Dulu pernah saya keluarin di postingan kalau nggak salah… Nggak tahu kalau sudah dbikinin komik atau blm
Kok jadi kayak orang berantem malah
Ya… Cinta itu begitu. Bukan hanya romantis2an. Berantemnya juga ada 😀