Tidak mudah bagi seorang lelaki mendapatkan kembali tempatnya di masyarakat setelah dua belas tahun tinggal dalam pengasingan di Pulau Buru. Apalgi hati masyarakat memeng pernah di lukainya. Karman, lelaki itu, juga telah kehilangan orang-orang yang dulu selalu hadir di dalam jiwanya. Istrinya telah menikah dengan lelaki lain, anaknya ada yang meninggal, dan yang tersisa tidak lagi begitu mengenalnya. Karman memikul dosa sejarah yang amat berat dan dia hampir tak sanggup menanggungnya. Namun di tengah kehidupan yang hampir tertutup baginya, Karman masih bsia menemukan seberkas sinar kasih sayang. Dia dipercayai oleh Pak Haji, orang terkemuka di desanya yang pernah dikhianatinya karena dia sendiri berpaling dari Tuhan, utnuk membangun kubah masjid di desa itu. Karman merasakan menemukan dirinya kembali, menemukan martabat hidupnya.
Paragraf di atas saya dapatkan di halaman belakang sebuah novel berjudul “Kubah” karya Ahmad Tohari yang saya terima kemarin sore. Pengirimnya adalah Mas Danis, salah satu admin/PIC di group Facebook Monday Flash Fiction.
*****
Aku suka sepatu baruku. Merah. Lembut. Aku sudah mencobanya di toko. Mama yang memilihkannya dan memakaikannya di kakiku. Tetapi ketika kucoba di rumah, terasa sempit. Tak nyaman. Bahkan ketika aku coba berjalan, aku langsung terjatuh. Mama langsung mendekatiku sambil berkata, “Adik, pakai sepatunya jangan terbalik ya!”
Ada yang pernah membaca kalimat-kalimat pada paragraf di atas? Mungkin yang sering membaca blog ini, khususnya kategori flash fiction, pernah membacanya. Paragraf di atas adalah salah satu dari tujuh FF 1 Paragraf yang pernah saya publikasikan sebelumnya. Judulnya “Sepatu Merah”. Jika ingin membaca enam flash fiction satu paragraf lainnya silahkan klik di sini.
*****
Lantas apa hubungannya antara novel berjudul “Kubah” dengan FF Satu Paragraf berjudul “Sepatu Merah”? Tentu saja ada ceritanya.
Pada jaman dahulu… eh maksudnya beberapa waktu yang lalu, Group FB Monday Flash Fiction yang saya ikuti sudah menetapkan PIC baru yang bertugas melempar topik setiap harinya sesuai dengan tanggung jawab masing-masing. Nah, mengawali tugas para PIC tersebut, masing-masing diminta untuk melemparkan sebuah topik atau tema di group setiap harinya yang kemudian dikembangkan menjadi flash fiction satu paragraf oleh para anggota group.
Saya berhasil membuat beberapa FF 1 Paragraf tepat waktu. Satu gagal karena sudah terlewat dan tidak mendapatkan ide sama sekali. Sisanya menyusul setelah deadline.
Dua di antara FF 1 Paragraf yang buat tepat waktu ternyata menjadi pilihan sang admin yang melempar topik. Masing-masing untuk tema “Sepatu Merah” dan “Potret Keluarga”. PIC yang melempar tema “Sepatu Merah” , yaitu Mas Danish menghadiahkan salah satu judul buku yang bisa dipilih bagi anggota group yang karyanya terpilih.
Alhamdulillah, FF 1 Paragraf milik saya terpilih dan saya memilih novel “Kubah” sebagai hadiah. Terima kasih Mas Danis Syamra.
Tulisan Terkait Lainnya :
Wah dapat hadiah lagii 🙂
alhamdulillah, mbak
Wah nunggu spoiler review novelnya nih mas 😀
😀
nggak janji yah…. tapi sepertinya menarik kalau membaca apa yang tertulis di halaman belakangnya
Asiknyooo dapet hadiah
alhamdulillah…
naksir novelnya….. sudah masuk wishlist 🙂
saya duluan yang punya…. 😀
Wah selamat ya Mas… ada buku baru lagi buat dibaca.
iya, gar. alhamdulillah
Alhamdulillaah…, ikut senang rasanya saya, Bang. Selamat yaaa 🙂
terima kasih, pak
Ahmad Tohari ini kok rasanyå saya sering dengar ya mas, apa termasuk penulis beken.. oiya, ditunggu reviewnya ya mas 🙂
sepertinya begitu. saya juga sering baca namanya.
Ahmad tohariii
Sudah pernah baca bukunya? Atau malah sering?
Wuah, menang lagi! Mantap!! 😀
Terima kasih 😀
wah selamat ya
keinget alm eyang pram…dipenjara di pulau buru
Terima kasih, mbak
Buku ini bagus!
Saya baru baca halaman2 awal. Sepertinya seh begitu