
Di bulan Oktober 2011, saya memutuskan untuk menerbitkan tulisan-tulisan di blog saya ke dalam bentuk buku yang saya beri judul “Jejak-jejak yang Terserak”. Buku tersebut saya terbitkan melalui jalur indie atau self publishing dengan memilih cetak secara offset.Menerbitkan secara indie atau self publishing artinya melakukan proses penerbitan buku mulai dari dari menyusun naskah, mengedit, membuat lay out, mendesain sampul, mencetak, dan memasarkannya dengan biaya atau tenaga sendiri. Sedangkan cetak offset artinya mencetak buku secara massal atau sekaligus banyak.
Setelah proses pencetakan buku selesai dan buku sudah berada di tangan, saya mulai memasarkannya, terutama kepada teman-teman blogger. Jika sudah ada yang berminat dan sudah melakukan pembayaran, segera saya melakukan pengiriman. Jasa pengiriman yang saya gunakan untuk mengirim buku saya adalah JNE. Alasannya karena agen atau gerai JNE paling dekat dengan rumah saya.
Yang sedikit merepotkan adalah ketika para calon pembeli buku yang bertanya berapa total harga buku plus ongkos kirim ke kota di mana mereka tinggal. Karena tak mungkin saya menghapal ongkos kirim, maka membuka web JNE untuk mengecek tarif atau ongkos kirim sebelum memberikan jawaban. Selain itu, untuk memantau paket buku yang saya kirim sudah sampai atau belum, saya juga harus membuka web JNE lalu menginput kode Air Waybill yang digitnya tidak sedikit.
Namun saat ini, JNE, perusahaan jasa kurir/logistik yang didirikan oleh H. Soeprapto Suparno berserta Johari Zein dan 6 rekan lainnya pada tanggal 26 Nopember 1990(sumber), telah meluncurkan aplikasi My JNE yang akan membantu dan memberikan kemudahan kepada para konsumennya dalam hal pengecekan tarif, pencarian lokasi pengiriman terdekat, dan pengecekan proses pengiriman.
Setelah pembukaan yang sepertinya cukup panjang di atas, selanjutnya saya akan menceritakan pengalaman saya menggunakan aplikasi My JNE.
…::: Perkenalan
1 Maret 2016
Saya mengetahui keberadaan aplikasi My JNE yang berbasis android setelah membaca pengumuman give away yang mengangkat tema pengalaman menggunakan aplikasi My JNE di blog milik Om Nanang Hernanto a.k.a NH18.
3 Maret 2016
Saya melakukan pencarian tentang aplikasi My JNE di internet dan menemukan sebuah artikel atau berita yang menyebutkan bahwa My JNE merupakan salah satu dari “7 Magnificent” atau “7 yang mengagumkan” yang diluncurkan oleh JNE. Keenam lainnya adalah JNE-PopBox, @box prepaid, Promo JNE Super Speed, JNE International Shipment, dan Layanan CD Music & JNE Trucking.
…::: Download dan Instal Aplikasi My JNE

21 Maret 2016
Saya melakukan unduh dan instal aplikasi My JNE di smartphone. Saya awali dengan membuka Play Store lalu mencari aplikasi My JNE. Setelah My JNE muncul, saya lakukan proses unduh dan instalasi. Proses unduh aplikasi My JNE dengan ukuran 7,21 MB tidak terlalu lama. Begitu juga proses instalasinya. Dalam hitungan detik aplikasi My JNE sudah terpasang di smartphone saya.
Selanjutnya saya menjalankan aplikasi My JNE. Yang muncul pertama kali adalah penjelasan ringkas mengenai fitur-fitur layanan istimewa yang disediakan aplikasi My JNE seperti :
- MY TARIFF : Untuk mengecek tarif pengiriman JNE seluruh Indonesia.
- MY SHIPMENT : Untuk mengecek status pengiriman sendiri dan kiriman orang lain dengan lebih cepat.
- MY LOCATION : Untuk mengecek Lokasi pengiriman JNE yang terdekat.
- MY COD : Untuk membuat order dari toko online dan menggunakan JNE sebagai mediasi pembayaran.

Selanjutnya, aplikasi meminta saya melakukan sign up. Tak banyak data yang diinput dalam proses sign up, cukup nama, email, nomor telepon, dan password. My JNE nantinya akan menghubungkan nomor telepon yang diinput dengan seluruh kiriman yang saya kirim melalui JNE. Dengan satu nomor telepon yang terdaftar saya bisa menikmati fitur-fitur yang disediakan aplikasi seperti yang sudah disebutkan di atas. Aplikasi yang keren!
Setelah proses pengisian selesai, saya mendapatkan email verifikasi dari My JNE yang berisi link untuk mengaktifkan akun saya. Setelah membuka link tersebut, akun saya sudah aktif. Aplikasi My JNE beserta semua fiturnya sudah bisa saya gunakan.

Fitur yang pertama kali saya gunakan adalah pengecekan status pengiriman paket. Kebetulan, salah seorang rekan kerja saya baru saja menerima paket. Saya pinjam resi atau e-consingment note yang menempel di paket milik teman saya itu.
Ada dua cara yang disediakan di Aplikasi My JNE untuk pengecekan status pengiriman paket. Saya mencoba keduanya.
Cara pertama, saya mengetikkan kode Air Waybill pada kolom yang tersedia lalu men-tap tombol “search”, maka muncullah data tracking detail yang menginformasikan data pengirim, tujuan, dan status pengiriman.
Adapun cara kedua, saya menggunakan kamera smartphone untuk memindai barcode yang terdapat di resi atau e-consingment note. Ketika posisi barcode sudah pas di kamera, maka sesaat kemudian, aplikasi akan memunculkan data tracking detail.
Karena jumlah digit dalam kode Air Waybill cukup banyak, 16 digit, sehingga agak merepotkan jika harus diketik, maka saya lebih suka menggunakan kamera smartphone untuk memindai barcode saat menggunakan fitur yang satu ini. Lebih cepat dan praktis.

…::: Mengirimkan Paket
26 Maret 2016
Di hari Sabtu yang cerah, saya sudah menyiapkan dua buah paket buku “Jejak-jejak yang Terserak” versi indie yang akan saya kirim kepada dua orang teman saya semasa SMA.
Proses pengiriman paket buku tersebut saya awali dengan mengecek ongkos kirim ke Depok dan Tangerang dengan menggunakan aplikasi My JNE.

Di halaman awal aplikasi, saya mengetikkan kota asal pengiriman, yaitu JAKARTA, lalu mengetikkan kota tujuan, yaitu DEPOK. Selanjutnya saya tap tombol “CHECK TARIFF”. Muncullah daftar ongkos kirim mulai dari OKE, REGULER, YES, dan SPSS. Hal yang sama juga saya lakukan untuk mengecek ongkos kirim dari JAKARTA ke TANGERANG. Ongkos kirim dari Jakarta ke Depok dan Tangerang ternyata sama. Saya memilih REGULER dengan ongkos Rp 9.000 dengan perkiraan paket sampai tujuan dalam waktu 1 hingga 2 hari.
Selanjutnya, saya menggunakan fitur “My Location” atau “JNE Nearby” di menu aplikasi untuk mengetahui lokasi gerai JNE terdekat di sekitar tempat saya tinggal. Sesaat setelah ibu jari saya men-tap “JNE Nearby” muncul tampilan peta dunia dengan notifikasi bahwa fitur ini membutuhkan GPS dengan status aktif di smartphone. Saya tap “OK”. Selanjutnya muncul notifikasi apakah saya akan menggunakan atau mengaktifkan GPS, saya pilih “Yes”. GPS pun aktif di smartphone saya.
Saya tap gambar target lingkaran warna merah yang berada di sebelah kanan atas. Tampilan peta pun bergerak dan memunculkan lokasi di mana saya berada. Beberapa saat kemudian muncul foto JONI (maskot JNE) di dua titik lokasi terdekat.
Ketika saya tap salah satu foto JONI, aplikasi memunculkan keterangan nama gerai JNE beserta alamatnya. Gerai pertama bernama CV Kurnia Ilahi dengan alamat Jalan Pos Pengumben Raya Nomor 28 Kelapa Dua. Sedang gerai kedua bernama PT Dimas Mandiri Sakti dengan alamat Jalan Cidodol Raya No. 14 Grogol Selatan. Saya memilih gerai yang lebih dekat, karenanya saya segera meluncur menuju gerai yang beralamat di Jalan Pos Pengumben Raya.

Singkat cerita, paket saya diterima, data-data yang diperlukan diinput oleh oleh pegawai gerai JNE, cetak resi atau e-consingment note, lakukan pembayaran, selesai.
Sekitar pukul sebelas kurang, seorang kurir dari JNE datang ke rumah saya. Rupanya ada paket yang dikirimkan untuk saya melalui JNE. Setelah meminta tanda tangan saya sebagai tanda terima, kurir JNE menggunakan sebuah alat yang mirip smartphone atau jangan-jangan memang smartphone yang dilengkapi dengan alat pemindai, sebab saya melihat ada sinar merah yang terpancar dari salah satu sisi alat tersebut. Alat itu digunakan untuk memindai barcode di lembar resi atau e-consingment note paket. Lalu terdengarlah suara “tit”, mirip suara ketika barang belanjaan dipindai di mesin kasir mini market. Selanjutnya, paket pun berpindah tangan.
Iseng-iseng saya menggunakan fitur pengecekan status pengiriman paket yang baru saya terima dengan menggunakan kamera. Lalu muncullah data tracking detail di aplikasi My JNE. Status pengiriman paket tersebut sepertinya langsung terupdate setelah kurir JNE melakukan pindai barcode di resi. Mantap!
Sore harinya, saya mengecek status pengiriman paket yang saya lakukan sebelumnya dengan menggunakan fitur “My Shipment”. Di halaman depan aplikasi, saya tap menu “MY SHIPMENT” yang langsung memunculkan Tracking List yang terdiri dari tiga buah tab, yaitu Shipper, Consignee, dan Favourite.
Tab Shipper menginformasikan data paket yang saya pernah saya kirim dengan JNE. Tab Consignee menginformasikan data paket yang dikirim dengan JNE yang ditujukan kepada saya. Sedangkan Tab Favourite menginformasikan data pengiriman yang dipilih sebagai favourite dengan cara men-tap tanda bintang di pojok kanan atas pada tampilan Tracking Detail. Komentar dan rate juga bisa diberikan pada tampilan ini. Tampilan Tracking Detail sendiri bisa dilihat dengan men-tap salah satu data pengiriman di semua tab di atas.

…::: Kabar Dari Penerima
28 Maret 2016
Sekitar pukul empat belas, melalui group WA SMA, saya mendapat kabar bahwa paket yang saya kirimkan ke Depok sudah diterima dengan selamat. Satu jam kemudian, saya mendapatkan kabar juga bahwa paket ke Tangerang sudah sampai tujuan. Alhamdulillah.
Saya cek status pengiriman di My JNE, status kedua paket tersebut memang sudah terkirim. Artinya, status pengiriman paket di aplikasi sesuai dengan kondisi di lapangan. Keren!

Demikianlah pengalaman saya menggunakan jasa pengiriman JNE dan Aplikasi My JNE. Pengalaman saya di atas mungkin bisa memberikan gambaran bahwa pelayanan yang diberikan JNE sangat bagus dan Aplikasi My JNE yang dikembangkan juga handal. Anda punya pengalaman juga?
Tulisan ini diikutsertakan dalam Aplikasi My JNE : Sebuah Give Away.
Tulisan Terkait Lainnya :
- Teman Perjalanan
- Semua Akan Pindah Pada Waktunya
- Tiga Kota
- Tiga Orang Anak yang Bersalaman Selepas Shalat
- Wejangan Ayah
- Sepenggal Cerita Pemberian ASI Eksklusif Untuk Sabiq
- Gara-gara Es Goyang
- Selaksa Aksara Untuk Istri Tercinta
- Ketika Anak dan Ayah Bercerita Tentang Lebaran yang Seru
- Silaturahmi : Ketika Niat Saja Berbuah Berkah
itu gambar-gambarnya bikin sendiri, mas?
Saya cuma nambahin dikit doang, mbak. Sumbernya saya ambil dari aplikasinya langsung terus saya screenshoot. HP saya punya fitur screenshoot yg gampang 😀
Ooo kirain bikin sendiri 😀
Oya baru nyadar ada pilihan screenshotnya di menu. Saya malah pakai manual 😀
😀
Kalau manual ribet, kan?
Dan saya malah nggak tahu tombol mana yang dipencet kalau mau screenshoot manual
Tombol power sama volume bawah 😀
ooo…. mesti bersamaan kan yah?
saya pakai yang via menu aja… jauh lebih simple
iya mesti bersamaan 🙂
saya juga manual skrinsut mah,
malah baru tau kalo ada yg gak manualnya :))
parah deh
kalau yang nggak manual tergantung jenis handphonenya, mbak 😀
ooh gitu..
semoga menang mas, hadiahnya keren2 😀
ya setahu saya seh gitu. soalnya HP saya dan istri dari produk yang sama tapi tipenya beda, cara ngambil skrinsutnya beda. yang punya istri masih manual.
aamiin. terima kasih, mbak.
iya siy, hp titin emg jadul 😀
yang penting masih berfungsi dengan baik. kalau HP kekinian kalao nggak berfungsi kan sama juga bohong 😀
hihi.. iyah banget.
mau gantinya juga kalau udh ga iso berfungsi inih
selama wa, ig, sama wp masih bisa amaaanlah hihi
Saya ganti karena nggak bis WP, WA kalau minta diupdate pasti memorynya kurang sama batrenya ngedrop
hihi.. dukuuung kalo gituh :D.
meski titin gak apdet bloog dr HP tp buat BW mah sering dr HP
Ya sama. Kalau posting saya lbh suka di PC. Kalau balas komentar seperti ini bisa dari HP seperti sekarang 😀
Jd skrg klo pake jne bs tracking pake kita dah dimana gtu y? Wah.. bgs jg ni pelayanannya 🙂
bukan di mana, mbak. tapi statusnya apakah masih dalam proses atau sudah terkirim.
Suka gaya pemaparannya …. ! Salam kenal.
Terima kasih, salam kenal
JNE memang bias diandalkan koq mas, tapi kalau buat bisnis masih agak kemahalan sih….
mungkin ada harga ada rupa, mas 😀
Saya sudah datang ke sini, membaca dan melakukan penilaian terhadap tulisan ini.
Terima kasih telah berkenan untuk ikut dalam GA yang kami adakan
Semoga sukses yaaa …
Salam saya
nh18
terima kasih, om