“Pokoknya temani aku!” jawab Norman.
“Iya. Tapi ke mana?”
“Aku akan melamar perempuan yang kucinta.”
Tiba di depan sebuah rumah, Norman langsung berjalan cepat memasuki halamannya.
“Man, tunggu!” Andi sambil menarik tangan Norman.
“Ada apa?” tanya Norman.
“Ini kan rumah Risma.”
“Betul!”
“Jadi gadis yang ingin kamu lamar adalah Risma?” tanya Andi dengan nada terkejut.
“Iya!”
“Sebaiknya jangan, Man” larang Andi.
“Kenapa?” Norman balik bertanya.
“Karena… kedua orang tua Risma telah menerima lamaranku kemarin malam!” jawab Andi.
*****
versi lainnya bisa dibaca di Flash Fiction berjudul : “Siapa Cepat Dia Dapat” dan “Siapa Cepat Dia Dapat #2”
Baca #FF100Kata Lainnya :
kasihan bgt si norman ektinggalan kereta bg
Dia blm beruntung, mbak 😀
walaaah…..
blm rejeki maaan…maan..:D
iya mbak…. belum berjodoh dengan risma 😀
sabar ya Maaan…:D
ya mau gimana lagi, mbak….. harus sabarlah
😀
Ngok!
Ngik!