Lebih baik pemimpin kafir yang tidak korupsi dibanding pemimpin muslim tapi korupsi.
Sepertinya banyak yang sependapat dengan slogan, jargon, atau apalah namanya kalimat di atas. Tetapi saya tidak sependapat. Sebab menurut saya, ada beberapa hal yang tidak pas di dalam pernyataan tersebut.
Pertama, kalimat atau pernyataan di atas mengandung perbandingan. Sayang perbandingan tersebut membandingkan dua kondisi yang yang tidak setara. Istilah kerennya, bukan perbandingan yang apple to apple. Mungkin, sekali lagi mungkin, akan lebih adil jika menyandingkan kedua sosok pemimpin tersebut yang memiliki kapasitas yang sama sehingga terlihat jelas mana yang lebih baik dan yang menentukan pilihan juga tidak akan bingung.
Kedua, rasanya agak aneh jika sebuah masyarakat yang di dalamnya ada golongan mayoritas (muslim) kemudian dipimpin oleh pemimpin yang bukan non muslim karena tidak adanya seorang pemimpin muslim yang baik. Sebab kalau mau bicara teori probabilitas atau kemungkinan, maka munculnya pemimpin-pemimpin yang baik dari kalangan muslim akan jauh lebih banyak dibandingkan dengan non muslim. Sebab jumlah muslim adalah mayoritas.
Apakah kaum muslimin tidak menyadari bahwa mereka adalah kaum yang terbaik? Atau kesadaran akan hal tersebut sudah terkikis?
Seorang pemimpin muslim yang zhalim adalah lebih baik dibandingkan dengan pemimpin kafir yang baik.
Banyak yang tidak sejalan dengan kalimat di atas. Sebab secara logika, pasti ada sebuah pertanyaan yang terlontar, “kok bisa pemimpin yang zhalim dipilih?”
Namun, dalam Islam, memilih seorang pemimpin tidak hanya sebatas logika, tidak sedangkal dengan penampilan yang terlihat mata, tetapi ada kaidah dan aturan yang harus ditaati. Tentu saja, aturan dan kaidah tersebut berlandaskan Al-Quran dan Al-Hadits sebagai sumber hukum utama dalam Islam serta pendapat para ulama.
Dari dua kalimat perbandingan pemimpin di atas, ada empat sifat atau kriteria yang digunakan, yaitu pemimpin muslim, pemimpin kafir atau non muslim, adil atau jujur atau baik, dan korupsi atau zhalim. Jika memang empat hal tersebut digunakan dalam memilih pemimpin, seharusnya tidak hanya dua macam pemimpin saja yang muncul seperti yang digunakan dalam dua kalimat perbandingan pemimpin di atas, melainkan empat tipe pemimpin.
Empat tipe pemimpin tersebut adalah :
1. Pemimpin Muslim yang Adil
2. Pemimpin Muslim yang Zhalim
3. Pemimpin Kafir yang Adil
4. Pemimpin Kafir yang Zhalim
Jika keempat tipe tersebut dihadirkan, maka pasti, kaum muslimin tidak akan pernah ragu untuk memilih pemimpin di nomor urut satu.
Tetapi, mengapa sosok pemimpin muslim yang adil tidak pernah terdengar atau terlihat? Apakah memang tidak ada sama sekali? Atau mereka ada namun tidak pernah dilirik atau hanya dilihat sebelah mata? Atau mereka ada namun semua kaum muslimin tutup mata? Atau mereka ada dan sudah berkarya nyata namun kaum muslimin ditutup atau dibutakan matanya sehingga tak melihat sosok mereka?
Tulisan Terkait Lainnya :
- Para Lelaki Masbuq
- Jika Tentang Rasa
- Bisa Jadi…
- Antara Ikhlas dan Buang Air Besar
- Tiga Orang Anak yang Bersalaman Selepas Shalat
- Membalas VS Memaafkan
- Kisah Rasulullah yang Kental dalam Pesan Moral Namun Rapuh dalam Validitas
- Dua Sisi Digital Lifestyle
- Strategi Sedekah
- Dhuha dan Tilawah Para Pengemban Amanah
Mgkn krn selama ini sering dipimpin oleh pemimpin muslim tp tak terlihat hasil nyata kerja bagusnya, atau.. ada pemimpin muslim yg bagus.. tp krn selama ini pemimpin(di indonesia terutama) yg muslim udh lebih sering, jd dianggap biasa2 aja.. ini menurut saya lhoo hehhe..
Harusnya kalau kebiasaan itu bagus ya jangan diubah 😀
Benar, tidak apple to apple.
Malah kuadran ke-4, tipe pemimpin tersebut tidak perlu lagi ditambahi “yang zhalim” karena sudah otomatis zalim. Ingat pesan Lukman kepada anaknya.
““Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar” [QS Lukman: 13]
Sosok pemimpin muslim yang adil di negeri kita banyak sekali. Hanya para liberalis (yang ngaku-ngaku muslim) saja yang berpikiran kerdil terhadap agamanya sendiri, seakan-akan umat Islam di Indonesia kehabisan stok (calon) pemimpin muslim yang adil.
Terima kasih tambahan dalilnya, pak. Seperti yang saya dengar dr seorang ustadz, pemimpin muslim tidak layang dibandingkan dengan pemimpin kafir. Mungkin pendapat beliau merujuk ke dalil tersebut
Mungkin kalopun ada, sayang nya tidak terpilih atau kalah suara. Hiks
Nah… Kok bisa kalah? Padahal kan mayoritas muslim
Pemimpin muslim yang baik dan adil saya yakin ada. Sebab, masyarakat muslim bukan masyarakat yang bobrok kan? Masyarakat muslim adalah masyarakat yang dibangun dengan ajaran dan nilai yang baik; akhlak yang baik. Di sini, peran media juga sangat penting. Di sini, sungguh dibutuhkan pandangan yang jeli; sebuah pandangan yang tidak hanya dibangun oleh media.
Betul, pak. Harus jeli. Jadi inget dengan sebuah ungkapan yg berbunyi kebaikan yang tak terorganisir akan dikalahkan oleh kejahatan yg terorganisir
semoga nanti ada pempimpin muslim yang mengubah paradigma “korupsi”
memang pemimpin muslim yang korupsi, tetapi yang baik juga ada, bahkan lebih banyak…. tapi yang tersebar atau yang disebarkan adalah hanya yang korupsi
Woee! Sampean CUFET INTOLERAN ANTIPANCASILA PENEBAR KEBENTJCIAN! Ngaji yang bener! Jangan asal njeplak kalo ngomong! *liberalis kebakaran bulu mata* 😂 😂 😂
Harus mempertahankan kesadaran dan terus mengajak orang lain tetap sadar atau kembali sadar. Dengan cara apa pun yg kita bisa. Di sini lah pentingnya nahi-mungkar. Kita harusnya berterimakasih para kaum munafik (ex liberalis) yang memberi kita banyak kesempatan untuk bernahi-mungkar. 😀
Kaum munafik sangat bersemangat menyesatkan kaum muslimin. Mereka rajin memperkosa ayat dan mereka menteriaki orang-orang yg berusaha meluruskan (yg artinya bertentangan dengan mereka) dengan label ‘jualan agama’. Padahal merekalah yg justru menjual ayat-ayat al quran dengan murah. Sebagaimana fenomena kekinian mereka begitu semangat berteriak-teriak pemimpin kafir lebih baik. Baik dari jidatnya? Hadeuhh. Naudzubillah
wuih…. tumben panjang komentarnya 😀
Woe!
nah biasanya cuma begitu 😛
Sudah banyak deh Win..
Bagaimana dengan pemimpin munafik vs pemimpin kafir? Kalau dari level neraka bukannya lebih parah yg munafik?
Lagian mau jadi pemimpin itu biasanya lewat partai. Dan partai biasanya kerja sama dengan calon yang mau diajak kerja sama. Ini yang menyebabkan banyak calon baik gak muncul.
kalau merujuk surat al-baqarah ayat 8, munafik itu adalah orang kafir yang mengaku-ngaku beriman.
Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian,” pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
jelas saja nerakanya paling parah.
iya, mas. sulit kalau mau maju lewat jalur independen… jadi mungkin bisa dimulai dari memperbaiki partai-partai yang ada
Itu memang tantangannya.. Banyak setannya
iya mas. sebab setan ada dari golongan jin dan manusia. jadi secara jumlah, manusia kalah banyak 😀
Peran media sangat terpengaruh terhadap pembentukan opini masyarakat akan sosok pemimpinnya.
betul sekali, mas. dan media juga dipengaruhi siapa orang di belakangnya
Postingan ginian biasanya banyak yang kontra, ini tumben adem ayem. Apa perlu saya panasin ini? 😀
😀
pengunjung blog saya mah adem-adem, omali.
coba aja deh panasin kalau bisa 😛
Nggak jadi deh kalo gitu. Nanti malah pada antipati sama saya.
😀
oh iya, sy pernah dengar ceramah yg isinya “yang namanya kaum muslim yg jd pimpinannya ya muslim juga. Kecuali kalau kita sedang di luar negri contohnya dan muslim adalah minoritas ya apa boleh buat”
nah…. betul itu, mbak
aku karena pasrahan jadi berharap yang terbaik aja deh
Iya mbak. mudah2an yang terbaik. Aamiin