“Naya!”
Naya tak menjawab.
“Naya!” kupanggil sekali lagi.
Wajah Naya menghadap tepat ke wajahku, namun pandangan kedua matanya kosong.
“Kamu masih ingat dengan Bu Joko? Itu lho, penjual makanan di samping sekolah yang marah-marah saat kita meminta air putih karena kepedasan setelah makan bihun goreng yang kita makan padahal kita tak membeli di warungnya?” tanyaku meski kuyakin Naya tak akan memberikan respon yang kuinginkan.
Aku tersenyum dan tertawa sendiri saat bercerita.
“Hhhhhh…!”
Kuharap aku tak akan masuk ke dunia Naya saat ini. Tujuanku bercerita justru untuk menarik Naya kembali dari dunianya, menyembuhkan jiwanya, dan mengeluarkannya dari rumah sakit jiwa ini.
Baca #FF100Kata Lainnya :
Gak ngerti maksudnya
iya seh. kurang jelas. sebab keterbatasan jumlah kata. nggak ada gambaran tentang di mana kedua tokoh itu berada. pengen masukin rumah sakit di dalam cerita. jadi si naya ini stress dan hilang ingatan
Owalah gitu to
ho oh
perlu dua kali baca untuk meyakinkan 😀
meski udh ngerti dr awal
jadinya tambah ngerti dan yakin sekarang yah 😀
:))
iyain ajah *halah 😀
😀
Aku ngerti ceritanya and I was like, 😱😱😱 *gasp*
syukurlah 😀
terima kasih
Naya punya halusinasi sendiri
kira-kira begitulah
Semoga Naya kembali teringat.
aamiin
Aku bacanya juga sampe dua kali, hehe
yang penting ngertilah maksudnya 😀
jadiin cerpen aja Bang, konfliknya menarik XD
sayangnya saya kurang bisa mengembangkan ide tulisan fiksi, mbak