Sanam Teri Kasam

couple-make-a-heart-sign

Kamu pasti bisa menebak dari bahasa mana judul surat yang kutulis ini, Sal. Aku yakin itu. Betul. Itu Bahasa India. Aku mengambilnya dari judul sebuah film India yang belum lama aku saksikan.

Apa kamu ingin menyaksikan film tersebut, Sal? Kuyakin dirimu tak akan mau menyaksikannya. Kamu tak suka film India sebagaimana kamu tak suka lagu dangdut. Dan film India, identik dengan alunan musik serupa dangdut serta tariannya.

Aku tak akan memaksamu untuk menonton film tersebut. Filmnya kurang memainkan emosiku saat menontonnya. Aku hanya ingin berbagi tentang salah satu kalimat yang diucapkan oleh salah seorang tokohnya. Kalimat tersebut berbunyi, “Jika semua sesuai keinginanmu, itu bagus. Dan jika tidak, itu bahkan lebih bagus. Karena itu sudah takdir Tuhan.”

Sal, kita sama-sama tahu bahwa percaya kepada qadha dan qadar Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah rukun iman yang keenam. Qadha adalah ketetapan Allah atas setiap makhlukNya. Sementara qadar adalah ketetapan yang sudah terjadi di dunia ini yang dialami setiap makhluk. Kita menyebutnya dengan sebutan takdir.

Dahulu, aku berkeinginan untuk menikah sekali seumur hidup. Namun keinginanku itu tak terwujud. Rumah tanggaku tak bertahan lama. Itu telah terjadi. Itu takdir.

Dahulu, mungkin dirimu berkeinginan untuk mendapatkan seorang lelaki dengan kriteria begini dan begitu untuk menjadi pendampingmu. Namun kenyataan berkata lain. Kamu dipertemukan dengan diriku. Pertemuan kita yang terjadi, itu adalah takdir. Takdir dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk kita.

Apakah takdir kita itu bagus dan baik, Sal?

Pertemuan kita lebih bagus, Sal. Itu yang harus kita yakini. Bukan karena atas dasar kalimat bijak yang kudapatkan dari film India yang kusebutkan di atas, tetapi karena salah satu landasan yang kita pegang sebagai seorang mu’min. Hadits. Berikut bunyi hadits yang terkait dengan takdir atau apapun yang terjadi pada diri kita.

“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu).

Sal, pertemuan dan kebersamaan kita adalah sesuatu yang baik. Sebab meskipun bukan sesuatu yang mungkin kita harapkan atau dambakan di masa lalu, tetapi merupakan sebuah episode kehidupan yang harus kita jalani. Lantas, bagaimana kita menjalaninya?

Dengan bersyukur dan bersabar.

Sal, aku dan dirimu pastilah memiliki kebaikan dan kelebihan. Sekecil apapun itu. Karenanya, masing-masing dar kita harus belajar untuk mensyukuri kondisi tersebut. Untuk apa? Tentunya agar kebaikan dan kelebihan yang merupakan nikmat itu akan ditambahkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Serta agar kebaikan dan kelebihan yang ada pada diri kita masing-masing dapat memiliki nilai lebih di dalam pandangan mata kita sehingga mampu untuk menghargai satu sama lain.

Sal, aku dan dirimu pastilah memiliki keburukan dan kekekurangan. Sekecil apapun itu. Karenanya, masing-masing dari kita harus belajar untuk bersabar atas kondisi tersebut. Untuk apa? Tentunya agar kita bisa menahan diri untuk tidak membesar-besarkan hal tersebut, memaklumi keadaan kelemahan masing-masing, dan belajar untuk memperbaikinya sedikit demi sedikit.

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa menamkan rasa syukur dan sabar ke dalam diri dan jiwa kita masing-masing, agar takdir yang sedang kita jalani ini berlangsung selamanya. Selama-lamanya. Di dunia dan di surga. Aamiin.


Tulisan Terkait Lainnya :

17 respons untuk ‘Sanam Teri Kasam

  1. winnaz September 6, 2016 / 09:11

    Sal akan sangat mengerti dengan takdir hidup itu, bahkan pembaca juga ikut mengevaluasi takdir yang sedang dijalaninya 🙂

    • jampang September 6, 2016 / 23:07

      😀
      Semoga aja bisa bermanfaat

  2. Dyah September 6, 2016 / 10:57

    Setiap manusia sudah memiliki jalan takdir masing-masing. Yang harus dilakukan adalah menyikapi sebaiknya mungkin dan mengambil pelajaran.

    Oh iya, buku sudah saya kirim hari ini… Semoga berkenan.

    • jampang September 6, 2016 / 23:06

      Betul sekali, mbak.
      Terima kasih kiriman bukunya.

  3. ayanapunya September 6, 2016 / 12:07

    quote-nya ini ngingetin saya sama film a walk to remember. yang “Tuhan punya rencana yang lebih baik dari yang kita punya”

    • jampang September 6, 2016 / 23:05

      Saya lupa pernah nonton film itu apa nggak 😀

      • ayanapunya September 8, 2016 / 10:17

        film lamaa. heu

  4. ysalma September 6, 2016 / 12:46

    Kewajiban manusia memang berusaha yang terbaik, takdir Tuhan yang tetapkan dan harus dijalani dengan ikhlas.

  5. herma1206 September 6, 2016 / 13:37

    Surat utk Sal semakin byk aja ya…hehe

    • jampang September 6, 2016 / 23:04

      Mungkin nanti mau dijadiin buku 😀

      • herma1206 September 7, 2016 / 11:35

        Sippp…mudah2an segera terlaksana, aamiin…

      • jampang September 8, 2016 / 04:48

        aamiin

  6. rizzaumami September 8, 2016 / 21:18

    Bersyukur dengan apa-apa yang kita terima sekarang, bersabar dengan apa yang kita lewati dulu.

Tinggalkan Balasan ke kang nur Batalkan balasan