“Ahhh!” teriaknya kaget sekaligus kesakitan.
Wajar. Aku baru saja melukainya. Meski tak lebar, namun cukup menjadi jalan keluar bagi beberapa tetes darah yang mengalir di dalam tubuhnya untuk merasakan dunia luar.
Rasakan! Itu pembalasanku atas semua perlakuanmu yang telah menyia-nyiakan diriku. Kau memang tak memerlukan kehadiranku setiap saat, tetapi membiarkanku tanpa sebuah perhatian adalah sesuatu yang menyakitkan.
Bagaiamanpun juga, aku memiliki perasaan.
Aku sadar. Perbuatanku tak akan memperbaiki hubungan kita. Bahkan sebaliknya. Aku sudah siap, jika kau akan mencampakkanku untuk selamanya. Itu lebih baik bagiku.
“Dasar silet sial!” ucapmu sambil melemparku ke tempat sampah di sudut kamar mandi.
Tulisan Terkait Lainnya :
Lho ini orang menyia-nyiakan silet?
Kira-kira begitu, mbak
Barang berbahaya jangan taruh sembarangan
Betul. Barang yg tidak berbahay jg jgn sembarangan, nanti jadi cepat rusak
Perasaan hari ini Sabtu…. Kenapa FF Kamis ya?
Tapi nggak masalah, yang penting isi tulisannya ngena
Saya ikut tantangan bikin FF yg hadir tiap kamis, mbak. Tp karena telat dapat idenya, makanya diposting bukan di hari kamis 😀
Oh iya. Bukunya sudah saya terima. Saya baru buka karena seminggu kemaren di luar kota
Alhamdulillah kalau sudah sampai. Selamat membaca
terima kasih, mbak
yah siletnya dibuang
Pertama nyimpannya sembarangan. Begitu luka, siletnya dibuang. Kira2 begitu, mbak
Hahaha, siletnya sudah tua sih ya 😛
Sudah karatan 😀
Tambah tahun FFmu semakin menarik bung.. Masih ingat saya?
terima kasih, mus.
sepertinya masih inget 😀
si kembar gimana kabarnya?
Alhamdulillah.. Sehat wal afiat dan mau punya adek baru lagi insyaallah
mantap!
semoga ibu dan bayinya sehat selalu